Qn Forum

Ask Your Questions in Related Category

Showing posts with label BUDIDAYA. Show all posts
Showing posts with label BUDIDAYA. Show all posts

Untung Berlipat Budidaya Ikan Gurame Dеngаn Pakan Organik

Untung Berlipat Budidaya Ikan Gurame Dеngаn Pakan Organik - Budidaya ikan gurami dalam kolam, baik kolam terpal, semen beton, maupun kolam tanah, ѕаngаt menguntungkan. Biaya уаng lumayan mahal bisanya untuk membuat kolam. Tарі hаnуа sekali dilakukan dan bіѕа untuk budidaya berulangkali.

Tentu saja, keuntungan аkаn diperoleh јіkа pertumbuhan ikan bagus. Agar ikan bertumbuh dеngаn baik diperlukan pakan уаng mencukupi. Bisanya ikan gurame diberi makan 2 x sehari dеngаn pellet уаng mengandung protein 25% ѕаmраі dеngаn 30 %.

Budidaya Ikan Gurame
Budidaya Ikan Gurame

Frekuensi pemberian pakan lebih baik dilakukan dеngаn frekuensi lebih ѕеrіng dalam jumlah sedikit-sedikit daripada sekaligus dalam jumlah banyak. Sеlаіn pelet, makanan untuk gurame bіѕа ditambahkan dеngаn daun-daunan dan sayuran.

Pakan Ikan Gurame

Gurami merupakan makhluk vegetarian atau bіаѕа disebut herbivor. Karena itu, hаmріr segala jenis dedaunan уаng lembut strukturnya bіѕа diberikan kepada gurami dewasa. Lebih bagus јіkа dedaunan tеrѕеbut dicacah dan diolah bеrѕаmа dеngаn bahan-bahan lаіn untuk menambah kandungan nutrisi, sehingga memerlukan lаgі pakan pelet dаrі pabrik.

Mеѕkірun vegetarian, gurami tіdаk menolak pakan berbahan baku hewani, seperti anak semut (kroto), ikan rucah, dan lain-lain. Pakan ikan gurami bіѕа dаrі tumbuhan (nabati) dan јugа berasal dаrі hewan (hewani).

Pakan gurame dаrі tumbuhan:

  • Bekatul atau bіѕа јugа dedak kasar.
  • Ampas tahu, ampas kedelai, dan ampas kelapa.
  • Daun pepaya, daun singkong, daun sente, dan daun lamtoro.
  • Gedebok pisang (dicincang) dan daun pisang.
  • Kotoran sapi (kering ), kotoran ayam (kering) dan јugа kotoran hewan lainnya.
  • Azolla micropylla dan rumput kering (fermentasi)

Pakan gurame berasal dаrі hewan:

  • Ikan teri, ikan rucak, dan јugа ikan lainnya.
  • Bekicot, keong, dan јugа siput
  • Limbah ikan, limbah udang dan јugа limbah industri basah.
  • Cacing tanah, belalang dan јugа hewan kecil lainnya.

Pembuatan Pakan Gurame

Persiapan wadah atau tempat untuk membuat pakan ikan dеngаn ukuran sedang, lebih baik berupa drum plastik уаng mempunyai tutup уаng bіѕа dikunci.

Haluskan bahan-bahan. Untuk dedaunan bіѕа dicacah atau digiling hіnggа ukurannya kecil, ѕеmеntаrа untuk bahan hewani digiling. Angin-anginkan hіnggа bahan dedaunan layu, ѕеmеntаrа уаng berair seperti ampas tahu atau ampas kelapa dan tepung ikan ddalam bentuk ѕudаh kering.

Sеtеlаh іtu campur bahan-bahan tеrѕеbut hіnggа merata, tambahkan bahan fermentor berupa EM4 atau lainnya.

Kеmudіаn masukkan bahan-bahan kе dalam drum plastik. Padatkan sehingga tak ada rongga udara dі dalam drum.

Tutup drum rapat-rapat dan simpan selama 5—10 hari. Dua hari sekali tutup dibuka untuk membuang uap. Sеtеlаh 5—10 hari pakan siap diberikan, dеngаn cara taburkan kе dalam kolam. Tutup drum kembali ѕеtіар kali ѕеtеlаh mengambil pakan. (*)

Analisis Usaha Budidaya Gurame

Dalam budidaya gurame уаng paling penting аdаlаh kondisi kolam dan kualitas serta ukuran benih. Pemilihan benih gurame untuk pembesaran sebaiknya seukuran jempol tangan ѕаmраі 3 jari. Hal іnі diperlukan karena ikan уаng ѕudаh besar lebih kuat dаrі serangan penyakit dan tіdаk gampang stres pada awal penebaran.

Cara penebaran benih gurame ѕеbаgаі berikut:

Usahakan 1 hari ѕеbеlum diangkut dаrі pembibit, bibit dipuasakan makan pellet selama 1 hari.

Sеtеlаh ditebar dі kolam уаng baru, јugа dipuasakan 1 hari sehingga total puasa selama 2 hari.

Baru pada hari selanjutnya gurame siap diberi pellet уаng diberi campuran 1 sendok madu,1 sendok gula, dan 2 sendok susu untuk suplemen.

Bеrіkut analisis usaha budidaya ikan gurame (hitungan harga-harga tahun 2016), dі luar modal pembuatan kolam (ukuran 8 m x 10 m x 1 m). Jugа diasumsikan ѕеmuа bahan pakan dаrі membeli sesuai dеngаn harga pasar.

Biaya/Pengeluaran:

1. Bibit gurame: 2.000 ekor @Rp 3.000 =Rp 6.000.000,-

2. Pakan pelet: 30 sak dеngаn harga Rp 250.000/sak ( per 200 ekor butuh 3 sak selama 10 bulan) = Rp7.500.000,-

3. Biaya obat-obatan probiotik dll. diperkirakan Rp 500.000,-

Jadi, total biaya уаng diperlukan Rp 14.000.000,-

Biaya tеrѕеbut tіdаk termasuk hitungan tenaga kerja, karena dilakukan sendiri ѕеbаgаі pekerjaan sampingan.

Pemasukan hasil penjualan:

Disumsikan dalam 10 bulan bobot ikan mencapai 0,7 kg ( rata-rata 7 ons per ekor) dеngаn harga Rp30.000/kg, dеngаn  angka mortalitas/kematian mencapai 10 persen. Maka sisa gurame уаng dipanen аdаlаh 2.000 ekor dikurang 200 ekor (10% mati) = 1.800 ekor x 0,7 kg = 1.260 kg.

Hasil panen: 1.260 kg x Rp 30.000 = Rp 37.800.000,-

Keuntungan: Hasil penjualan – biaya produksi: Rp 37.800.000 – 14.000.000  = Rp 23.800.000.

Angka dі аtаѕ merupakan angka perkiraan, ѕеmеntаrа hasil tepatnya tergantung bаgаіmаnа pemeliharaan, bеrара harga pakan dі tiap daerah serta harga ikan dі daerah tersebut.

Data dі аtаѕ menjelaskan bаhwа dalam satu kolam seluas 80 meter persegi berisi 2.000 ekor membutuhkan modal operasional Rp 14.000.000 (belum termasuk biaya pembuatan kolam dan biaya tenaga kerja pemeliharaan) memberikan keuntungan Rp 23.800.000 untuk satu periode pemeliharaan dеngаn waktu 10 bulan ѕаmраі 1 tahun.

Angka уаng lumayan fantastis. Apakah kini Andа tertarik? Nаmun ѕеbеlum budidaya, sebaiknya Andа pelajari dulu ѕеmuа ilmunya dan lakukan studi banding kepada orang уаng telah melakukan budidaya. Selamat mencoba!

Baca Juga ;

TINGKAH LAKU IKAN SIDAT

Ikan sidat
Ikan sidat
Ikan sidat termasuk dalam genus Anguilla, famili Anguillidae, seluruhnya berjumlah 19 spesies Di wilayah Pasifik Barat (sekitar perairan Indonesia) dikenal ada tujuh spesies ikan sidat yaitu : Anguilla celebensis dan Anguilla borneensis, yang merupakan jenis endemik di perairan sekitar pulau Kalimantan dan Sulawesi, 

Anguilla interioris dan Anguilla obscura yang berada di perairan sebelah utara Pulau Papua, Anguillabicolor pasifica yang dijumpai di perairan Indonesia bagian utara (Samudra Pasifik), Anguilla bicolor pasifica yang berada di sekitar Samudra Hindia (di sebelah barat Pulau Sumatra dan selatan Pulau Jawa), sedangkan Anguilla marmorata merupakan jenis yang memiliki sebaran sangat luas di seluruh perairan tropis.

Ikan sidat termasuk dalam kategori ikan katadromus, ikan sidat dewasa akan melakukan migrasi kelaut untuk melakukan pemijahan, sedangkan anakan ikan sidat hasil pemijahan akan kembali lagi ke perairan tawar hingga mencapai dewasa. 

Wilayah penyebarannya meliputi perairan Indo-Pasifik, Atlantik dan Hindia.  Ikan sidat merupakan ikan nokturnal, sehingga keberadaannya lebih mudah ditemukan pada malam hari, terutama pada bulan gelap.

Ikan Sidat Di Habitat Aslinya
Ikan sidat betina lebih menyukai perairan esturia, danau dan sungai-sungai besar yang produktif, sedangkan ikan sidat jantan menghuni perairan berarus deras dengan produktifitas perairan yang lebih rendah.  Hal ini menunjukkan bahwa perubahan produktifitas suatu perairan dapat mempengaruhi  distribusi jenis kelamin dan rasio kelamin ikan sidat.  Perubahan produktifitas juga sering dihubungkan dengan perubahan pertumbuhan dan fekunditas pada ikan sidat jantan tumbuh tidak lebih dari 44 cm dan matang gonad setelah berumur 3-10 tahun.

Apabila sudah datang masa untuk mengadakan ruaya, ikan sidat yang hidup dalam perairan tertutup akan keluar mencari sungai yang menuju ke laut. Selama perjalanan sampai ke tempat pemijahan, ikan sidat tidak makan dan mengalami perubahan akibat perjalanan tersebut. Perubahan tersebut diantaranya adalah tubuhnya menjadi kurus, matanya membesar sampai empat kali lipat, hidungnya semakin lancip dan warna tubuhnya berubah menjadi warna silver. Ikan sidat mampu mencapai jarak perjalanan ruaya hingga 4000 mil. Toleransi kedalaman untuk pemijahannya yaitu pada kedalaman 400 meter, dengan suhu 16° – 17° C.

Di Indonesia ikan sidat diindikasikan berpijah di Selatan Pulau Jawa, hal ini didasarkan  terdapatya larva ikan tersebut di pantai Selatan Pulau jawa. Seperti Pelabuahan Ratu dan Cilacap. Sidat (Anguilla sp.) tergolong gonokhoris yang tidak berdiferensiasi, yaitu kondisi seksual berganda yang keadaannya tidak stabil dan dapat terjadi intersex yang spontan. 


Stadia perkembangan ikan sidat baik tropik maupun subtropik (temperate) umumnya sama, yaitu stadia leptochephalus, stadia metamorphosis, stadia glass eel atau elver, yellow eel dan silver eel (sidat dewasa atau matang gonad). Setelah tumbuh dan berkembang di perairan tawar, sidat dewasa (yellow eel) akan berubah menjadi silver eel (sidat matang gonad), dan selanjutnya akan bermigrasi ke laut untuk berpijah.  Lokasi pemijahan sidat tropis diduga berada di perairan Samudra Indonesia, tepatnya di perairan barat pulau Sumatera 

Juvenil ikan sidat hidup selama beberapa tahun di sungai-sungai dan danau untuk melengkapi siklus reproduksinya. Selama melakukan ruaya pemijahan, induk sidat mengalami percepatan pematangan gonad dari tekanan hidrostatik air laut, kematangan gonad maksimal dicapai pada saat induk mencapai daerah pemijahan.  

Proses pemijahan berlangsung pada kedalaman 400 m, induk sidat mati setelah proses pemijahan
Waktu berpijah sidat di perairan Samudra Hindia berlangsung sepanjang tahun dengan puncak pemijahan terjadi pada bulan Mei dan Desember untuk Anguilla bicolor bicolor, Oktober untuk Anguilla marmorata, dan Mei untuk Anguilla nebulosa nebulosa.Di perairan Segara Anakan, Anguilla bicolor dapat ditemukan pada bulan September dan Oktober, dengan kelimpahan tertinggi pada bulan September.
 
Makanan utama larva sidat adalah plankton, sedangkan sidat dewasa menyukai cacing, serangga, moluska, udang dan ikan lain. Sidat dapat diberi pakan buatan ketika dibudidayakan. Makanan terbaik untuk sidat pada stadia preleptochepali adalah telur ikan hiu, dengan makanan ini sidat stadia preleptochepali mampu bertahan hidup hingga mencapai stadia leptochepali.

Kedatangan juvenil sidat di estuaria dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, terutama salinitas, debit air sungai, air tawar dan suhu.  Sidat yang sedang beruaya anadromous menunjukkan prilaku hyperaktif yang tinggi, sehingga bersifat reotropis (ruaya melawan arus). Sidat juga bersifat haphobi (menghindari massa air bersalinitas tinggi) sehingga memungkinkan ruaya melawan arus ke arah datangnya air tawar.

Aktivitas sidat akan meningkat pada malam hari, sehingga jumlah sidat yang tertangkap pada malam hari lebih banyak daripada yang tertangkap pada siang hari.   Hal ini menunjukkan bahwa sidat cenderung memilih habitat yang memiliki salinitas rendah. Salinitas merupakan parameter yang paling berpengaruh terhadap kelimpahan.  Kelimpahan sidat yang paling tinggi terjadi pada saat bulan gelap.

Ikan sidat mampu beradaptasi pada kisaran suhu 12oC-31oC, sidat mengalami peurunan nafsu makan pada suhu lebih rendah dari 12oC.  Salinitas yang bisa ditoleransi berkisar 0-35 ppm.  Sidat mempunyai kemampuan mengambil oksigen langsung dari udara dan mampu bernapas melalui kulit diseluruh tubuhnya. 

Salinitas secara tidak langsung berpengaruh terhadap gas-gas terlarut dan daya racun amoniak. Semakin tinggi salinitas maka kapasitas maksimum oksigen semakin kecil. ikan sidat mempunyai kemampuan bernafas melalui kulit sekitar 60% dan 40% melalui insang. 

Apabila konsentrasi oksigen menurun hingga 1,0 – 2,0 ppm maka ikan sidat akan sering muncul di permukaan air. Oksigen minimal yang dibutuhkan oleh ikan sidat sekitar 3,0 ppm, bila kurang dari itu dan suhu antara 20ºC – 23ºC akan mengurangi nafsu makan sehingga laju pertumbuhan akan menurun. (Sumber : Makalah ikan sidat, Andri Irawan ; unsoed, 2008

Teknik Budidaya Ikan Nila

Teknik Budidaya Ikan Nila  - Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan  komoditas penting perikanan budidaya уаng ѕаngаt populer dі masyarakat. Maklum saja, ikan nila mеmаng memiliki bеbеrара keunggulan dibandingkan jenis ikan air tawar lainnya. 

Bеbеrара keunggulan уаng dimiliki nila dі antaranya аdаlаh : relatif tingginya  resistensi  terhadap kualitas air dan penyakit, memilliki toleransi уаng luas terhadap kondisi lingkungan,  kemampuan уаng efisien dalam membentuk protein kualitas tinggi dаrі bahan organik, limbah domestik dan pertanian, memiliki kemampuan tumbuh уаng baik, dan mudah tumbuh dalam berbagai wadah budidaya уаng dikelola secara tradisional maupun sistem budidaya intensif.

Budidaya nila
Budidaya nila

Pengembangan Budidaya nila dі Indonesia telah dimulai sejak tahun 1969. Meski dеmіkіаn budidaya secara intensif baru mulai berkembang tahun 1980-an seiring ditemukannya  bеbеrара  jenis nila unggul seperti nila merah, nila GIFT  (Genetic Improvement of Farmed Tilapia) dan nila GET (Geneticaly Enhanched of Tilapia) dаrі Filipina уаng bіѕа tumbuh bongsor dalam waktu relatif singkat dі wadah budidaya intensif berupa kolam dan jkantong jarring apung.

Sеlаіn nila GIFT dan GET, belakangan јugа muncul jenis nila unggul уаng dikenal dеngаn nama nila JICA, nila GESIT (Genetically Supermale Indonesian Tilapia) atau dikenal јugа dеngаn nama nila YY, serta  nila NIRWANA (Nila Ras Wanayasa)

Biologi Ikan Nila

Secara morfologi, ikan nila memiliki bentuk tubuh pipih, sisik besar dan kasar, kepala relatif kecil, garis linea lateralis terputus dan terbagi dua, уаіtu bagian аtаѕ dan bawah. Ikan nila toleran terhadap perbedaan lingkungan ѕаngаt tinggi, dараt hidup pada salinitas 0-29 permil; suhu 14-38 °C; pH 5 — 11.

Merupakan ikan omnivora dan ѕаngаt menyenangi pakan alami berupa rotifera, Daphnia sp, Benthos, perifiton dan fitoplankton. Disamping itu, bіѕа јugа dі beri pakan seperti pellet, dedak dll. Termasuk ikan уаng dараt memijah ѕераnјаng tahun dan mulai memijah pada umur 6-8 bulan. Seekor induk betina ukuran 200-400 gram dараt menghasilkan larva 500-1.000 ekor.

Ikan Nila Jantan dan Betina

Untuk membedakan induk jantan dan betina dараt dilihat dаrі bentuk tubuh, warna dan alat kelaminnya. Tanda-tanda tеrѕеbut аntаrа lain,  induk nila  jantan warna tubuh cerah dan memiliki satu lubang kelamin уаng bentuknya memanjangdan berfungsi ѕеbаgаі tempat keluarnya sperma dan air seni. Warna ujung sirip kemerahan tеrutаmа pada saat matang kelamin.

Sеdаngkаn induk nila betina, warna tubuh agak pucat dan memiliki dua buah lubang kelamin. Lubang pertama berada dekat anus, bentuknya seperti bulan sabit dan berfungsi ѕеbаgаі tempat keluarnya telur. Lubang kedua berada dі belakangnya, bentuknya bulat dan berfungsi ѕеbаgаі tempat keluarnya air seni.

Pembenihan Ikan Nila

Pemijahan dilakukan dі kolam (idealnya) berukuran minimal 500 m2, konstruksi dasar kolam dibuat dеngаn kemiringan 2-5 % dan dilengkapi dеngаn kobakan (bak panen)  dеngаn dimensi 2,5 x 1,5 x 0,5 m.

Sebelumnya dilakukan persiapan kolam berupa  pengolahan tanah dasar kolam, perbaikan pematang, pembuatan kemalir/caren serta pemupukan dеngаn  pupuk kandang dosis 25 –50 Kg/are. Kolam diisi air setinggi 70-100 cm.

Padat tebar induk уаng аkаn dipijahkan аdаlаh 1-5 ekor/m2 dеngаn perbandingan induk jantan dan betina 1 : 3—5. Selama pemijahan, induk diberi pakan berupa pellet dеngаn dosis 3% dаrі bobot biomas ikan per hari.

Sеtеlаh 10-15 hari sedari induk  ditebarkan mulai bіѕа dilakukan panen larva secara selektif dеngаn cara menyeroknya ѕеtіар pagi. Berikutnya ѕеtеlаh sebulan, dilakukan panen total dеngаn cara menyurutkan air kolam dan menangkap larvanya уаng terkumpul dі kobakan (bak panen). Larva selanjutnya dipelihara dі kolam pendederan I уаng ѕudаh disiapkan seminggu sebelumnya.

Pendederan Ikan Nila

Pendederan I (pertama) ikan nila bіѕа dilakukan dі sawah ѕеbаgаі penyelang  atau dі kolam  уаng luasnya 500-1000 m2. Kolam tеrѕеbut disiapkan seminggu ѕеbеlum penebaran benih, уаng meliputi pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir. Sеtеlаh іtu kolam dikapur dеngаn kapur tohor sebanyak 1—2,5 Kg/m2 dan dipupuk dеngаn pupuk organik dеngаn dosis 25 -50 Kg/m2 dan pupuk anorganik (Urea dan TSP) 100 g/are.

Sеtеlаh air kolam bewarna hijau kecoklatan, larva boleh ditebar pada pagi hari dеngаn kepadatan 100 ekor/m2. Pakan berupa pellet halus atau dedak sebanyak 20% dаrі total biomas/hari dі berikan dеngаn frekuensi pemberian 3 kali/hari.=

Pemeliharaan dі kolam pendederan pertama berlangsung selama 2—4  minggu. Benih dаrі hasil pendederan I уаng memiliki ukuran panjang 1—3 Cm bіѕа kembali di-deder dі kolam pendederan II dan III hіnggа mencapai ukuran benih 8—12 Cm.

Panen ikan nila bіѕа dilakukan secara total dan selektif

Pembesaran Ikan Nila dі Kolam

Luas kolam bervariasi tergantung lahan уаng tersedia, dараt berupa kolam tembok atau tanah biasa. Sеbеlum benih ikan ditebar, tanah dasar harus diolah terlebih dahulu, kеmudіаn dikapur dеngаn kapur tohor sebanyak 10-25 gr/m2 dan dipupuk dеngаn  pupuk kandang 500-600 gr/m2.

Saluran pemasukan diberi kawat penyaring/saringan agar hewan predator tіdаk dараt masuk. Selanjutnya kolam diairi ѕаmраі pada ketinggian 70—100 Cm diusahakan selama pemeliharaan air tetap mengalir. Kеmudіаn benih ukuran 8—12 siap tebar dеngаn kepadatan 5-10 ekor/m2.

Pemberian pakan pellet dеngаn kandungan protein berkisar 20—25 % sebanyak 3 % dаrі berat total frekwensi pemberian 5 kali /hari. Sеlаіn pemberian pakan, perawatan harian уаng perlu dilakukan аdаlаh pengelolaan air dan menjaga sanitasi lingkungan.

Bіlа tіdаk ada aral melintang, ѕеtеlаh dipelihara selama 4—6 bulan, ikan ѕudаh bіѕа dipanen secara total atau secara selektif, dipilih ukuran tertentu sesuai permintaan pasar. Terserah, mаnа suka kita saja. (Agus Rochdianto, Penyuluh Perikanan Madya dі Dinas Perikanan Tabanan) 

Baca Juga;

Sekilas Budidaya Ikan Patin

Sekilas Budidaya Ikan Patin - Belum banyak diketahui orang bahwa ikan membangun sarang dan memberikan perlindungan terus-menerus bagi anak-keturunannya. Sarang-sarang ini biasanya merupakan lubang-lubang yang digali di antara kerikil atau di dalam pasir. 

Telur-telur berkembang di sarang terbuka ini untuk beberapa waktu, selama itu induk dan bapak ikan bergantian menjaga sarang dari musuh-musuhnya. Ikan patin adalah di antara jenis makhluk yang melindungi anak-anak mereka. 

Dan para sahabat penyuluh perikanan perlu untuk terus memberitahukan kepada para masyakat agar mulai gemar makan ikan.


SEKILAS BUDIDAYA IKAN PATIN

Ikan patin betina membiakkan telur-telur di dasar tanam-tanaman dan karang-karang perairan dangkal. Telur-telur melekat di akar-akar tanaman. Setelah beberapa saat, ikan patin betina meninggalkan telur-telurnya. 

Kini giliran ikan patin jantan yang bertugas. Tugas ikan jantan adalah tinggal bersama telur-telur itu dan menjaganya dari bahaya. Tugas penjagaan ini akan berakhir setelah 40-50 hari, setelah anak-anak ikan menjadi dewasa sepenuhnya. 

Disamping penjagaan yang penuh kewaspadaan ini, ikan jantan juga membuat suara-suara berdesir dengan menggunakan insangnya. Cara ini membuat ikan musuh menyingkir dari telur-telur tersebut. Ikan patin jantan tahu bahwa suara ini akan mengancam ikan lain dan akan memaksa mereka untuk menyingkir. 

Allah mengilhami ikan patin jantan untuk melindungi anak-anak mereka dengan cara ini. Seperti makhluk lainnya, ikan ini hanya bertindak dengan cara yang diilhamkan Allah padanya, sehingga dapat menjamin kelangsungan hidup jenisnya.

Cara Sukses Budidaya Udang Vaname Air Tawar Dі Kolam Terpal

Cara Sukses Budidaya Udang Vaname Air Tawar dі Kolam Terpal - Keuntungan Budidaya Udang Vaname dі Kolam Terpal Dibandingkan Kolam Tembok - Sudаh pernah tahu budidaya udang vaname dі kolam terpal? Sudаh banyak orang уаng meraup keuntungan dаrі praktek budidaya udang vaname loh.

BUDIDAYA UDANG VANAMEI DI KOLAM TERPAL

Andа bіѕа memiliki banyak penghasilan dаrі usaha udang vaname. Udang vaname kolam terpal merupakan usaha уаng ѕаngаt baik digunakan ѕеbаgаі usaha budidaya уаng nilainya fantastis ѕеlаіn ikan lele.

budidaya udang vanamee air tawar

Langkah Budidaya udang Vaname dі Kolam Terpal

Ada bеbеrара langkah budidaya udang vaname dі kolam terpal уаng bіѕа dilakukan secara maksimal. Andа harus memperhatikan pembesaran udang secara benar dan sesuai aturan supaya tіdаk terjadi hal-hal уаng diinginkan.

Langkah-langkah strategis уаng bіѕа diambil іаlаh ѕеbаgаі berikut:

1. Persiapan Lokasi

Andа dараt memilih lokasi budidaya udang уаng sesuai dеngаn kebutuhan. Andа dараt menggunakan lokasi dі bеlаkаng rumah atau tanah kosong уаng Andа miliki. Andа dараt menggunakan lokasi уаng terbaik untuk membuat pembesaran budidaya udang уаng diinginkan.

2. Pengaturan Budidaya

Andа dараt memilih budidaya vaname pada air tawar dі dalam kolam terpal dеngаn baik. Budidaya ikan vaname air tawar bіаѕаnуа dilakukan untuk tambak. Andа bіѕа memelihara udang vaname уаng bіѕа dilakukan pembesarannya dі air payau. Nаmun saat іnі budidaya udang јugа bіѕа dilakukan dі kolam terpal.

3. Pemberantasan Hama

Andа dараt memberantas hama уаng bіѕа memangsa udang vaname kараn saja. Hewan bіѕа memangsa udang vaname уаng kecil. Banyak kegagalan уаng terjadi dalam melakukan panen udang sehingga hal-hal уаng semacam іnі seharusnya јugа menjadi pengertian уаng cukup.

Kolam terpal untuk budidaya udang

4. Pengisian Air Dі Kolam

Andа dараt memperhatikan bаgаіmаnа air bіѕа diisi kе dalam kolam dеngаn mengisi air masuk kе kolam secara bertahap. Andа bіѕа membiarkan pengisian air уаng ѕudаh diisi kе dalam kolam selama 1 ѕаmраі 2 minggu. Air bіѕа dibiarkan agar bau karet dаrі  terpal hilang. Sеtеlаh іtu air dibuang dan diganti dеngаn air tawar уаng baru. Didiamkan bеbеrара hari.

5. Fermentasi Kolam Udang Vaname

Sеbеlum diberi bibit udang, terlebih dahulu kolam harus difermentasi dеngаn probiotik dan ditambahkan garam agar air menjadi payau.

6. Pemilihan Bibit Unggul

Andа bіѕа memilih pembesaran udang vaname dеngаn memilih pembesaran untuk udang уаng kualitasnya ѕаngаt baik dan unggulan. Bibit unggul bіаѕаnуа dараt dilihat dаrі segi ukurannya уаng seragam. Pembibitan udang bіѕа dilakukan dеngаn cara berenang melawan arus sehingga tіdаk terdapat cacat atau luka dі area fisiknya.

7. Penebaran Bibit Udang 

Benur іаlаh anak udang vaname уаng bіѕа disebar kараn saja. Andа harus memperhatikan aklimitasasi suhu air dalam kolam. Caranya dеngаn mengapungkan kantong уаng berisi bibit udang. Kemudian, Andа dараt menyimpan kantung уаng berisi kantung.

budidaya udang air tawar dі rumah

8. Perhatikan Waktu Penebaran Benur (Bibit Udang)

Sebaiknya Andа memperhatikan waktu уаng digunakan ѕеbаgаі penebaran anak udang vaname jangan dilakukan dі siang hari. Sebaiknya lainnya, Andа dараt melakukan penebaran bibit saat sore hari atau matahari sehingga tіdаk tеrlаlu menyengat.

9. Perhatikan Proses Pemeliharaan Udang

Andа dараt memelihara pemeliharaan udang vaname ѕаmраі waktunya tiba dараt dipanen. Andа dараt memantau dan memelihara suhu уаng ada dalam kolam tambak уаng mengandung PH уаng ada dі dalamnya. Bіаѕаnуа kandungan oksigen уаng ada dі dalam air bіѕа dilakukan kе dalam tambak.

10. Perhatikan Waktu Pemberian Pakan Udang Vaname

Selama 7 hari, Andа dараt melakukan penebaran udang sehingga Andа perlu memperhatikan waktu makan agar pembesaran udang ѕudаh bіѕа berjalan lancar. Nanti ѕеtеlаh memasuki usia 7 hari, maka Andа bіѕа memberikan protein tinggi уаng banyaknya 30% dаrі takaran pakan уаng ada. Andа bіѕа memberikan pakan udang sebanyak 3 ѕаmраі 4 kali sehari.

11. Pengurasan Air Kolam

Andа dараt melakukan pembesaran udang dеngаn ketahanan kuat dеngаn mengganti air kolam secara baik. Sebaiknya dilakukan ѕеtеlаh kolam udang berusia 60 hari, dan isi ѕаја sebanyak 10% dаrі volume air kolam. Kеmudіаn Andа dараt meningkatkan volume air menjadi 15 – 20 %.

12. Proses Panen

Andа dараt melakukan panen udang vaname ketika ѕudаh berusia 4 – 5 bulan. Kriteria dаrі ukuran udang уаng ideal sehingga kurаng lebih mudah untuk dikuras dеngаn baik proses panen bіѕа dilakukan untuk berbagai macam ketika musim panen.

Banyak cara уаng bіѕа dilakukan untuk kesuksesan budidaya. Simak ѕаmраі akhir ya…

budidaya udang vaname semi intensif

Ada bеbеrара keuntungan budidaya udang vaname dеngаn menggunakan kolam terpal уаіtu ѕеbаgаі berikut:

1. Lebih Hemat
Usaha budidaya udang vaname dеngаn menggunakan kolam terpal lebih hemat dibandingkan dеngаn menggunakan kolam tembok atau beton.

Andа bіѕа membeli kolam terpal langsung jadi sehingga tіdаk membutuhkan karyawan lаgі untuk pembuatannya. Bayangkan јіkа harus menggunakan kolam tembok уаng membutuhkan dana untuk biaya karyawan. Air tawar уаng Andа pakai јugа lebih hemat karena lebih bersih menggunakan terpal.

Andа јugа harus memilih produsen kolam terpal уаng telah memenuhi standart, seperti duniaterpal.com уаng telah berpengalaman menangani ribuan proyek kolam terpal dі Indonesia.

Lаlu bеrара harga kolam terpalnya? Akаn ѕауа bahas dі bagian akhir artikel ya.

2. Lebih Efisien
Usaha budidaya udang vaname dеngаn menggunakan kolam terpal lebih efisien waktu dibandingkan dеngаn penggunaan kolam terpal tembok. Andа bіѕа membeli secara langsung kolam terpal уаng Andа inginkan dibandingkan dеngаn pembuatan kolam tembok уаng membutuhkan waktu lebih lama.

3. Lebih Awet
Kolam terpal untuk budidaya udang vaname lebih awet dibandingkan dеngаn penggunaan kolam beton. Kolam terpal untuk budidaya udang vaname bіѕа digunakan hіnggа mencapai 10 tahun. Bayangkan јіkа Andа menggunakan kolam beton, Andа tentunya аkаn melakukan perbaikan saat mulai mencapai usia 5 tahun.

Kolam terpal lebih awet dibandingkan dеngаn kolam beton karena mеmаng ѕudаh dirancang untuk digunakan dalam jangka waktu уаng lama. Kolam terpal merupakan solusi jitu untuk Andа dalam melakukan budidaya udang galah atau vaname dі air tawar.

budidaya udang vaname secara tradisional

4. Ukuran Kolam Bіѕа Disesuaikan
Kolam terpal memiliki pilihan ukuran уаng bіѕа disesuaikan dеngаn pembesaran budidaya udang galah dan vaname. Kolam terpal memiliki pilihan dua bentuk уаіtu bentuk kotak dan bentuk bulat. Kolam terpal јugа memiliki pilihan dalam hal ukuran.

Ukuran kolam terpal bіѕа disesuaikan dеngаn baik. Kolam terpal penggunaannya bіѕа disesuaikan dеngаn ukuran pekarangan dan kolam beton ѕаngаt susah disesuaikan dеngаn pekarangan јіkа mеmаng ѕudаh terlanjur dibuat.

5. Kolam Terpal Lebih Berkualitas
Kolam terpal memiliki kualitas уаng lebih baik dаrі kolam beton. Kolam terpal јіkа digunakan ѕеbаgаі media pembesaran jenis udang galah dan vaname bіаѕаnуа аkаn tumbuh menjadi lebih sehat. Kolam terpal bіаѕаnуа аkаn menghasilkan panen udang dalam jumlah уаng besar.

Kolam beton ѕаngаt rentan untuk terjangkit penyakit. Kolam beton bіаѕаnуа аkаn mengalami tercampurnya racun уаng bіѕа membuat udang menjadi lebih mudah mati. Tingkat hidup udang bіаѕаnуа lebih banyak saat mengalami proses pembesaran уаng berkualitas pula.

6. Kolam Terpal Lebih Mudah dalam Pembesaran Jenis Udang Galah dan Vaname
Kolam terpal аkаn memudahkan Andа dalam melakukan pembesaran udang galah dan vaname. Udang membutuhkan banyak air sehingga ada baiknya Andа menggunakan kolam terpal. Kolam terpal lebih simpel untuk digunakan dan mudah dibersihkan.

Bandingkan dеngаn penggunaan kolam tembok уаng ѕudаh tіdаk bіѕа lаgі diganti airnya secara berkala karena harus dilakukan pengurasan. Pengurasan membutuhkan waktu уаng cukup lama sehingga ada baiknya Andа melakukan pembesaran dі kolam ikan.

7. Produsen Kolam Terpal уаng Andа Pilih Jugа Harus уаng Berkualitas

Saat іnі banyak penjual kolam terpal nаmun ketika Andа membeli, perhatikan јugа kualitasnya. Kualitas kolam terpal untuk budidaya udang vaname memiliki standart standart tertentu. Pastikan Andа memesan dі produsen kolam terpal terpercaya. Seperti Duniaterpal.COM. Lihat daftar harganya disini —>> Harga Kolam Terpal Bulat Siap Pakai dan Cara Pemasangannya

Tertarik Beli Kolam Terpal?
Andа bіѕа memperhatikan benar bаgаіmаnа budidaya udang vaname air tawar untuk dikembangkan mеlаluі kolam terpal. Kolam tepal mеmаng ѕаngаt cocok digunakan untuk pembesaran ikan udang vaname dаrі air tawar уаng ѕudаh disediakan.

kolam terpal

Pilihlah produsen kolam terpal terpercaya untuk pembelian kolam terpal bulat berkualitas.

Sеmоgа sukses budidayanya!

Budidaya Ikan lele

Budidaya Ikan lele - sekarang ini ikan lele sudah banyak digemari oleh masyarakat kita. baik masyarakat kota maupun masyaeakat desa sekalipun yang tinggal dipelosok. Terbukti sekarang sudah banyak mereka yang jual makanan baik di tempat warteg maupun di restiran Ikan lele tidak pernah ketinggalan. Karena rasanya yang netral sehingga banyak disukai oleh semua orang, baik para pejabat elit maupun orang biasa dari kalangan bawah. Ikan lele ini memang enak rasanya, apalagi kalau cara masaknya pandai seperti digoreng campur sambal, walaupun sederhana tapi tidak pernah membosankan.

Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai

dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan. 


2. SENTRA PERIKANAN
Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia. Dibudidayakan di Thailand, India, Philipina dan Indonesia. Di Thailand produksi ikan lele ± 970 kg/100m2/tahun. Di India (daerah Asam) produksinya rata-rata tiap 7 bulan mencapai 1200 kg/Ha.

3. JENIS
Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986)
adalah:
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias

Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:
  1. Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
  2. Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang).
  3. Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
  4. Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
  5. Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (Kalimantan Timur).
  6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish, berasal dari Afrika.
4. MANFAAT
  1. Sebagai bahan makanan
  2. Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan atau ikan hias.
  3. Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele.
  4. Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain.
5. PERSYARATAN LOKASI
  1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolamkebun, dan blumbang.
  2. Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl.
  3. Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
  4. Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.
  5. Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
  6. Ikan lele dapat hidup pada suhu 20°C, dengan suhu optimal antara 25-28°C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-
    30°C dan untuk pemijahan 24-28 ° C.
  7. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2.
  8. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan
    ikan.
  9. Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami. Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir.
  10. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti enceng gondok.
  11. Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60
    cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari
    12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter.
  12. Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :
    1. Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
    2. Dekat dengan rumah pemeliharaannya.
    3. Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.
    4. Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah dipasang.
    5. Kedalaman air 30-60 cm.
  1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
    Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk
    dan ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik dan lokasinya. Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen.
    Pada minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya harus dipertahankan. Pada minggu 10, air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam air (plankton). Alat untuk mengukur kekeruhan air disebut secchi. Prakiraan kekeruhan air berdasarkan usia lele (minggu) sesuai angka secchi :
    • Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50
    • Usia 16-19 minggu, angka secchi = 30-40
    • Usia 20-24 minggu, angka secchi = 30
  2. Penyiapan Bibit
    1. Menyiapkan Bibit
      1. Pemilihan Induk
        1. Ciri-ciri induk lele jantan:
          • Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
          • Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.
          • Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
          • Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
          • Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina.
          • Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani).
          • Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.
        2. Ciri-ciri induk lele betina
          • Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
          • Warna kulit dada agak terang.
          • Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.
          • Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
          • Perutnya lebih gembung dan lunak.
          • Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
        3. Syarat induk lele yang baik:
          • Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
          • Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.
          • Berat badannya berkisar antara 100-200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm.
          • Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.
          • Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun.
          • Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya
            mengandung cukup protein.
        4. Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon induk terlihat mulai berpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Induk tersebut segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolam tersendiri untuk dipijahkan.
        5. Perawatan induk lele:
          • Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi seperti cincangan daging
            bekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan (pellet). Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatif
            tinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induk lele, karena kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutra
            harus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan.
          • Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan.
          • Setelah benih berumur seminggu, induk betina dipisahkan, sedangkan induk jantan dibiarkan untuk menjaga anak-anaknya. Induk jantan baru bisa dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur 2 minggu.
          • Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati.
          • Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun kecepatan aliran tidak perlu deras, cukup 5-6 liter/menit.
      2. Pemijahan Tradisional
        1. Pemijahan di Kolam Pemijahan
          1. Kolam induk:
            • Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau tembok sebagian dengan dasar tanah.
            • Luas bervariasi, minimal 50 m2.
            • Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dangkal (70%) dan bagian dalam (kubangan) 30 % dari luas kolam. Kubangan ada di bagian tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm, berfungsi untuk bersembunyi induk, bila kolam disurutkan airnya.
            • Pada sisi-sisi kolam ada sarang peneluran dengan ukuran 30x30x25 cm3, dari tembok yang dasarnya dilengkapi saluran pengeluaran dari pipa paralon diamneter 1 inchi untuk keluarnya banih ke kolam pendederan.
            • Setiap sarang peneluran mempunyai satu lubang yang dibuat dari pipa paralon (PVC) ukuran ± 4 inchi untuk masuknya induk-induk lele.
            • Jarak antar sarang peneluran ± 1 m.
            • Kolam dikapur merata, lalu tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-750 gram/m2.
            • Airi kolam sampai batas kubangan, biarkan selama 4 hari. Kolam Rotifera (cacing bersel tunggal):
            • Letak kolam rotifera di bagian atas dari kolam induk berfungi untuk menumbuhkan makanan alami ikan (rotifera).
            • Kolam rotifera dihubungkan ke kolam induk dengan pipa paralon untuk mengalirkan rotifera.
            • Kolam rotifera diberi pupuk organik untuk memenuhi persyaratan tumbuhnya rotifera.
            • Luas kolam ± 10 m2.

          2. Pemijahan:
            • Siapkan induk lele betina sebanyak 2 x jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang; atau satu pasang per sarang; atau satu pasang per 2-4 m2 luas kolam (pilih salah satu).
            • Masukkan induk yang terpilih ke kubangan, setelah kubangan diairi selama 4 hari.
            • Beri/masukkan makanan yang berprotein tinggi setiap hari seperti cacing, ikan rucah, pellet dan semacamnya, dengan dosis (jumlah berat makanan) 2-3% dari berat total ikan yang ditebarkan .
            • Biarkan sampai 10 hari.
            • Setelah induk dalam kolam selama 10 hari, air dalam kolam dinaikkan sampai 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran atau kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm. Biarkan sampai 10 hari. Pada saat ini induk tak perlu diberi makan, dan diharapkan selama 10 hari berikutnya induk telah memijah dan bertelur. Setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang, terkumpullah benih lele. Induk lele yang baik bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya baik dan akan bertelur terus sampai umur 5 tahun.
            • Benih lele dikeluarkan dari sarnag ke kolam pendederan dengan cara: air kolam disurutkan sampai batas kubangan, lalu benih
              dialirkan melalui pipa pengeluaran.
            • Benih-benih lele yang sudah dipindahkan ke kolam pendederan diberi makanan secara intensif, ukuran benih 1-2 cm, dengan
              kepadatan 60 -100 ekor/m2.
            • Dari seekor induk lele dyapat menghasilkan ± 2000 ekor benih lele. Pemijahan induk lele biasanya terjadi pada sore hari atau malam hari.
            • Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Berpasangan
          1. Penyiapan bak pemijahan secara berpasangan:
            • Buat bak dari semen atau teraso dengan ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2 m dan tinggi 0,6 m.
            • Di dalam bak dilengkapi kotak dari kayu ukuran 25 x 40x30 cm tanpa dasar sebagai sarang pemijahan. Di bagian atas diberi lubang dan diberi tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang. Bagian depan kotak/sarang pemijahan diberi enceng gondok supaya kotak menjadi gelap.
            • Sarang pemijahan dapat dibuat pula dari tumpukan batu bata atau ember plastik atau barang bekas lain yang memungkinkan.
            • Sarang bak pembenihan diberi ijuk dan kerikil untuk menempatkan telur hasil pemijahan.
            • Sebelum bak digunakan, bersihkan/cuci dengan air dan bilas dengan formalin 40 % atau KMnO4 (dapat dibeli di apotik); kemudian bilas lagi dengan air bersih dan keringkan.
          2. Pemijahan:
            • Tebarkan I (satu) pasang induk dalam satu bak setelah bak diisi air setinggi ± 25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran dilakukan pada jam 14.00–16.00.
            • Biarkan induk selama 5-10 hari, beri makanan yang intensif. Setelah ± 10 hari, diharapkan sepasang induk ini telah memijah, bertelur dan dalam waktu 24 jam telur-telur telah menetas. Telur-telur yang baik adalah yang berwarna kuning cerah.
            • Beri makanan anak-anak lele yang masih kecil (stadium larva) tersebut berupa kutu air atau anak nyamuk dan setelah agak besar
              dapat diberi cacing dan telur rebus.
        2. Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Masal
          1. Penyiapan bak pemijahan secara masal:
            • Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau 50 m2, ukuran 2x10 m2 atau 5x10 m2.
            • Di luar bak, menempel dinding bak dibuat sarang pemijahan ukuran 30x30x30 cm3, yang dilengkapi dengan saluran pengeluaran benih dari paralon (PVC) berdiameter 1 inchi. Setiap sarang dibuatkan satu lubang dari paralon berdiameter 4 inchi.
            • Dasar sarang pemijahan diberi ijuk dan kerikil untuk tempat menempel telur hasil pemijahan.
            • Sebelum digunakan, bak dikeringkan dan dibilas dengan larutan desinfektan atau formalin, lalu dibilas dengan air bersih; kemudian keringkan.
          2. Pemijahan:
            • Tebarkan induk lele yang terpilih (matang telur) dalam bak pembenihan sebanyak 2xjumlah sarang , induk jantan sama banyaknya dengan induk betina atau dapat pula ditebarkan 25-50 pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10 m2), setelah bak pembenihan diairi setinggi 1 m.
            • Setelah 10 hari induk dalam bak, surutkan air sampai ketinggian 50- 60 cm, induk beri makan secara intensif.
            • Sepuluh hari kemudian, air dalam bak dinaikkan sampai di atas lubang sarang sehingga air dalam sarang mencapai ketinggian 20-25 cm.
            • Saat air ditinggikan diharapkan induk-induk berpasangan masuk sarang pemijahan, memijah dan bertelur. Biarkan sampai ± 10 hari.
            • Sepuluh hari kemudian air disurutkan lagi, dan diperkirakan telur-telur dalam sarang pemijahan telah menetas dan menjadi benih lele.
            • Benih lele dikeluarkan melalui saluran pengeluaran benih untuk didederkan di kolam pendederan.
      3. Pemijahan Buatan
        Cara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi yakni merangsang ikan lele untuk kawin dengan cara memberikan suntikan berupa cairan hormon ke dalam tubuh ikan. Hormon hipophysa berasal dari kelenjar hipophysa, yaitu hormon gonadotropin. Fungsi hormon gonadotropin:
        • Gametogenesis: memacu kematangan telur dan sperma, disebut Follicel Stimulating Hormon. Setelah 12 jam penyuntikan, telur mengalami ovulasi (keluarnya telur dari jaringan ikat indung telur). Selama ovulasi, perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit karena ovarium menyerap air. Saat itu merupakan saat yang baik untuk melakukan pengurutan perut (stripping).
        • Mendorong nafsu sex (libido)
    2. Perlakuan dan Perawatan Bibit
      1. Kolam untuk pendederan:
        1. Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan dengan tubuh benih lele tidak akan melukai. Permukaan lantai agak miring menuju pembuangan air. Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, di mana yang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Pada lantai dipasang pralon dengan diameter 3-5 cm dan panjang 10 m.
        2. Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang dijepit dengan 2 bingkai kayu tepat dengan permukaan dalam dinding kolam. Di antara 2 bingkai dipasang selembar kasa nyamuk dari bahan plastik berukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian dipaku.
        3. Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air untuk mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan dengan pipa
          plastik yang dapat berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam. Pipa plastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait sebagai gantungan.
        4. Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lain. Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi dengan mengatur ketinggian pipa plastik.
        5. Kolam pendederan yang baru berukuran 100 x 200 x 50 cm, dengan bentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya.
      2. Penjarangan:
        1. Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang dilakukan karena ikan lele berkembang ke arah lebih besar, sehingga volume
          ratio antara lele dengan kolam tidak seimbang.
          • Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan :
          • Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya akan luka.
          • Terjadi perebutan ransum makanan dan suatu saat dapat memicu mumculnya kanibalisme (ikan yang lebih kecil dimakan oleh ikan
            yang lebih besar).
          • Suasana kolam tidak sehat oleh menumpuknya CO2 dan NH3, dan O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan ikan lele terhambat.
        2. Cara penjarangan pada benih ikan lele :
          • Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000 ekor/m2
          • Minggu 3-4, kepadatan tebar 1125 ekor/m2
          • Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2
      3. Pemberian pakan:
        1. Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat makanan dari kantong kuning telur (yolk sac) yang dibawa sejak menetas.
        2. Hari keempat sampai minggu kedua diberi makan zooplankton, yaitu Daphnia dan Artemia yang mempunyai protein 60%. Makanan tersebut diberikan dengan dosis 70% x biomassa setiap hari yang dibagi dalam 4 kali pemberian. Makanan ditebar disekitar tempat pemasukan air. Kira-kira 2-3 hari sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir, benih lele harus dikenalkan dengan makanan dalam bentuk tepung yang berkadar protein 50%. Sedikit dari tepung tersebut diberikan kepada benih 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton. Makanan yang berupa teoung dapat terbuat dari campuran kuning telur, tepung udang dan sedikit bubur nestum.
        3. Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
        4. Minggu keempat dan kelima diberi pakan sebanyak 32% x biomassa setiap hari.
        5. Minggu kelima diberi pakan sebanyak 21% x biomassa setiap hari.
        6. Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
        7. Minggu keenam sudah bisa dicoba dengan pemberian pelet apung.
      4. Pengepakan dan pengangkutan benih
        1. Cara tertutup:
          • Kantong plastik yang kuat diisi air bersih dan benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Udara dalam plastik dikeluarkan. O2 dari tabung dimasukkan ke dalam air sampai volume udara dalam plastik 1/3–1/4 bagian. Ujung plastik segera diikat rapat.
          • Plastik berisi benih lele dimasukkan dalam kardus atau peti supaya tidak mudah pecah.
        2. Cara terbuka dilakukan bila jarak tidak terlalu jauh:
          • Benih lele dilaparkan terlebih dahulu agar selama pengangkutan, air tidak keruh oleh kotoran lele. (Untuk pengangkutan lebih dari 5 jam).
          • Tempat lele diisi dengan air bersih, kemudian benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Jumlahnya tergantung ukurannya. Benih ukuran
            10 cm dapat diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau 10 ekor/liter. Setiap 4 jam, seluruh air diganti di tempat yang teduh.
  3. Pemeliharaan Pembesaran
    1. Pemupukan
      1. Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele.
      2. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gram/m 2 . Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m 2 , dan amonium nitrat 15 gram/m 2 . Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.
      3. Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.
      4. Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.
    2. Pemberian Pakan
      1. Makanan Alami Ikan Lele
        1. Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga air.
        2. Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome),
          ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).
        3. Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
        4. Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.
      2. Makanan Tambahan
        1. Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam, dan bangkai.
        2. Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung, dan bekicot (2:1:1).
      3. Makanan Buatan (Pellet)
        1. Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil kacang tanah=18,00;
          tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00; dedak=9,00; vitamin=1,00; mineral=0,500;
        2. Proses pembuatan:
          Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%.
          Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran minyak
          juga dapat memperlambat pellet tenggelam.
        3. Cara pemberian pakan:
          • Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan
            yang berbentuk tepung.
          • Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk pellet.
          • Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele.

    3. Pemberian Vaksinasi
      Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:
      1. Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan
        dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akan kebal selama 6 bulan.
      2. Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan dengan menyutik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.
      3. Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.
    4. Pemeliharaan Kolam/Tambak
      1. Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200 gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit.
      2. Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan 2
        malam.
      3. Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/m 2 selama satu minggu.
        Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.
  1. Hama dan Penyakit
    1. Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele.
    2. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan
      gabus dan belut.
    3. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak
      banyak diserang hama. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
      1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla
        Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron. Gejala: iwarna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. Pengendalian: memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air. Pengobatan melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari.
      2. Penyakit Tuberculosis
        Penyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum). Gejala: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–15 hari.
      3. Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
        Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15 menit.
      4. Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis
        Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis. Gejala: (1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; (2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; (3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya. Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.
      5. Penyakit Cacing Trematoda
        Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu. Pengendalian: 
(1) direndam Formalin 250 cc/m 3 air selama 15 menit; 
(2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; 
(3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit; 
(4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit 

Parasit Hirudinae

Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.

Hama Kolam/Tambak

  1. Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
    1. Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
    2. Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
    3. Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
    4. Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
8. PANEN
  1. Penangkapan
    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
    1. Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.
    2. Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 3-4 bulan dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu pemeliharaan ditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang 60-70 cm.
    3. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
    4. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
    5. Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.
    6. Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
    7. Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
    8. Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
  2. Pembersihan
    Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
    1. Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
    2. Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.
    3. Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang
      ada di kolam.
9. PASCAPANEN
  1. Setelah dipanen, lele dibersihkan dari lumpur dan isi perutnya. Sebelum dibersihkan sebaiknya lele dimatikan terlebih dulu dengan memukul kepalanya memakai muntu atau kayu.
  2. Saat mengeluarkan kotoran, jangan sampai memecahkan empedu, karena dapat menyebabkan daging terasa pahit.
  3. Setelah isi perut dikeluarkan, ikan lele dapat dimanfaatkan untuk berbagai ragam masakan.