Qn Forum

Ask Your Questions in Related Category

Showing posts with label PENANGKAPAN. Show all posts
Showing posts with label PENANGKAPAN. Show all posts

Merubah Cara Pikir Nelayan

MERUBAH CARA PIKIR NELAYAN - Dunia perikanan tangkap erat hubungannya dеngаn musim penangkapan. Dalam satu tahun penuh, hаnуа sepuluh bulan уаng kurаng lebih efektif untuk melaut bagi nelayan іtu рun tіdаk ѕеlаlu mendapatkan hasil tangkapan уаng optimal. 

Sisanya, dua bulan merupakan musim paceklik уаng merupakan kendala bagi nelayan уаng ѕudаh menjadi hal уаng lumrah ѕеtіар tahunnya. Dаrі hal tersebut, seharusnya nelayan harus belajar dаrі pengalaman kejadian уаng dараt dikatakan merupakan hal уаng periodik terjadi ѕеtіар tahunnya. 

nelayan
nelayan
Sеbеnаrnуа nelayan merupakan orang уаng memiliki semangat juang уаng keras dalam mempertahankan hidup, penuh tanggung jawab dan berani menghadapi tantangan. Sеtіар hari mеrеkа pergi melaut menggunakan perahu kecil mеrеkа dan tak tahu ара уаng аkаn dihadapinya dі laut lepas nanti. Mеrеkа mempertaruhkan nyawa dеmі mendapatkan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup уаng kian hari kian tak terjangkau оlеh mereka. 

Sungguh tragis nasib mеrеkа bіlа kita melihat atau berkunjung kе pemukiman nelayan уаng berada dі sekitar pantai, dan bіаѕаnуа tak jauh dаrі letak dermaga dimana mеrеkа menambatkan kapalnya. 

Kotor, kumuh dan miskin serta tertinggal sepertinya ѕudаh menjadi citra bagi masyarakat nelayan Indonesia. Bіlа kita bercermin kepada negara уаng ѕudаh maju seperti Jepang dan Amerika, profesi nelayan merupakan ѕuаtu profesi уаng digeluti secara profesional layaknya profesi-profesi lаіn уаng tak kalah gengsinya dan ѕudаh dараt memberikan penghidupan уаng layak bagi mеrеkа dan masa dераn anak-anak mereka. 

Jikalau dеmіkіаn siapakah уаng patut disalahkan? Nelayankah? Pemerintahkah? Ataukah para elit politisi? Adakah jawaban untuk pertanyaan itu? Tak ada уаng patut disalahkan, tарі seharusnya уаng kita pikirkan bukan menyalahkan ѕіара dan ара уаng bersalah melainkan kita harus bertanya bаgаіmаnа mengubah kondisi іtu semua? 

Bіlа kita telaah lebih jauh dаrі sudut pandang perilaku nelayan уаng notabene katanya ѕеrіng menghambur-hamburkan uang ketika musim panen dan terjerat hutang kepada pengijon ketika musim paceklik, ada уаng perlu dirubah dalam pola pikir nelayan dalam mengatur posisi keuangan mereka. 

Pengubahan paradigma dan pola pikir mеrеkа itulah уаng memerlukan usaha lebih keras karena ѕауа yakin tak semudah membalikkan telapak tangan atau merobek secarik kertas lаlu membakarnya.

Pengubahan pola pikir іnі mungkіn memerlukan waktu уаng cukup lama dan partisipasi dаrі berbagai aspek lapisan sosial masyarakat, nаmun inilah ѕuаtu cara уаng efektif dalam mengubah kondisi nelayan saat ini. Nelayan harus mampu mengelola keuangannya dan memiliki pandangan уаng jauh untuk masa dераn mеrеkа dan anak-anak mеrеkа nantinya. 

Bіlа dalam benak mеrеkа ѕudаh dipikirkan bаgаіmаnа ѕауа harus menghadapi musim paceklik nanti, bеrара uang уаng harus ѕауа sisihkan untuk menghadapi musim paceklik, kеmudіаn bеrара uang уаng harus ѕауа simpan untuk kebutuhan pendidikan anak-anak saya??? Itu merupakan segelintir ѕаја asumsi bаgаіmаnа mengelola keuangan mereka. 

Pengenalan lembaga keuangan kepada nelayan sangatlah penting, nаmun kebanyakan nelayan ѕаngаt takut untuk berhubungan dеngаn lembaga keuangan. Kenyataannya mеrеkа lebih senang meminjam uang kepada bakul atau pengijon. 

Mеrеkа merasa lebih aman dan bersifat kekeluargaan bіlа mеrеkа meminjam kepada bakul atau pengijon, mеrеkа tіdаk perlu takut rumah mеrеkа digusur atau kapal mеrеkа disita. Lаіn hаlnуа bіlа mеrеkа meminjam kepada lembaga keuangan seperti bank, mеrеkа merasa takut јіkа tіdаk mampu membayar hutangnya rumah mеrеkа аkаn tergusur atau kapal mеrеkа аkаn disita. 

Pemikiran itulah уаng membuat mеrеkа ѕеlаlu tak bіѕа mandiri, mеrеkа lebih senang јіkа menerima bantuan sosial dаrі pemerintah ketika musim paceklik ketimbang menabung ketika musim panen. 

Hal іtu јugа уаng membuat nelayan tіdаk mandiri dan menjadi manja. Bantuan pemerintah seharusnya bіѕа diberikan dalam bentuk lаіn уаng lebih membina mental mеrеkа dalam mengelola keuangannya. Tіdаk ada ruginya kehilangan uang lebih besar untuk mengubah pola pikir mеrеkа karena nelayan аkаn belajar bаgаіmаnа mengelola keuangan mеrеkа dibandingkan memberikan bantuan tunai atau dalam bentuk sembako ketika musim paceklik.

Sеbаgаі orang perikanan ѕudаh seyogyanya kita berusaha untuk membantu kaum nelayan уаng lemah dalam keuangannya bukan lemah dalam mental ataupun sikapnya. Sudаh sepatutnyalah nelayan kita menikmati hasil lautnya dеngаn tenang dan menikmati pembangunan іnі untuk masa dераn уаng lebih cerah.

Pemasangan Rumpon Untuk Tempat Kumpul Ikan

PEMASANGAN RUMPON TEMPAT KUMPUL IKAN  - Postingan ini merupakan Informasi tentang Bagaimana Melakukan Pemasangan Rumpon di laut. Dalam Proses Pemasangan rumpon membutuhkan koordinasi sekuensi pekerjaan.  

Mungkin saja berbeda sesuai disain dan waktu.  Koordinasi ini tergantung dari penataan dari kapal pemasang dan jumlah ruang kerja yang tersedia, serta metode yag digunakan untuk melego jangkar.  Pada kasus tertentu tergantung juga pada kondisi laut dan jauhnya posisi pemasangan.

 Prinsip pemasangan rumpon ada dua
 yaitu “jangkar dulu” atau “jangkar belakangan”.   Prinsip Pemasangan Rumpon Jangkar  Dulu Pemasangan dengan metode “Jangkar Dulu” adalah dengan menurunkan jangkar dulu, kemudian tali rumpon bagian bawah.  Tali ini akan meluncur terbawa oleh beratnya jangkar ke dasar laut.  

Setelah jangkar “makan” maka sisa komponen rumpon diturunkan. Metode “jangkar dulu” digunakan jika kedalaman perairan tidak diketahui dengan pasti  Dalam kasus ini rantai atas belum dipasangkan ke tali rumpon sampai jangkar mencapai dasar laut.  Setelah jangkar makan, tali rumpon dikencangkan untuk mengukur kedalaman, gunanya untuk memperkirakan berapa panjang total tali

rumpon yang kana digunakan. 
Kemudian ujung atas tali rumpon dipasangkan ke ponton.  Selanjutnya ponton di lego. Sebaiknya gunakanlah winch jangkar agar kecepatan turun tali dapat diatur, atau jika terjadi sesuatu jangkar dan tali rumpon masih dapat dihibob ke atas kapal.    Metode ini sangat berbahaya jika menggunakan kapal berukuran kecil. Prinsip Pemasangan Rumpon Belakangan Pemasangan rumpon dengan metode “jangkar belakangan” adalah dengan menurunkan ponton, kemudian komponen tali rumpon dan terakhir adalah melabuhkan jangkar.  Jika memungkinkan arah bentangan tali disesuaikan dengan kontur dasar laut


  
Gambar   Jangkar  belakangan

Sebagai contoh, rumpon akan dipasangkann di kedalaman 1.000 meter, maka kapal harus mencoba berlayar sejauh 1 000 meter.  Setelah semua komponen tali rumpon berada di air, janbgkar dilabuhkan.  Metode ini memberikan probabilitas terbesar untuk menempatkan rumpon pada kedalaman yang dikehendaki. 
 
faktor yang mempengaruhi Pemasangan Rumpon
Faktor-faktor yang mem-pengaruhi pemasangan rumpon dan hingga rumpon duduk diam di dasar perairan.  Diantaranya adalah tekanan tali rumpon dan gerakan jangkar. Tekanan Tali rumpon Sesaat setelah jangkar tenggelam, tekanan pada tali rumpon meningkat dengan cepat sampai mencapai titik maksimum sesaat sebelum jangkar sampai idi dasar laut.  Akibatnya ponton dan jangkar bergerak arah horisontal saling mendekati ke posisi pemasangan rumpon.  Lihat gambar  

 Gambar   Efelk tekanan tali rumpon

 Gerakan Jangkar Jika jangkar saat diturunkan ke air, tidak langsung tenggelam secara vertikal, tapi melayang dan memutar seperti pendulum.  Hal ini diakibatkan oleh prinsip hidrodinamika, bentuk jangkar, luas permukaan bagian dasar jangkar, dan gerakan air dibawahnya.  Gerakan memutar dan melayang seperti pendulum ini terjadi hampir selama 15 menit (lihat gambar sebelah).

 Gambar Gerakan memutar dan melayang seperti pendulum ini terjadi hampir selama 15 menit

Memperkirakan kemana ponton hanyut Kecuali memang benar-benar tidak angin dan arus permukaan, ponton dan tali rumpon akan mulai hanyut segera setelah pemasangan dimulai.  Arah hanyut tergantung pada kekuatan dan arah angin dan arus, namun demikian pengaruh arus lebih besar dibanding pengaruh angin.  Kecuali kekuatan angin memang sangat besar.  Sebaiknya tidak

 Gambar   Memperkirakan arah dan kekuatan arus


memasang rumpon pada saat kekuatan angin besar (lihat gamabr).   Sangatlah mudah untuk mengestimasi arus permukaan dengan mengamati arah gerakan seutas tali kecil yang dibanduli gayung dan pengapung dan ditenggelamkan ke air.  Tali akan hanyut mengikuti arus, dan akan memberikan indikasi baik kecepatan maupun arah arus.  Perhatikan Gambar

 
Arah proses pemasangan “Jangkar belakangan” rumpon sebenarnya kapal bergerak lurus dengan arah kebalikan arah arus (arah arus harus diutamakan).  Jarak penurunan ponton adalah 2/3 dari panjang tali rumpon. Hati-hati ponton jangan sampai terseret kapal.  Perhatikan Gambar


 Gambar  Haluan pemasangan rumpon (bawah

Kapal Pemasang Rumpon
Gunakanlah kapal yang berukuran besar, lambung rendah, ruang kerjja geladak yang luas, memiliki winch atau boom.  Jangan menggunakan kapal berukuran kecil atau kapal besar dengan lambung tinggi.  Selain berbahaya  juga menyulitka dalam proses penurunan.  Gambar adalah contoh kapal yang sesuai untuk pemasangan rumpon.  


 Gambar   Kapal Pemasang rumpon


Penataan komponen rumpon di atas kapal
Pemasang Diagram pada Gambar 3.8 adalah ilustrasi penataan komponen rumpon di atas kapal pemasang.  Penataan rumpon mengikuti urutan logis dari mulai ponton hingga jangkar. Penjelasan gambar A: Rantai bawah; B: Jangkar dan meja peluncur jangkar; C: Gulungan tali rumpon diikat kuat (ikatan dibuka saat diturunkan); D: Ponton atau pelampung rumpon; E: Rantai atas; F: Ujung rantai diikat erat sampai saatnya dilego; G: Sambungan antara rantai bawwah dengan tali rumpon diikat sampai saatnya dilego. 

 Gambar  Penataan komponen rumpon sebelum di pasang


Mempersiapkan Komponen Rumpon
Komponen rumpon harus ditata dan disusun sesuai urutan logis mulai dari ponton hingga jangkar.  Penataan harus menghindarkan sekecil apapun dari resiko kegagalan atau kecelakaan awak kapal atau awaknya.


Ponton atau Pelampung
Rumpon Ponton atau pelampung rumpon harus ditempatkan di lokasi penurunannya, sehingga hanya dibutuhkan oleh garak kapal seminimal mungkin.  Lokasinya di sisi luar buritan kiri atau buritan kanan. Ponton harus diikat kuat dengan tambang. Ikatan harus 


Gambar   Penempatan pelampung di sisi luar buritan kiri sebelum diturunkan

 gambar penempatan Pelampung di sisi  Luar buritan sebelum diturunkan

kuat tapi mudah dilepas.   Landasi bawahnya dengan terpal atau karung untuk menghindari kerusakan pada badan kapal.  Termasuk juga tempat meluncurkan rantai jangkar, perhatikan gambar 3.9. Jika menggunakan kapal berukuran kecil, dan ponton atau pelapung harus ditunda sejak keluar dari pelabuhan.  Cara pelampung ditunda ini umum dilakukan jika keadaan laut bergelombang, dan hal ini sangat aman dilakukan jika kapal tidak memiliki winch untuk menurunkan komponen rumpon.  Perhatikan gambar , bagaimana ponton di tunda.  



Gambar   Menunda ponton dari pelabuhan ke lokasi penanaman rumpon.

 Rantai dan tali rumpon
Cara yang paling biasa dilakukan untuk menyimpan rantai dan tali rumpon adalah langsung ditata di dek kapal di lokasi penurunannya.  Keduanya harus terikat erat selama dalam pelayaran menuju lokasi penanaman rumpon.  Saat tiba di lokasi pengikatnya dilepas dan langsung diturunkan dari atas dek. 

Alternatif lain, jika ruang kerja sempit dan berbahaya menurunkan dari sisi lambung kapal, rantai dan tali disimpan dalam kotak kayu kokoh.  Kotak dapat ditempakan di palkah ikan.  Membuka gulungan tali dari coilnya harus benar, jika tidak akan terjadi tekukan pada tali. Cara termudah adalah dengan menggunakan alat pembuka atau penggulung tali.  Lihat gambar 

 Cara membuka gulungan Rumpon

 Gambar menggulung tali Rumpon atau wirw di deck

Tali rumpon yang telah dibuka sebaiknya digulung kembali di atas dek dengan Gambar   Cara membuka gulungan tali rumpon dari coil Gambar 3. 12  mengglung tali rumpon atau wire di  dek   menggunakan sistem angka delapan (lihat gambar 3.12).  Cara ini akan mengurangi resiko kusut atau terbelit susunannya.  Terutama jika tali terbuat dari wire.


Jangkar Rumpon   
Cara termudah dan paling aman menata jangkar sebelum diturunkan ke air adalah dengan menempatkannya di atas konstruksi kayu (berbentuk meja) yang sejajar dengan top bulkwark.  Perhatikan  gambar . 


 Penjelasan gambar 3.13 A: Jangkar rumpon; B: Besi siku penahan rantai pengikat block;C; Konstruksi kayu penumpu jangkar; D: Block penghantar rantai jangkar saat diturunkan; E landasan tebuat dari plywood.


Prosedur Pemasangan Rumpon
Segera setelah persiapan yang dijelaskan di atas.  Prosedur pemasangan rumpon adalah seperti yang dijelaskan berikut. Kapal melaju ke lokasi penanaman rumpon, untuk memastikan posisi penanaman rumpon dan arah hanyut pelampung.  Mencari kedalaman laut yang ditentukan dalam rencana penanaman rumpon (atau lokasi hasil survey).  Gunakanlah echo sounder.  :Posisi rumpon selai menggunakan GPS harus Gambar   Cara menata jangkar sebelum diturunkan ke air


pula dibandingkan dengan posisi yang diperoleh dengan membaring dua buah benda darat di kenal.  . 
Selanjutnya, pada posisi dimana kapal akan melakukan awal penurunan (“jangkar belakangan”).  Posisi ini harus berada tepat dibawah arus dari posisi penanaman rumpon yang direncanakan.  Panjang tali rumpon yang akan dipasang adalah 1.200 meter.  Sehingga posisi aal penurunan adalah sejauh 800 meter atau 2/3 dari panjangg total tali rumpon dari posisi rumpon.  


Posisi awal pemsangan di program ke GPS, kapal melaju ke posisi tersebut dan mulai proses pemasangan rumpon. Langkah pertama menurunkan pelampung dan rantai atas, kemudian tali drumpon diturunkan.  Haluan kapal diarahkan melawan arus (lihat gambar ). 


 Gambar 3. 14 Haluan kapal saat memasang rumpon

Setelah jangkar diturunkan, dan ditunggu beberapa waktu sampai rumpon tampak stabil.  Tentukanlah posisi sebenarnya penanaman rumpon setelah dipasang.  Sebaiknya posisi penanaman rumpo dilaporkan ke pihak yang berwenang yang mengatur wilayah penangkapan.


Pemeriksaan Rumpon Rumpon
harus diperiksa dan dipelihara secara berkala dan teratur sehingga apabila terjadi masalah dapat dideteksi secara dini, lihat gambar .  Komponen rumpon yanbg rusak diganti, sehingga mengurangi risiko kerugian prematur rumpon. Melakukan kunjungan inspeksi secara berkala dapat mengungkapkan penyebab potensi kerugian rumpon sebelum terjadi. Inspeksi teratur juga meningkatkan kemungkinan didapatnya pinpointing problem guna mengembangkan perbaikan desain rumpon di masa datang. 


 jadwal Pemeliharaan
 
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan kapal, kecil atau besar, cukup untuk satu atau dua orang untuk mengunjungi rumpon, guna melihat dari dekat baik di atas dan di bawah permukaan air. Kecuali  jika Gambar 3. 15  Jadwal pemeliharaan rumpon  hendak dilakukan perbaikan komponen rumpon, gunakanlah kapal berukuran besar yang dilengkapi dengan peralatan bongkar muat yang memadai.


Interval Pemeliharan
Selang waktu antar pemeriksaan tergantung oleh kondisi existing berjauhannya antar satu rumpon dengan rumpon lainnya yang dapat dikunjungi.  Jika usia pakai rumpan lama maka selang waktu antar pemeliharaan dapat tidak terlalu dekat, tapi jika usia pakai rumpon rendah maka selang waktu pemeriksaan harus lebih dekat. Terutama jika telah terjadi badai.  Idealnya rumpon harus diperiksa paling lambat setiap dua minggu sekali..


Konsultasi dengan Nelayan Pengguna
Seperti halnya seperti pemeriksaan langsung, nelayan menyediakan sumber informasi berharga karena mereka mengunjungi rumpon jauh lebih sering dibanding  tim pemeriksa. Kontak harus dipertahankan dengan nelayan pengguna rumpon, terutama bagi rumpon yang terpencil yang mungkin sulit untuk diperiksa secara teratur, dan nelayan harus didorong untuk melaporkan masalah yang mereka dapati.


Pemeriksaan Posisi Rumpon
Selama musim laut bergelombang besar dan kekuatan arus besar, pelapmung dan rumpon akan menerima tekanan berlebihan sehingga menggeser posisi rumpon dan kemungkinan juga mengangkat jangkar dari dasar perairan.  Pengangaktan jangkar yang kerap terjadi akibat badai akan memindahkan posisi rumpon sepanjang dasar perairan.  Biasanya rumpon akan bergeser ke peraian yang lebih dalam, yang menyebabkan pelampung akan tenggelam.   Namun demikian, jika kondisi badai yang terus menerus kemungkinan untuk mengurangi atau menambah berat jangkar, atau menambah atau mengurangi daya apung pelampung.  Posisi rumpon harus selalu dikonfirmasikan dengan posisi rumpon hasil pemeriksaan sebelumnya (Perhatikan gambar )  


Gambar 3. 16   Pergeseran posisi rumpon akibat cuaca buruk.


Lingkaran Putar Rumpon
Terlepas dari arah dan kekuatan angin atau arus, pergerakan ponton rumpon dibatasi oleh panangnya tali rumpon.  Ponton akan memiliki lingkaran putar tetap di permukkan air disebut dengan lingkaran puta rumpon.  Posisi tengah lingkaran berada tepat di atas jangkar rumpon dan radiusnyaadalah jarak dari rumpon ke posisi jangkar.  Rumpon bisa terletak sepanjang lingkaran putar tergantung pada arah arus atau angin atau gabungan keduanya lihat gambar. 

 Gambar  Lingkaran putar rumpon
 
Pemeliharaan dan Perawatan Rumpon
 Sebagian besar kerusakan yang terjadi pada rumpon adalah pada pelampung rumpon, atau kerusakan dibagian atas sekitar 30 meter dari permukaan.  Pengamatan visual secara berkala berpotensi mencegah terjadinya kerusakan fatal. Seperti halnya pekerjaan di bawah air lainnya, perbaikan rumpon memerlukan peralatan mekanik, rencana perbaikan yang dibuat secara teliti, dan upaya yang terkoordinasi.  Konsekwensinya adalah, memerlukan tenaga trampil yang dilengkapi dengan peralatan keselamatan dan mampu menggunakan peralatan yang sesuai serta mempu melaksanakan perbaikan rumpon dengan aman dan efektif.


Situasi Perawatan
Hasil pengamatan visual, akan menghasilkan sejumlah situasi yang membutuhkan perawatan dan perbaikan.  Kerusakan yang umum terjadi adalah kebocoran pelampung yang menyebabkan pelampung terisi air, pelampung terlepas, peralatan penyambung yang terpisah dari pelampung,  sangat berkarat dan rusak, tali yang terkelupas atau sebagian seratnya terabrasi. Perhatikan gambar 3.18.


Prosedur Perawatan
Jika kerusakan terjadi pada tali rumpon, maka perlu untuk mengangkat tali dan memperbaikinya langsung dilaut.  Perbaikan dilakukan dengan memotong yang rusak dan menggantinya dengan yang baru dengan cara splicing. Jika kerusakan terjadi pada ponton atau komponen atas rumpon, pendekatan perbaikan terbaik adalah dengan mengganti komponen tersebut


dan membawa yang rusakke darat  untuk pemeriksaan dan perbaikan lebih lanjut.  Pada pelaksanaannya pelampung harus diganti setiap enam bulan sekali untuk meminimalkan resiko kehilangan rumpon. 


 Gambar   Berbagai kerusakan yang terjadi pada komponen rumpon

Dalam kedua kasus di atas, sementara menggunakan kapal-kapal besar yang dilengkapi dengan peralatan bongkar muat membuat pekerjaan lebih mudah, pekerjaan ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan kapal yang lebih kecil, jika perlu pelampung ditunda ke pelabuhan.  Cara memperbaiki di laut perhatikan gambar  si bawah

 Gambar  Mengangkat tali rumpon ke kapal selama perbaikan di laut


Perbaikan seperti pada gambar 3.19  hanya boleh dilakukan pada saat cuaca tenang. Mengangkat Komponen Atas ke Kapal Jika kapal perawat dilengkapi dengan boom dan alat angkat berat, maka keseluruhan pelampung beserta komponen atas dngan mudah dapat diangkat ke atas kapal.  Perbaikan dapat dilaksanakan atau menggantinya dengan ponton atau pelampung yang baru.  Jika kapal tidak dilengkapi dengan peralatan angkagt berat, masih dimungkinkan untuk mengangkat komponen rumpon ke atas kapal menggunakan wwinch jangkar, peralatan hidrolik, block dan takal serta pengangkat rantai, atau menggunakan tenaga awak kapal.  Agar pelampung dapat diangkat ke kapal penyelam harus melepaskan seumlah sambungan pada tali rumpon.  Mudahnya adalah dengan mengikat tali lain pada kedalaman sekitar 15 meter, guna menahan bagian bawwah komponen rumpon atau untuk mengurangi beban berat yang harus diangkat.  Perhatikan gambar di bawah.


 
Gambar  Penyelam sedang melepaskan pelampung rumpon


BEBERAPA HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN
  1. Prinsip pemasangan rumpon ada dua yaitu “jangkar dulu” atau “jangkar belakangan”.
  2. Faktor yang mempengaruhi saat pemasangan rumpon adalah tegangan tali dan gerakan jangkar..
  3. Haluan pemasang adalah kebalikan dari arah arus.
  4. Posisi awal penurunan pelampung pada metode “angkar Belakangan” adalah berjarak 2/3 dari panjang total tali rumpon dari posisi rumpon yag direncanakan.
  5. Haluan pemasangan rumpon berlawanan arah dengan arah arus.
  6. Gelombang besar dan arus kuat dapat menyebabkan posisi rumpon berpindah.
  7. Pemeriksaan rumpon harus dilakukan secara konsisten dan berkala.
  8. Sebagian besar kerusakan yang terjadi pada rumpon adalah pada pelampung rumpon, atau kerusakan dibagian atas sekitar 30 meter dari permukaan
  9. Perawatan rumpon di tengah laut memerlukan tenaga trampil, dengan menggunakan peralatan yang sesuai. 

MENGENAL ALAT TANGKAP PURSE SEINE PUKAT CINCIN



A. PENDAHULUAN

I. Definisi Purse Seine

Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan.


Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. 

 Dengan kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan.

Di Jepang purse seine dapat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) One Boat Horse Sardine Purse Seine
2) Two Boat Sardine Purse Seine
3) One Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
4) Two Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
5) One Boat Skipjack and Tuna Purse Seine
6) Two Boat skipjack and Tuna Purse Seine

Dari keenam macam purse seine di atas no (2), (3), (5) merupakan purse seine yang banyak digunakan.

Dalam paper ini akan dibahas purse seine dengan menggunakan 1 kapal.

II. Sejarah Purse Seine

Purse seine, pertama kali diperkenalkan di pantai uatara Jawa oleh BPPL (LPPL) pada tahun 1970 dalam rangka kerjasama dengan pengusaha perikanan di Batang (Bpk. Djajuri) dan berhasil dengan baik. Kemudian diaplikasikan di Muncar (1973 / 1974) dan berkembang pesat sampai sekarang. Pada awal pengembangannya di Muncar sempat menimbulakan konflik sosial antara nelayan tradisional nelayan pengusaha yang menggunakan purse seine. Namun akhirnya dapat diterima juga. Purse seine ini memang potensial dan produktivitas hasil tangkapannya tinggi. Dalam perkembangannya terus mengalami penyempurnaan tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga bahan dan perahu / kapal yang digunakan untuk usaha perikanannya.
III. Prospektif Purse Seine

Pentingnya pukat cincin dalam rangka usaha penangkapan sudah tidak perlu diragukan untuk pukat cincin besar daerah penangkapannya sudah menjangkau tempat-tempat yang jauh yang kadang melakukan penangkapan mulai laut Jawa sampai selat Malaka dalam 1 trip penangkapan lamanya 30-40 hari diperlukan berkisar antara 23-40 orang. Untuk operasi penangkapannya biasanya menggunakan “rumpon”. Sasaran penangkapan terutama jenis-jenis ikan pelagik kecil (kembung, layang, selat, bentong, dan lain-lain).

Hasil tangkapan terutama lemuru, kembung, slengseng, cumi-cumi.
1. Karakteristik
Dengan menggunakan one boat sistem cara operasi menjadi lebih mudah. Pada operasi malam hari lebih mungkin menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada one boat sistem. Dengan one boat sistem memungkinkan pemakaian kapal lebih besar, dengan demikian area operasi menjadi lebih luas dan HP akan lebih besar, yang menyebabkan kecepatan melingkari gerombolan ikan juga akan lebih besar. Oleh sebab itu dapat dikatakan tipe one boat akan lebih ekonomis dan efisien jika kapal mekaniser, karena dengan menggunakan sistem mekaniser pekerjaan menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dll pekerjaan di dek menjadi lebih mudah.
5. Bahan dan Spesifikasinya
v Bagian jaring
Nama bagian jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi 2 yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas ia terdiri dari 3 bagian yaitu:
  1. jaring utama, bahan nilon 210 D/9 #1”
  2. jaring sayap, bahan dari nilon 210 D/6 #1”
  3. jaring kantong, #3/4”
srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge) dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12, #1”). Sebanyak 20,25 dan 20 mata.
v Tali temali
  1. tali pelampung.
Bahan PE Ø 10mm, panjang 420m.
  1. tali ris atas.
Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 420m.
  1. tali ris bawah.
Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 450m.
  1. tali pemberat.
Bahan PE Ø 10mm, panjang 450m.
  1. tali kolor bahan.
Bahan kuralon Ø 26mm, panjang 500m.
  1. tali slambar
bahan PE Ø 27mm, panjang bagian kanan 38m dan kiri 15m
v Pelampung
Ada 2 pelampung dengan 2 bahan yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.
v Pemberat
Terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat.
v Cincin
Terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).
B. Hasil Tangkapan
Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dll.
C. Daerah Penangkapan
Purse seine dapat digunakan dari fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
1) A spring layer of water temperature adalah areal permukaan dari laut
2) Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air
3) Kondisi laut bagus
Purse seine banyak digunakan di pantai utara Jawa / Jakarta, cirebon, Juwana dan pantai Selatan (Cilacap, Prigi, dll).
D. Alat Bantu Penangkapan
I. Lampu
Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine.Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).
Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu dipermasalahkan sebab adalah sudah menjadi anggapan bahwa hampir semua organisme hidup termasuk ikan yang media hidupnya itu air terangsang (tertarik) oleh sinar / cahaya (phototaxis positif) dan karena itu mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya.
II. Rumpon
Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai pepohonan yang dipasang (ditanam) di suatu tempat ditengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers / anchor).
Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang digunakan.
Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu diatur sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak (skoci, jukung, canoes)
Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini yang disebut “pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim). Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelampung-pelampungnya. Cara lain yang ditempuh yaitu seakan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat separo dari rumpo yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air. Terjadilah sekarang ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.
Sementara itu bisa juga digunakan tanpa sama sekali mengubah kedudukan rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slambar yang terdapat di salah satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedang ujung tali slambar lainnya ditarik melingkar di depan rumpon. Menjelang akhir penangkapan satu dua orang nelayan terjun kedalam air untuk mengusir ikan-ikan di sekitar rumpon masuk ke kantong jaring. Cara yang hampir serupa juga dapat dilakukan yaitu setelah jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan di dekat rumpon di halau engan menggunakan galah dari satu sisi perahu.
E. Teknik Penangkapan (Sitting dan Moulting)
Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) sungguhpun ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :
a) Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut. Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.
b) Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
c) Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam. Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok / disedot ke atas kapal.
F. Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan
1. Kecerahan Perairan
Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.
2. Adanya gelombang
Angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar gelombang makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikanmaupun biota lainnya menjadi lebih besar karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, misalnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan under water lamp.
3. Sinar Bulan
Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang untuk penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya ;ampu terbias sempurna ke dalam air.
4. Musim
Untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif untuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
5. Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu, namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut. Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.
6. Panjang dan Kedalaman Jaring
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar . jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah lampu.
7. Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera terkepung.
8. Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Au. Ayodya. DASEN FAKULTAS PERIKANAN. Cetakan Pertama. Penerbit :
Yayasan Dewi Sri. IPB. Bogor.
Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.ALAT PENANGKAPAN IKAN DAN
UDANG LAUT DI INDONESIA. Balai Penelitian Perikanan
Laut. Jakarta.
WWW. MAINE AQUARIUM.COM
WWW.FISHERIES.COM