Qn Forum

Ask Your Questions in Related Category

ANEKA PRODUK DAN OLAHAN RUMPUT LAUT

A. PRODUK RUMPUT LAUT
1.Alginat

Alginat pertama kali di ekstrak dari rumput laut jenis Laminaria  oleh seorang ahli kimia Inggris ECC .Stanford pada tahun 1883, kemudian ekstraksi alginat dikembangkan  dengan tujuan untuk memperbaiki mutu alginat yang dihasilkan.  Rendemen alginat yang dihasilkan dari rumput laut tergantung dari jenis rumput laut coklat, kondisi tempat tumbuhnya dan iklim serta intensitas cahaya, besar kecilnya arus, umur dan juga penanganan pada pra panen , proses pasca panen.     

Sebelum proses ekstraksi alginat rumput laut coklat yang telah dikeringkan dilakukan perlakuan pendahuluan, tujuannya untuk menentukan mutu akhir alginat yang dihasilkan yaitu perendaman dalam air,dilanjutkan dalam asam atau CaCL2 dan atau pada larutan formaldehid. 

2. Proses Pembuatan Alginat  
a. Pembersihan         
Sebelum diolah rumput laut dibersihkan dari kotoran, seperti pasir,batu karang dll.Pencucian dilakukan dengan cara menyemprotkan air ke rumput laut. Direndam selama 24 jam dengan air bersih, hingga lunak.

b. Perendaman        
Tahapan selanjutnya rumput laut dapat digunakan sebagai bahan baku alginate. Untuk menghilangkan kotoran yang larut dalam alkali, rumput laut direndam dalam larutan HCL 0.1 - 0.5% Tujuan perendaman dalam air untuk mengembalikan kondisi rumput laut seperti pada kondisi awal / segar, lunak sehingga mempermudah proses ekstraksi serta melarutkan zat yang terkandung dalam rumput laut seperti laminari, manitol,zat warna serta garam garam lain  (KCL


Gambar 16 perendaman Rumput laut Coklat sebelum diekstrak


c. Ekstraksi/perebusan
Rumput laut yang sudah diasamkan ( asam Alginat) dicuci dengan menggunakan air panas 45◦C selama 30 – 60 menit.Setelah itu rumput laut di potong – potong dan diaktrak dengan larutan Na2CO3 12- 13%  pada suhu 60 – 70 ◦C.Tujuannya untuk mempermudah pemisahan  larutan alginat dengan residu, ditambah air sebanyak 4 kali volume larutan 


 Gamba 17 Ekstraksi/Perebusan rumput laut coklat dalam larutan   basa


d. Penyaringan        
Larutan alginat dipisahkan dengan menggunakan floating tank untuk memisahkan kotoran yang terikut dengan larutan alginat



Gambar 18 Penyaringan


e. Pemutihan/Pemucatan        
Setelah bebas dari kotoran, larutan alginat diputihkan dengan menambahkan  larutan  NaOH  12%  sebanyak  1/10  volume larutan  alginat.



Gambar  19 Pemutihan/Pemucatan

f. Pengendapan asam alginat       
Tahapan selanjutnya adalah pengendapan dengan menambahkan laruta asam sulfat (H2SO4) 10% sebanyak 1/10 volume laruitan alginat dan dimasukkan bersama sama ke dalam tangki koagulasi/pengendapan, gel asam alginat dipisahkan dari larutan dengan cara filtrasi atau pemisah centrifugal.



 Gambar 20   Pengendapan Asam alginat

g. Pengendapan Natrium alginat         
Natrium alginat mengendap pada konsentrasi alcohol diatas 30%  yaitu 40% dengan cara diaduk pelan pelan dan didiamkan hingga mengendap sempurna. Asam alginat diubah menjadi natrium alginat dengan menambahkan NaCO3 dan metil alcohol.Garam alginat yang terbentuk dipisahkan dari larutan dengan cara disaring



Gambar 21 Pengendapan Natrium Alginat

h. Pengeringan dan Penepungan      
Garam alginat yang sudah dipisahkan dikeringkan diatas para – para dan selanjutnya dihaluskan sampai menjadi bubuk dengan ukuran 80 m- 100 mesh 

 

 Gambar  24  Skema pengolahan Na Alginat (yunisal,1999)


2. Pengolahan ATC a. Alkali Treated Carragenan (ATC)         
Proses pengolahan rumput laut menjadi ATC pada prinsipnya adalah sangat sederhana, yaitu dengan merebusnya dalam larutan KOH pada suhu 85oC selama 2-3 jam. Kemudian rumput laut dinetralisasi melalui pencucian, dipotong-potong dan dikeringkan sehingga diperoleh ATC Cottonii yang berbentuk kepingan (Chips). Perebusan rumput laut dalam larutan alkali dimaksudkan untuk meningkatkan titik leleh karaginan di atas suhu pemasaknya, sehingga tidak larut menjadi pasta. Selain digunakan sebagai bahan baku pengolahan karaginan murni, ATC juga diproses lebih lanjut sebagai bahan pengikat dan penstabil dalam industry makanan ternak untuk pasaran Eropa, Amerika dan Asia Pasifik.


b. Prosedur :
1.       Rumput laut dicuci terlebih dahulu sampai bersih.
2.       Setelah itu lakukan perebusan dalam larutan KOH 6-8% yang telah dipanaskan terlebih dahulu hingga suhu 80-85oC, selama 2-3 jam. Jika konsentrasi KOH yg digunakan 6%, maka lama perebusan 3 jam atau jika konsentrasi KOH yang digunakan 8%, maka lama perebusan 2 jam.  Volume larutan KOH yang digunakan sebagai perebus sebanyak 3-4 kali berat rumput laut kering. Selama perebusan rumput laut diaduk-aduk sehingga pemanasan merata. 

3.       Selanjutnya rumput laut direndam dan dicuci berulang-ulang sampai sampai air pencuci netral (pH 7). Larutan KOH bekas rebusan rumput laut dapat digunakan kembali sebanyak 3-4 kali, tetapi konsentrasinya harus diukur kembali. 

4.       Rumput laut kemudian dipotong-potong sepanjang 4-5 cm, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari selama 2-3 hari, sehingga diperoleh ATC dalam bentuk kepingan (chips).

5.       Produk akhir yang diperoleh kemudian digiling dan disaring menjadi tepung ATC yang berukuran 40-60 mesh. 

3. Karaginan (Skala Rumah Tangga)
a. Karaginan         
Karagenan adalah senyawa hidrokoloid yang merupakan senyawa polisakarida frantai panjang yang diekstrak dari jenis rumput laut kaginofit, contohnya E.cottonii sp,Hypnea sp.         

Derajad kekentalan karagenan dipengaruhi oleh konsentrasi, temperature dan molekul lain yang larut dalam campuran tersebut.       

b. Prosedur :
  1. Rumput laut direndam dalam air tawar selama 12-24 jam, kemudian dibilas dan ditiriskan.
  2. Setelah bersih rumput laut direbus dalam air dengan perbandingan rumput laut dengan air 1:15, suhu 120oC selama 15 menit. Perebusan memakai pres cooker. Selanjutnya dilakukan perebusan lagi tanpa tekanan pada suhu 100oC selama 2-3 jam.
  3. Rumput laut yang lunak dihancurkan dengan blender dan ditambahkan air panas (90oC) dengan perbandingannya 1:30. Hasilnya disaring dengan dengan kain kasa halus.
  4. Filtrat diendapkan dengan menambahkan metal alkohol dengan perbandingan 2.5:1, bisa juga dengan menambahkan alkohol 90%, atau membekukannya pada suhu -10oC – 6oC selama 24 – 48 jam.
  5. Endapan yang bercampur alkohol disaring dengan kain kasa. Hasil saringan ini masih berupa karaginan basah. Filtrat yang beku perlu dicairkan dahulu untuk selanjutnya disaring lagi.
  6. Karaginan basah dikeringkan selama 3-4 hari. Tepung karaginanan dapat diperoleh setelah proses penggilingan.  

4. Semi Carragenan Refined (SCR)
 a.  Diskripsi Semi Carragenan Refined         
Semi refined carrageenan (SRC) merupakan produk intermediate untuk mendapatkan karagenan dengan mutu yang lebih baik. Rumput laut yang digunakan adalah rumput laut jenis Eucheuma sp segar yang baru dipanen.  Untuk mendapatkan kandungan karagenan yang maksimum sebaiknya rumput laut dipanen tepat 42 hari setelah budidaya.

bahan : Eucheuma cottonii  sp segar, KOH b.
Prosedur  Pengolahan
1.       Pencucian
Rumput laut Rumput  laut yang baru dipanen dicuci bersih untuk menghilangkan garam dan kotoran lainnya.

2.       Perebusan
Perbusan RL dalam larutan KOH 6-8% yang telah dipanaskan lebih dulu sampai mencapai suhu 80-85oC, selama 2-3 jam.  Untuk konsentrasi KOH 6% waktu perebusan yang diperlukan adalah 2 jam.  Volume larutan KOH yang digunakan untuk perebusan adalah 3-4 kali berat rumput laut kering.  Selama perebusan dilakukan pengadukan agar panas merata.

3.       Pencucian
Setelah perebusan dilakukan pencucian berulang-ulang sampai air pencuci netral (pH 7).  Larutan KOH bekas perebusan dapat digunakan kembali sebanyak 3-4 kali dengan konsentrasi yang diukur kembali.

4.       Pemotongan
Rumput laut yang sudah bersih dan netral dipotong-potong dengan ukuran 2-5 cm.

5.       Pengeringan
Potongan rumput laut kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama 2-3 hari atau menggunakan mesin pengering.

6.       Pengemasan
Rumput laut dalam bentuk chips tersebut kemudian dikemas dalam kemasan plastik jenis PE ketebalan 0.3 mm.

5 .Agar agar  
a. Agar agar rumput laut         
Pengolahan rumput laut menjadi bahan baku sudah banyak dilakukan petani, akan tetapi hanya terbatas sampai rumput laut kering. Pengolahan agar agar dari rumput laut merupakan alternatif untuk pengembangan usaha para petani.               

Agar agar merupakan senyawa ester asam sulfat dari senyawa galaktan yang tidak larut dalam air dingin,tetapi larut dalam air  panasdengan membentuk gel. Pada umumnya agar agar ini dibuat dari bahan baku Glacelaria sp .

b. Pengolahan agar agar rumput laut        
1,Perendaman dan pencucian          
Rumput laut yang telah mengalami proses pencucian awal ,dicuci ulang sampai bersih, selanjutnya rumput laut direndam dalam kaporit 0.25% selama 4-6 jam sambil diaduk hingga diperoleh rumput laut yang putih dan bersih. Setelah putih, rumput laut direndam selama 3 – 4 jam dengan menggunakan air tawar.         

2.Penambahan asam cuka dan asam sulfat encer 
Rumput laut ditempatkan dalam wadah, kemudian ditambah dengan asam sulfat encer dan asam cuka diaduk selama 15 menit atau sampai betul betul lunak. Selanjutnya pencucian ulang sampai bau bahan kimia hilang.         

3. Perebusan
Hasil rendaman dengan sulfat, selanjutnya ditambah air dengan perbandingan 1 : 50 ,dimasak dengan suhu 90 -100◦C dengan pH 5 – 6, Tingkat keasaman diatur dengan menambahkan asam cuka 0.5%. Fungsi asam cuka untuk memperoleh tekstur molekul yang konsisten dan sebagai stabilizer. Pemasakan dilakukan selama 4 – 8 jam sambil diaduk hingga rata. Hingga rumput laut menjadi bubur encer.           

4. Penyaringan               
Bubur rumput laut encer disaring , untuk memisahkan antara residu dan larutan.Filtrat didinginkan sampai membeku           

5.Pengepresan               
Agar agar yang sudah beku dipotong dengan ketebalan 1 cm, potongan agar agar ditumpuk kemudian di bagian atas diberi pemberat dan didiamkan selama 24 jam sampai terjadi terjadi lembaran tipis selanjutnya dijemur sampai kering.


Gambar  25, Lembaran agar agar kering

6. Penepungan             
Lembaran lembaran agar agar dihaluskan hingga menjadi  tepung.


6. Dodol Rumput Laut  
a. Diskripsi Dodol           
Makanan atau jajanan yang dibuat dr rumput laut  dan tepung ketan, santan kelapa, dan gula merah, kadang-kadang dicampur buah-buahan, spt durian, sirsak dibungkus daun (jagung), kertas.

BAHAN:
Eucheuma cottonii  100  % 
Tepung ketan  5  %
Gula pasir   30  %
Garam          0,2  %
Vanili    0,2  %
Pewarna   0,01 %
Air    200  %

b.Cara Pengolahan:
1. Eucheuma cottonii kering direndam dalam air bersih selama 24-48 jam kemudian ditimbang.


Gambar 27 Perendaman rumput Laut 

2. Pemotonganl rumput laut  dan pemblenderan diblender



Gambar 28   Pemotongan dan pemblenderan

3. Rumput laut yang sudah di haluskan kemudian dimasak dalam air mendidih, diaduk sampai mengental/menjendal.


Gambar  29 ..Pengadukan

4. Penambahan bahan-bahan lain dan aduk sampai menjendal/tidak lengkat bila ditekan dengan jari


Gambar 30 Dodol rumput laut

5. Setelah masak  adonan dituangkan ke dalam cetakan/Loyang dan dinginkan sampai menjendal.
6. Potong-potong ukuran 3x2x1 cm, kemudian keringkan dengan oven 60-70oC (24-48 jam).
7. Dikemas dengan plastik atau kertas minyak.  7. Manisan Rumput Laut a.  Deskripsi Manisan Rumput Laut Pada umumnya manisan terbuat dari buah buahan, dan terdiri dari manisan basah dan kering. Namun baik manisan basah maupun kering bentuknya harus menarik dan rasa yang disukai konsumen. Pada dasarnya pembuatan manisan rumput laut sama dengan pembuatan manisan buah.           

Bahan : 
Rumput  Eucheuma cottonii 300 gr
Gula     600 gr Air     600 ml
Asam sitrat    0,5 %
Natrium benzoate   0,1 %
Pewarna    secukupnya. 

b. Cara Pengolahan 
1     Pencucian      
Untuk membuat manisan rumput laut ada beberapa tahap proses yang harus dilakukan,yaitu pencucian, perendaman,dan pengolahan. Sebelum direndam, rumput laut dicuci terlebih dahulu, untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada rumput laut.


Gambar . 31 Rumput laut kering

2.Perendaman              
Setelah itu  rumput laut kering direndam dengan air tawar sebanyak 10 Kali berat rumput laut sampai rumput laut terendam semua dalam air. Setiap 12 jam sekali air tawar diganti dengan yang baru, Penambahan air saat perendaman menjadi 2 (dua) kali lipat, untuk mengembangkan volume rumput laut. Perendaman dilakukan dua sampai 3 hari hingga mengembang sampai 5 – 6 kali berat rumput laut kering, dan teksture rumput laut lunak , tidak amis dan berwarna putih bersih dan bening


Gambar 32 Rumput laut setelah perendaman

3. Perendaman dalam tawas           
Tahapan selanjutnya adalah perendaman dalam air tawas atau kapur sirih dengan konsentrasi 1%  selama 2 jam yang gunanya agar rumpur laut tidak berair atau kesat. Rumput laut yang sudah ditangani ini merupakan bahan baku untuk manisan. 4. Pemotongan dan pembuatan larutan gula Rumput laut yang telah dicuci dan ditiriskan  selanjutnya dipotong potong denngan ukuran panjang 3 – 3,5 cm


Gambar 33 pemotongan rumput laut

Penyiapan larutan gula dengan  perbandingan Gula dan air 1:1 Untuk   mendapatkan larutan gula yang bersih, selama perebusan dapat   dibersihkan dengan putih telur


Gambar 34 Pembuatan larutan gula

5 Penyaringan      
Setelah mendidih, larutan gula disaring dengan menggunakan kain kasa, lalu didinginkan. Tujuan penyaringan untuk memisahkan larutan dari kotoran kotoran yang tercampur dengan gula, sehingga tidak mengotori rumput laut yang akan direndam. Selanjutnya larutan ditambah dengan perasa dan larutan asam sitrat 0.5%, sodium benzoate, 0,1% -0,2% serta pasta pewarna dan aroma 1%,Fungsi dari asam sitrat adalah memberikan rasa asam, sedang benzoate adalah sebagai pengawet , pewarna untuk member warna agar menari, sedangkan aroma untuk perasa. 


Gambar 35 Penyaringan      Gambar 36 Perendaman larutan gula

6. Perendaman           
Rumput laut kemudian dimasukkan ke dalam larutan gula dingin dengan per perbandingan air gula dan rumput laut 1 :2, Perendaman dilakukan lebih  kurang selama 1 hari,sampai  gula Benar – benar meresap.  Setelah perendaman, rumput Laut dikemas ke dalam wadah  tertutup dan disimpan ke dalam wadah dan disimpan di dalam lemari es.



Gambar 37 Manisan Rumput Laut

8. Cendol Rumput Laut
a. Deskripsi Cendol         
Cendol adalah sejenis minuman dari santan dan gula merah  yang isinya dari potongan rumput laut  yang ditambah dengan perasa 

b. Pengolahan
Bahan :
Eucheuma cottonii  100 %
Kapur atau air beras 1 %
Pewarna   secukupnya
 Essence   1 %
Susu    secukupnya Garam   0,2 %
Tepung sagu   15 %
Tepung beras  20 %


Keterangan:
1. Perendaman
Rumput laut Eucheuma cottonii kering dicuci bersih direndam dalam air atau air cucian beras selama 1-2 hari , ganti air setiap 12 jam sampai bau amis hilang

2, Perebusan     
Setelah direndam, rumput laut direbus dengan selama 30-60 menit. Perbandingan air:rumput laut adalah 2:1.

3  Pemblenderan
Setelah direbus kemudian diblender/dihancurkan Setelah halus, direbus kembali dengan ditambahkan pewarna, essence, susu, garam, tepung sagu dan tepung beras.

4. Pencetakan
Setelah semua bahan tercampur rata dan adonan kental, cetak menjadi cendol . Selama proses pencetakan, ditampung dalam air es.



Gambar 38 : Cendol Rumput Laut

 9. Nata de Seaweed
 a. Deskripsi Nata de SeaWeed
        Nata de seaweed adalah jenis olahan  rumput laut menjadi bahan minuman yang produknya diolah dengan cara fermentasi dengan menggunakan  , Produk jadi nata berbentuk jelly hasil fermentasi rumout laut dengan bakteri Acetobacter  selama 2 sampai 3 minggu.


Bahan :
 Rumput laut Eucheuma cottonii  200 gr
Starter bakteri Acetobacter xylinum
Asam cuka     0,75 %
Ammonium Sulfat    0,5  %
Gula Pasir     10  %


b. Cara Pengolahan
1 Ekstraksi rumput laut      
Rumput laut basah (200 gr), diblender selanjutnya direbus dalam air mendidih (8000 ml) selama 1-2 jam dengan api kecil.  Kemudian dilakukan penyaringan, sehingga dihasilkan filtrat.  Ukur volume filtrat.

2. Pengaturan kondisi lingkungan       
Pengaturan kondisi  terhadap filtrat diatur kondisi keasamannya (pH 3-4) menggunakan asam cuka 0,75%. Juga ditambahkan gula pasir 10% dan ammonium sulfat 0,5% dari volume filtrat.

3 Proses Fermentasi        
Filtrte segera dimasukkan ke dalam wadah plastik atau botol bermulut lebar, dan inokulasi dengan bakteri Acetobacter xylinum.  Fermentasi dilakukan selama 2-3 minggu.

4 Pemanenan dan Pengemasan        
Nata yang sudah terbentuk, diangkat, dicuci bersih, direbus untuk menghilangkan asam.  Selanjutnya dipotong-potong kecil, dimasukkan ke dalam larutan gula  (15% gula pasir dan 0,07% asam sitrat) dan dikemas.



Gambar : 39 Nata de Seaweed

Manfaat rumput laut banyak sekali .  Jenis rumput laut yang potensial di  Indonesia diantaranya adalah Hypnea sp, ,Eucheuma sp. Jenis rumput laut ini adalah bahan baku untuk karagenan.Atc juga merupakan produk dari bahan baku E.cottonii sp yang diolah menjadi potongan atau bubuk.     

 Agar agar merupakan senyawa ester asam sulfat dari senyawa galaktan yang tidak larut dalam air dingin,tetapi larut dalam air panasdengan membentuk gel. Pada umumnya agar agar ini dibuat dari bahan baku Glacelaria sp Sedangkan untuk jenis Sargassum sp dan gelidium sp pemanfaatannya untuk alginat.       

Dari bahan agar agar, karagenan ataupun alginat ini pemanfaatannya dalam industri untuk kebutuhan makanan, minuman , farmasi non pangan dan masih banyak lagi. Rumput laut sangat kaya akan mineral dan vitamin, dan polisakarida untuk kepentingan kesehatan.

Selamat membaca Semoga bermanfaat, Baca Juga


KANDUNGAN GIZI DAN MANFAAT RUMPUT LAUT.


A. Kandungan Kimia Rumput Laut       
Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin, aluminum, mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, khlor. silicon, rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, dan unsur-unsur lainnya), asam nukleat, asam amino, protein, mineral, trace elements, tepung, gula dan vitamin A, D, C, D E, dan K.

Kandungan kimia penting lain adalah karbohidrat yang berupa polisakarida seperti agar – agar. Karagenan dan alginat ( Atmadja,1999). Rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah karena mengandung selain agar – agar.

Karagenan dan alginat , porpiran dan furcelaran. Jenis ganggang coklatpun juga sangat potensial  seperti Sargassum dan Turbinaria karena mengandung pigmen klorofil  a dan c, beta  carotene,  filakoid ,violasantin dan fukosantin, pirenoid dan cadangam makanan berupa laminarin, dinding sel yang terdapat pada selulosa dan algin. Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu kappa,iota dan lambda karagenan. Karagenan pada ganggang merah merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari D –galaktosa dan L.-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang dihubungkan yang dihubungkan  oleh ikatan 1-4 glikosilik.          



Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin, aluminum, mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, chlor. silicon, rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, dan unsur-unsur lainnya), asam nukleat, asam amino, protein, mineral, trace elements, tepung, gula dan vitamin A, D, C, D E, dan K. .Tabel komposisi kimiawi  dari beberapa jenis rumput lau dapat dilihat pada Tabel 1. 

Tabel 1. Komposisi Kimiawi Beberapa Jenis Rumput Laut


Sumber : Yunizal,2004

Penggunaan  jenis rumput laut E.cottonii   tidak hanya terbatas sebagai makanan utama pada industri karagenan, tetapi juga dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan makanan, akan tetapi juga sumber gizi yang baik selain itu juga merupakan sumber mineral yang baik.       

Tabel  2 Kandungan mineral  rumput Laut E.cottonii sp.

 Sumber : Istini et al 1989

B. Pemanfaatan Produk Rumput Laut
Hasil olahan di Indonesia  di antaranya berupa  agar, karagenan dan alginat. Yang merupakan hidrokoloid. Dengan beberapa sifat yang dimiliki rumput laut, maka olahan tersebut dapat berfungsi sebagai gelling agent,thinkener, viscosi fiying agent, atau sebagai emulsifying agent. Manfaat rumput laut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Manfaat Agar, Karagenan dan Alginat

C. Standart Rumput Laut kering       
Untuk mendapatkan nilai jual yang tinggi, persyaratan mutu bahan baku  rumput laut kering atau pun hasil produk dasarnya harus memenuhi standar. Rumput kering yang bagus dan memenuhi standar perdagangan adalah rumput laut yang kandungan benda asingnya seperti pasir,atau batu karang tidak lebih dari 5%. Kandungan airnya sekitar 20-22%. Rumput laut

kering jenis Eucheuma, gelidium, glacelaria,dan hypnea yang akan diekpor harus memenuhi standar mutu sebagai berikut.

Tabel  4 Standar Mutu beberapa jenis rumput laut kering
 

*) Benda Asing,garam,pasir,karang,kayu.dan jenis lain
 **) Benda asing Garam,Pasir,Karang dan Kayu       

2. Standart Agar – agar        
Agar agar bubuk merupakan komoditas yang diekspor  dan beberapa pengusaha sudah mengusahakan  dalam skala industri.Di Indonesia agar agar sudah mulai di produksi pada tahun 1930, dan sekarang beberapa industri pengasil  agar – agar sudah banyak memproduksi, Untuk mengekspor bubuk agar – agar mutu produk harus memenuhi persyaratan untuk bubuk agar agar di Indonesia umumnya menggunakan jenis glacelaria. 

Pada Tabel  5 dapat dilihat standar mutu agar agar. Tabel. 5 Standar Mutu Agar agar
 
Sumber Poncomulyo dkk,2006

Standar Industri Indonesia (SII) untuk karaginan belum dirumuskan. Standar mutu yang ditetapkan FCC (Food Chemical Codex), FDA, dan FAO (Food and Agricultural Organization) meliputi spesifikasi

kadar logam berat Pb, sulfat, air, abu, abu tak larut asam, bahan tak larut asam, dan viskositas larutan. Standar mutu internasional berdasarkan ISO 9002 untuk produk karaginan adalah sebagai berikut 

Tabel  6 Standar Mutu  Karagenan

 Natrium alginat sebagai food grade menurut Cottrell and Kovacs (1977) harus bebas dari selulose dan warnanya sudah dilunturkan, sehingga menjadi putih. Sedangkan untuk yang mutu industrial untuk warna masih diperbolehkan adanya beberapa bagian dari selulose dengan warna coklat sampai mengarah ke putih dengan kisaran pH  3.5 – 10, viskositas  larutan 1% alginat, kadar air  5-20% dengan ukuran partikel 10-200  standar mesh ( Winarno,1990).

Tabel   7. Spesifikasi mutu asam alginat, Natrium alginat dan propilen glikol alginat



 Jadi telah diketahui bahwa Kandungan kimia rumput laut terdiri dari protein, lemak, air dan mineral. Bahan baku yang dibuat untuk produk dasar seperti agar agar, karagenan dan alginat untuk dapat di ekspor harus memenuhi persyaratan.sesuai dengan persyaratan Codex

Teknologi Lokasi Desain Konstruksi Tambak


Penyuluh Perikanan,   Kegiatan budidaya udang merupakan jenis usaha perikanan yang hampir semua proses produksinya dapat ditargetkan sesuai dengan keinginan, sejauh manusia dapat memenuhi persyaratan pokok dan pendukung kehidupan serta pertumbuhan udang yang optimal. Usaha ini pernah menunjukkan hasil yang memuaskan hingga Indonesia menjadi produsen udang papan atas di dunia yaitu pada tahun 1994 mampu mencapai angka produksi > 300.000 ton/tahun (produksi dari tambak intensif sekitar 60 %, tambak sederhana mencapai 20% dan tambak semi-intensif sekitar 10%). Sedangkan mulai tahun 1997 hingga sekarang produksi udang Indonesia mengalami penurun yang tidak sedikit, yaitu kira-kira produksi per tahun berkisar antara 160.000-200.000 ton( Anonim, 2003).


Dengan berjalannya waktu, proses produksi udang di tambak mengakibatkan terabaikannya kontrol atas prinsip mikrobiologis dan proses eutrofikasi.

PENGAWETAN IKAN DENGAN SISTEM PENGASAPAN

Pengasapan Ikan adalah merupakan cara yang digunakan dalam usaha perikanan sebagai salah satu cara dari suatu proses yang bertujuan untuk mengawetkan ikan. Usaha pengawetan ikan melaui sistim pengasapan sebenarnya sudah cukup lama dengan berbagai bentuk dan ragamnya dan sudah dikenal oleh masyarakat perikanan umumnya.

Pengasapan Ikan
Untuk itu bagi anda sebagai pelaku utama dan pelaku usaha dibidang  perikanan khususnya yang melakukan kegiatan  pengolahan sebagai usaha perbaikan mutu hasil  perikanan, maka bersama ini saya akan memberikan informasi pengetahuan soal pengawetan ikan dengan menggunakan asap sebagai Media pengawet dalam proses Pengolahan perikanan. 

Usaha pengolahan melalui sistim pengawetan yang dilakukan dengan cara pengasapan ini juga merupan sebagai upaya alternatif untuk mengatasi melimpahnya produksi perikanan, sehingga selain awet, ikan akan tetap terjaga kwalitas mutu dan menimbulkan kelezatan yang disukai para konsumen.

Pengasapan Ikan
Cara pengawetan ikan dengan proses pengasapan ini sudah dikenal sejak lama. Pengawetan Ikan dengan media asap sebagai cara pengawetan ini banyak memberikan manfaat karena selain sebagai cara untuk mengawetkan ikan juga dapat memberikan rasa dan warna pada ikan yang kita olah sehingga menimbulkan minat bagi konsumen yang hoby dan suka dengan rasa Ikan yang lezat.

Praktek-praktek pengolahan dengan sistim pengasapan memang sudah banyak dilakukan secara komersial di beberapa daerah  di seluruh wilayah Indonesia, baik di pulau jawa, sumatera, sulawesi dll.

Prinsip utama dalam pengawetan ikan melalui Pengasapan adalah sbb:
  1. Unsur yang berperan adalah asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu.
  2. Asap terdiri dari uap dan partikel padatan yang berukuran kecil
  3. Komposisi kimia asap;  Air, Aldehid, Asam asetat, Keton, Alkohol, Asam formiat, Phenol dan karbohidrat.
  4. Unsur kimia asap dapat berfungsi untuk meningkatkan daya awet antara lain:    
a.  Disinfektan yang menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri pembusuk yang terdapat dalam tubuh ikan.
b.  Pemberi warna pada tubuh ikan, sehingga ikan berwarna kuning keemasan dan dapat membangkitkan selera makan.
c.   Bahan pengawet, dapat mencegah terjadinya proses oksidasi lemak pada ikan.

Dasar-dasar Pengawetan dengan sistim Pengasapan:
Pada dasarnya, proses pengasapan ikan merupakan gabungan aktivitas: penggaraman, pengeringan, pemanasan dan pengasapan.
1. Penggaraman
Dalam pengawetan ikan yang dilakukan melalui sistim pengasapan penggunakan garam juga sangat dibutuhkan. 
  • Konsentrasi garam dan lamanya proses penggaraman tergantung pada selera konsumen dan jenis, ukuran dan tingkat kesegaran ikan.
  • penggunaan garam Melalui tahap ini sangat dilakukan karena dapat memberikan keuntungan yaitu: Daging ikan menjadi lebih kompak,  Pertumbuhan bakteri pembusuk dapat terhambat dan Rasa daging ikan jadi lebih enak.

2. Pengeringan
  - Proses pengeringan yang terjadi memungkinkan lapisan permukaan daging ikan menyerap asap.
3. Pemanasan
  - Panas yang tinggi dapat menghentikan kegiatan enzim perusak, menggumpalkan protein dan menguapkan sebagian air dalam tubuh ikan.

4. Pengasapan
  - Pengasapan dapat membunuh bakteri, seperti juga pada proses penggaraman.
  - Daya awet ini tergantung pada lama pengasapan dan volume asap.

Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengasapan Ikan
Pengasapan Ikan
Tingkat keberhasilan proses pengasapan ikan tergantung pada tiga faktor yang saling berkaitan, yaitu:
1. Mutu dan volume asap
  • Tergantung jenis kayu yang digunakan, syarat kayu yang digunakan sebaiknya:
  • a. menggunakan kayu yang keras.
  • b. tidak mudah terbakar.
  • c. tidak memiliki getah.
  • d. dapat menghasilkan asap dalam jumlah banyak, dan dalam waktu yang lama.
  • Jenis kayu yang digunakan, mampu menghasilkan asap dengan kandungan unsur phenol dan asam organiknya cukup tinggi.
  • Jenis kayu yang umum digunakan adalah:  Tempurung kelapa dan kayu yang biasa kita gunakan utk masah, dan lainnya

2. Suhu dan kelembaban ruang pengasapan
  • Ruang yang baik adalah yang memiliki suhu dan kelembaban rendah, sifat asap yang dihasilkan lebih ringan dan valumenya banyak, sehingga dapat melekat pada tubuh ikan.
  • Suhu ruang pengasapan tinggi, terjadi proses case hardening.
  • Apabila kelembaban cukup rendah, proses penguapan cairan pada tubuh ikan lebih cepat dan proses pengasapan lebih cepat, proses pembusukan dan ketengikan dapat dihambat.
  • Kondisi suhu dan kelembaban harus rendah dan konstan.

3. Sirkulasi udara dalam ruang pengasapan
  • Adanya sirkulasi, menjamin mutu ikan Asap lebih sempurna.
  • Aliran asap akan berjalan dengan lancar dan kontinu, sehingga partikel asap yang menempel pada tubuh ikan semakin banyak dan merata.

Metode Pengasapan
Metode pengasapan terbagi menjadi empat, yaitu:
  1. pengasapan panas,
  2. pengasapan dingin,
  3. pengasapan listrik dan
  4. asap cair.

1. Pengasapan panas (hot smoking)
  - Ikan yang akan diasap diletakkan cukup dekat dengan sumber asap.
  - Suhu tempat penyimpanan ikan dapat mencapai 100 0C
  - Lama proses pengasapan:
    a. ikan kecil         :  1 – 3 jam
    b. ikan sedang     :  4 – 7 jam
    c. ikan besar        :  12- 24 jam

 - Keuntungan:
    a. proses pengasapan dapat berlangsung dengan cepat.
    b. produk yang dihasilkan dapat langsung dimakan.
  - Kelemahan:
    a. Memungkinkan dapat terjadinya case hardening.

2. Pengasapan cair (liquid smoking)
  - Ikan direndam pada cairan asap.
  - Cairan asap diperoleh dari pengembunan asap hasil pembakaran.
  - Proses pengasapan dilakukan dengan cara pemanggangan.

3. Pengasapan dingin (cold smoking).
  • Ikan diletakkan agak jauh dari sumber panas
  • Suhu tempat penyimpanan ikan tidak terlalu tinggi (30 – 60 0C)
  • Lama proses penyimpanan dapat berlangsung selama beberapa hari sampai dua minggu, tergantung ukuran ikan
  • Keuntungan: ikan lebih banyak menyerap partikel/unsur asap. Daging kering karena banyak cairan tubuh yang menguap.
  • Kelemahan: ikan tidak seluruhnya matang, sehingga perlu diolah lebih lanjut.

4. Pengasapan listrik (electric smoking)
  - Hampir sama dengan proses pemanasan dingin, yaitu:
a.       ikan diletakkan jauh dari sumber panas
b.      perbedaannya, pada pengasapan listrik digunakan muatan-muatan listrik untuk membantu melekatkan partikel asap ke tubuh ikan.

Tempat Pengasapan
Tempat  yang dipakai dan digunakan dalam kegiatan pengawetan ikan dengan melalui pengasapan  diharapkan  memiliki persyaratan tertentu, antara lain:
1.       Hendaknya terletak pada ruang/tempat yang dapat tutup rapat.
2.       Ruang asap berbentuk kotak, drum, lemari atau kamar.
3.       Di dalam ruang penyimpanan terdapat rak atau tempat untuk menggantung ikan.
4.       Sumber panas dapat dipindah-pindahkan.
5.       Untuk kelancaran ventilasi harus baik.
6.       Ruang pengasapan terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar.
7.       Untuk mengontrol suhu perlu dipasang termostat.

Pelaksanaan Proses Pengasapan Ikan
Langkah-langkah yang dilakukan selam proses pengasapan ikan dapat mempengaruhi produk akhir, langkah pegerjaannya adalah sebagai berikut:
1. Alat-alat yang akan digunakan adalah: Open, letak bahan bakar.
2. Persiapan:  
  • Memisahkan ikan berdasarkan jenis, ukuran dan tingkat kesegaran.
  • Penyiangan, dengan cara membersihkan sisik, insang dan isi perut, lalu dilakukan pencucian.
  • Proses penggaraman, ikan ditaburi garam secara merata dan didiamkan beberapa waktu.
  • Ikan ditiriskan atau diangin-anginkan, sehingga menjadi kering.
  • Ikan dimasukan ke dalam ruang penyimpanan.

3. Proses pengasapan
  • Ikan diasapi dengan menggunakan metode tertentu.
  • Lama proses pengasapan tergantung jenis, ukuran dan metode.
  • Proses pengasapan dianggap selesai, bila ikan telah berubah warna menjadi kuning keemasan atau kuning kecoklatan.

4. Penyimpanan ikan
  - Ikan asap segera dikonsumsi/diolah lebih lanjut:
    a. ikan disimpan di dalam kotak.
    b. ikan diletakkan ditempat yang tidak terlalu panas.
 
- Ikan asap tidak segera dikonsumsi:
    a. ikan hasil pengasapan diletakkan di ruang pendingin.

Prosedur Pengasapan Ikan
1. Ikan dipisahkan berdasarkan:
  - jenis
  - ukuran
  - tingkat kesegaran

2. Ikan dipisahkan berdasarkan:
  - membersihkan isi perut
  - membuang insang
  - membuang isi perut

3. Proses penggaraman:
  - ikan digarami secara merata

4. Proses pengeringan:
  - ikan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan

5. Metode Pengasapan:
  - pengasapan panas
  - pengasapan dingin
  - pengasapan cair
  - pengasapan listrik

6. Dari beberapa yang sudah dilakukan sedemian rupa melalui prosedur diatas maka jadilah yang namanya ikan asap, bahkan ada juga yang menyebut Ikan salai.

Demikian sampai disini  saja dulu semoga bermanfaat, dan terima kasih atas kunjungannya.

Sumber Dari Penyuluh Perikanan

Cara Membuat Infusoria Makanan Benih Ikan Hias

Infusoria adalah salah satu makanan alami budidaya ikan yang termasuk kelas dari protozoa. di kelas infusoria ini, dikenal subkelas ciliata,yang sudah tak asing lagi contohnya paramecium, didinium, colpoda, dan balantidium.infusoria umumnya hidup di air tawar.


Planton
Infusoria memiliki Ukuran bervariasi antara 25micron - 300 micron, jadi cukup kecil untuk dimakan oleh benih ikan. Biasanya Infusoria banyak ditemukan di air yang mengandung bahan organik, seperti air dari kolam ikan yang berwarna hijau, terutama di tempat-tempat yang sedang mengalami pembusukan berat.Infusoria juga makan ganggang renik, ragi, dan bahan organik yang halus. walaupun termasuk protozoa, tapi infusoria bisa dilihat dengan mata secara langsung. kalau dilihat, akan tampak seperti bintik putih yang bergerak-gerak. 



Kerajinan Tangan Cangkang Kerang, Peluang Bisnis Internasional

Kerajinan Cangkang Kerang  - Salah satu komoditas laut уаng mempunyai potensi bisnis tinggi аdаlаh kerang. Sеlаіn kerang diambil dagingnya untuk dikonsumsi sehari-hari, kulit atau cangkang kerang ternyata јugа dimanfaatkan оlеh banyak orang ѕеbаgаі bahan baku pembuatan aneka kerajinan tangan unik.

Mеѕkірun banyak masyarakat уаng menganggap bаhwа cangkang kerang аdаlаh limbah, nаmun bagi bеbеrара pengrajin menganggap cangkang kerang mempunyai potensi besar dan peluang bisnis menjanjikan. Dеngаn bekal kreativitas, para pengrajin menyulap kulit kerang atau cangkang kerang menjadi berbagai macam kerajinan tangan unik уаng bernilai ekonomis seperti tempat tisu, bingkai foto, bros, dan lаіn sebagainya.

Jenis kerajinan tangan unik dаrі cangkang kerang laut, sekarang іnі banyak kita jumpai dі pasaran, seperti уаng ѕаngаt menarik berupa bros cangkang kerang. Umumnya, bros cangkang kerang laut іnі dipergunakan untuk mempercantik busana penunjang penampilan, khususnya bagi kaum wanita.


Bisnis Kerajinan Tangan Bros Cangkang Kerang LautBros dаrі cangkang kerang уаng cantik dan unik dараt membuat penampilan Andа menjadi tеrlіhаt berbeda hаnуа dеngаn menyematkan sebutir bros ѕаја dі baju/jilbab. Olеh sebab itulah, bros cangkang kerang memiliki peluang bisnis sampingan уаng bіѕа dipertimbangkan dеngаn memanfaatkan limbah kulit kerang atau cangkang kerang уаng ѕudаh tіdаk terpakai lаgі menjadi kerajinan tangan unik уаng layak jual bаhkаn dеngаn harga tinggi.

Pada umumnya, bros cangkang kerang merupakan salah satu jenis kerajinan tangan unik уаng memiliki warna dan beraneka ragam bentuk serta banyak dijumpai dі daerah sekitar pantai. Untuk pulau Bali sendiri, para pengrajin cangkang kerang banyak terdapat dі kota Denpasar serta Ubud. Hasil kerajinan tangan tеrѕеbut kеmudіаn mеrеkа pasarkan dі dalam negeri sendiri seperti pulau Bali dan seluruh wilayah Indonesia. Namun, ada јugа bеbеrара kerajinan уаng mеrеkа jual keluar negeri.


Proses Pembuatan Kerajinan Cangkang Kerang Laut

Bisnis Kerajinan Tangan Bros Cangkang Kerang LautProses pembuatan bros cangkang kerang іnі tіdаk tеrlаlu rumit. Bahan bakunya рun mudah didapat sehingga tіdаk ada kendala dalam hal bahan baku. Hаnуа ѕаја pengrajin membutuhkan ketrampilan khusus dan sentuhan seni sehingga limbah cangkang kerang berhasil disulap menjadi kerajinan tangan unik nan cantik. Bеrіkut іnі аdаlаh langkah-langkah  pembuatan bros dаrі cangkang kerang laut:

Langkah pertama аdаlаh mengumpulkan bahan baku berupa cangkang kerang laut уаng mеrеkа peroleh dаrі para nelayan tradisional atau pengusaha tambak kerang hias, dan јugа pengumpul kerang laut. Pilihlah kerang laut dеngаn bentuk dan warna уаng unik agar kerajinan tangan dаrі cangkang kerang уаng dihasilkan јugа lebih bagus. Harga jual untuk kerajinan tangan unik dаrі kerang bentuk, ukuran dan warna.

Langkah kedua аdаlаh proses pengolahan bahan baku оlеh para perajin profesional. Seperti membersihkan kerang dаrі tempelan lumpur, pasir dan tanah. Selanjutnya dikeringkan dеngаn dimasukkan kе dalam oven (sebelumnya cangkang kerang diberi campuran bahan-bahan kimia tertentu уаng berfungsi untuk mempermudah proses pembentukan sesuai dеngаn pola). Proses tеrѕеbut berfungsi agar kulit atau cangkang kerang berubah menjadi lunak nаmun tetap tіdаk patah.


Langkah ketiga atau terakhir barulah cangkang kerang diolah menjadi berbagai kerajinan tangan unik seperti bros cantik dаrі kerang laut. Produk kerajinan tangan unik dаrі bahan cangkang kerang іnі memiliki 3 jenis produk unggulan seperti kerajinan kulit kerang murni, kerajinan kombinasi kerang dеngаn teknik patry, serta kerajinan kulit kerang dеngаn kombinasi fiber, produk kayu furniture dan bahan-bahan perhiasan seperti emas, perak atau permata.


Sеmоgа Kе dераn makin banyak para pebisnis pebisnis уаng melirik peluang bisnis dі kerajinan cangkang Kerang