Budidaya ikan di kolam air tawar ini merupakan salah satu kegiatan yang sebenarnya sangat menyenangkan sebab selain sebagai cara untuk memberikan ketentraman dan kenyamanan dalam hati juga bisa meningkatkan pendapatan sebagai usaha kita khususnya meningkatkan gizi dan juga pendapatan perekonomian bagi keluarga. Melakukan Usaha Perikanan Budidaya tidaklah sulit dan itu sangat mudah karena tidak memerlukan pengetahuan atau keahlian khusus kecuali keseriusan kita dalam menekuni usahanya yaitu dengan memperhatikan TehnikBudidaya. Semakin sering kita mencoba untuk melakukan usaha tersebut semakin banyak pengalaman yang kita dapat, semakin tentram perasaan hati dan semakin merasa bahagia.
Qn Forum
BUDIDAYA IKAN TAWES
1. PENDAHULUAN
Ikan Tawes ini merupakan jenis komoditas perikanan air tawar. Ikan ini sangat mudah untuk dibudidayakan oleh siapa saja. Selain rasanya enak ikan ini banyak sekali digemari oleh masyarakat Indonesia.
Kebutuhan akan konsumsi Ikan Tawes ini cukup banyak seperti ikan lainnya. Untuk itu mari kita budidayakan ikan Tawes ini dengan baik sehingga hasilnyapun akan menjadi lebih baik. Dalam sistim budidaya Ikan Tawes pada umumnya untuk Penyediaan benih yang bermutu dalam jumlah cukup dan kontinyu merupakan faktor penting dalam upaya pengembangan budidaya ikan konsumsi.
Kebutuhan akan konsumsi Ikan Tawes ini cukup banyak seperti ikan lainnya. Untuk itu mari kita budidayakan ikan Tawes ini dengan baik sehingga hasilnyapun akan menjadi lebih baik. Dalam sistim budidaya Ikan Tawes pada umumnya untuk Penyediaan benih yang bermutu dalam jumlah cukup dan kontinyu merupakan faktor penting dalam upaya pengembangan budidaya ikan konsumsi.
Disamping
itu usaha pembenihan dirasa lebih rnenguntungkan karena waktu yang
digunakan relatif singkat kurang lebih 3 minggu - 1 bulan, serta
pemasarannya pun mudah. Pembenihan ikan tawes ada beberapa cara
yaitu pembenihan ikan di kolam, pembenihan di sawah dan pembenihan
di hapa.
1. PEMILIHAN INDUK
- Untuk mendapatkan benih yang berkualitas dan jumlah yang banyak
dalam pembenihan Tawes perlu dipilih induk yang baik dengan ciri-ciri
:
- Letak lubang dubur terletak relatif lebih dekat ke pangkal ekor
- Kepala relatif lebih kecil dan meruncing
- Sisik-sisiknya besar dan teratur
- Pangkal ekor lebar dan kokoh
- Pada umumnya ikan tawes jantan mulai dipijahkan pada umur kurang
lebih 1 tahun, dan induk tawes betina pada umur kurang lebih 1,5
tahun. Untuk
mengetahui bahwa induk ikan tawes telah matang kelamin dan siap untuk dipijahkan dengan tanda-tanda sebagai berikut :- Induk betina
- Perutnya mengembang kearah genetal (pelepasan) bila diraba lebih lembek
- Lubang dubur berwarna agak kemerah-merahan
- Tutup insang bila diraba lebih licin
- Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan kehitam-hitaman.
- lnduk jantan
- Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan berwarna keputih-putihan (sperma)
- Tutup insang bila diraba terasa kasar
- Induk betina
2. PERSIAPAN KOLAM
- Kolam pemijahan ikan tawes sekaligus merupakan kolam penetasan dan kolam pendederan. Sebelum dipergunakan untuk pemijahan, kolam dikeringkan.
- Perbaikan pematang dan dasar kolam dibuat saluran memanjang (caren/kamalir) dari pemasukan air kearah pengeluaran air dengan lebar 40 cm dan dalamnya 20-30 cm.
3. PELEPASAN INDUK
- Induk ikan tawes yang telah terpilih untuk dipijahkan kemudian
diberok, pemberokan dengan penempatan induk jantan dan betina
secara terpisah
selama 4-5 hari - Setelah diberok kemudian induk ikan dimasukkan ke kolam pemijahan yang telah dipersiapkan
- Pemasukan induk ke kolam pada saat air mencapai kurang lebih 20 cm
- Jumlah induk yang dilepas induk betina 25 ekor dan induk jantan 50 ekor
- Pada sore hari kurang lebih pukul 16.00 air yang masuk ke kolam diperbesar sehingga aliran air lebih deras.
- Biasanya induk ikan tawes memijah pada pukul 19.00-22.00
- Induk yang akan memijah biasanya pada siang hari sudah mulai berkejar-kejaran di sekitar tempat pemasukan air.
4. PENETASAN TELUR
- Setelah induk ikan tawes bertelur, air yang masuk ke kolam diperkecil agar telur-telur tidak terbawa arus, penetasan dilakukan di kolam pemijahan juga
- Pagi hari diperiksa bila ada telur-telur yang rnenumpuk di
sekitar kolam atau bagian lahan yang dangkal disebarkan dengan
mengayun-ayunkan sapu lidi
di dasar kolam - Telur ikan tawes biasanya menetas semua setelah 2-3 hari
- Dari ikan hasil penetasan dipelihara di kolam tersebut selama kurang lebih 21 hari.
5. PEMUNGUTAN HASIL BENIH IKAN
- Panen dilakukan pada pagi hari
- Menyurutkan/mengeringkan kolam
- Setelah benih berada dikamalir/dicaren, benih ditangkap dengan menggunakan waring atau seser
- Benih ditampung di hapa yang telah ditempatkan di saluran air mengalir dengan aliran air tidak deras
- Benih lersebut selanjutnya dipelihara lagi di kolam pendederan atau dijual.
6. PENDEDERAN
- Mula-mula kolam dikeringkan selama 2-3 hari
- Perbaikan pematang, pembuatan caren/saluran
- Dasar kolam diolah dicangkul, kemudian dipupuk dengan Urea & SP 36 1 0 gr/m2 dan pupuk kandang 1 - 1,5 kg/m2 tergantung kesuburannya.
- Setelah kolam dipupuk kemudian diairi setinggi 2-3 cm dan dibiarkan 2-3 hari kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman 50 cm
- Kemudian benih ditebar di kolam pendederan dengan padat tebar 10-20 ekor/m2
- Pemeliharaan dilakukan kurang lebih 3 minggu - 1 bulan.
- Selanjutnya dapat dipanen dan hasil benih dapat dijual atau ditebar lagi di kolam pendederan II.
PERLENGKAPAN KAPAL PERIKANAN
Kapal-kapal perikanan secara umum harus memiliki perlengkapan (mekanik dan manual) baik yang disyaratkan oleh aturan keselamatan kapal maupun yang dibutuhkan sesuai dengan jenis kegiatannya. Perlengkapan tersebut terdiri dari perlengkapan primer dan perlengkapan sekunder.
Perlengkapan primer adalah semua peralatan kapal yang diwajibkan oleh aturan keselamatan kapal dan peralatan lain yang fungsinya tidak dapat digantikan dengan perlengkapan lainnya kecuali dalam keadaan mendesak, sedangkan perlengkapan sekunder adalah semua peralatan yang dianjurkan oleh aturan keselamatan kapal dan peralatan kerja lain yang fungsinya dapat digantikan oleh peralatan lainnya. Perlengkapan yang disyaratkan oleh aturan keselamatan kapa wajib memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh PT. Klasifikasi Indonesia (PTKI) atau badan-badan sertifikasi internasional lainnya.
Secara umum kapal perikanan memiliki perlengkapan sebagai berikut:
1. Perlengkapan pengisyaratan
2. Perlengkapan navigasi
a) Lampu Navigasi
b) Penentuan Posisi Kapal
3. Perlengkapan komunikasi
4. Perlengkapan Kemudi beserta penataannya
5. Perlengkapan Keselamatan
a) Perlengkapan keselamatan
b) Perlengkapan pemadam kebakaran
6. Perlengkapan Dek
a) Perlengkapan sandar labuh
b) Perlengkapan bongkar muat
c) Perlengkapan penangkapan Ikan
- Perlengkapan operasi penangkapan ikan
- Perlengkapan penanganan ikan hasil tangkapan
- Perlengkapan perawatan alat penangkap ikan
- Perlengkapan perawatan kapal
7. Perlengkapan Akomodasi
a) Perlengkapan ruang akomodasi
b) Perlengkapan sanitasi
c) Perlengkapan dapur
d) Perlengkapan kesehatan
8. Perlengkapan Kamar Mesin
Manfaat eceng gondok Pada Budidaya Ikan
Eceng gondok atau enceng gondok (Latin:Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air yang hidupnya mengapung. Selain dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung, di Manado dikenal dengan nama Tumpe.
MEDIA PENYULUHAN PERIKANAN
Secara umum dapat dikatakan bahwa media merupakan suatu perantara yang digunakan dalam proses belajar.
Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran. Dengan demikian media berperan penting dalam memberikan pengalaman kongkrit dan sesuai dengan tujuan belajar.
Pancing Rawai Dasar
![]() |
Rawai dasar |
Berdasarkan habitat ikan, sumber daya ikan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu ikan pelagis (permukaan) dan ikan demersal (ikan dasar). Jenis-ienis ikan dasar, biasanya adalah ikan karnivora yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti; ikan-ikan karang, kerapu, cucut, dsb. Sesuai dengan karakteristik habitat dan tingkah laku ikan dasar, kemudian dikembangkan beberapa alat tangkap, seperti; pancing, jaring dasar dan rawai dasar.
Subscribe to:
Posts (Atom)