Qn Forum

Ask Your Questions in Related Category

KONSTRUKSI RUMPON

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa Rumpon yang dikenal sebagai tempat untuk menemtukan dan memastikan bagi ikan untuk tetap berkumpul ditempatnya, ini memiliki Konstruksi. 

Adapun Konstruksi tersebut merupakan suatu model yang dapat ditentukan. 

Komponen rumpon secara umum terdiri dari, ponton dan komponen bagian atas, tali rumpon, rantai bawah dan jangkar.  Perhatikan skematik rumpan pada gambar 2.1

jangkar

Gunakanlah jangkar yang terbuat dari balok semen cor dengan berat sekitar 900 kg.  Tebal dan lebar balok cor seoptimum mungkin untuk meningkatkan efek cengkeram dasar perairan.  Jangkar yang berbentuk selin-der atau drum bekas oli yang diisi semen kurang baik, karena akan menggeser rumpon menjauh akibat efek cuaca dan kondisi laut.


gambar 2.1 Jangkar Rumpon



Rantai Bawah Rantai baja panjang 15 meter dengan diamter 19 milimeter digunakan untuk menghubungkan jangkar ke talii rumpon.  Penyambungan menggunakan segel berukuran sesuai, seperti tampak pada Gamar 2.2.


gambar 2.3.komponen atas tali
 
Tali Rumpon
Tali rumpon terdiri dari dua bagian.  Bagian atas dan bagian bawah.  Bagian atas diameter 19 mm 8 – 12 strand bahan Nylon.  Bagian bawah tali PE diameter 22 milimeter 8 atau 12 strand.  Bagian bawah yang mengapung (gambar 2.1 komponen lengkung) harus mempu mengapungkan tali bagian bawah dari dasar laut.  Tujuannya adalah untuk mengurangi gesekan dasar laut terhadap tali.  Sementara bagian bawah komponen atas terbuat dari wire
 
sehinggga akan membentuk lengung katenari (komponen lengkung).  Tujuannya agar tali pelampung tidak mengambang dan untuk memperpendek atau memperpanjang. Panjang tali rumpon 25% dari kedalaman air.  Panjjang ini cukup aman jika kedalaman laut lebih besar dari yang diperkirakan.  Ponton tidak tertarik secara vertikal dan jangkar tidak terangkat ika terjadi cuaca buruk. 


Gambar 2.4

Ponton Ponton (lihat gambar 2.3) dapat berbentuk kotak atai selinder, terbuat dari pelat besi dengan ketebalan 5 mm.  Keliling 150 cm dan diameter 60 cm untuk memasang bendera tanda.  Jika memungkinkan dipasangi lampu yang dapat menyala sendiri jika hari gelap dan radar reflector.. Ditengahnya dipasakkan pipa bulat.  Bagian pipa atas sepanjang 80 cm dan bagian 105 cm berfungsi untuk mengikatkan rantai atas komponen atas tali rumpon.

Jadi Pada Prinsipnya
  1. Komponen rumpon secara umum terdiri dari, ponton dan komponen bagian atas, tali rumpon, rantai bawah dan jangkar.
  2. Komponen lengkung sebaiknuya membentuk lengkung catenary.
  3. Bagian bawah tali atas berfungsi menenggelamkan tali atas, dan bagian atas tali bawah untuk mengapungkan komponen bawah tali rumpon.
  4. Setiap sambungan menggunakan segel dan swivel.

Sumber Refernsi:
Kementerian Kelauan dan Perikanan
Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
Pusat Penyuluhan Perikanan Jakarta



Demikian semoga Bermanfaat

Baca Juga kelamjutannya:
Mengenal Rumpon
Konstruksi Rumpon
Pemasangan Rumpon

Jangan Lupa supaya pekerjaan lebih nyaman tetap tersenyum, Tunjukan Kreasimu

Budidaya Ikan patin

Berbagai Jenis  ikan perairan Air tawar memang lumayan banyak jumlahnya, dan selama ini masyarakat kita banyak yang memiliki hoby dan hoby tersebut juga menjadi salah satu bagian dari usaha mereka yang kiranya bisa dijadikan peluang. 

Saat sekarang Ikan Patin juga sudah dikenal dimana-mana khususnya di masyarakat Indonesia, dan sudah tersebar hingg sampai kepelosok di pedesaan, bahkan banyak yang menggemarinya.  

Postingan kali ini sengaja saya sajikan sebagai bahan Informasi dan merupakan Teknologie yang dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan bagi siapa saja yang akan melakukan usaha budidaya khususnya ikan Patin.
sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa Ikan patin ini merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki peluang ekonomi untuk dibudidayakan. Budidaya ikan Patin masih perlu diperluas lagi, karena pemenuhan atas permintaan ikan patin  masih sangat kurang. 

Ikan patin seperti halnya ikan lele tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya keduanya tergolong dalam kelompok catfish. Ada yang menyebut ikan patin dengan Lele Bangkok. 

Di beberapa daerah ikan patin memiliki nama yang berbeda-beda antara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin. Rasa daging ikan patin yang enak dan gurih konon memiliki rasa yang lebih dibandingkan Ikan Lele. Ikan patin memiliki kandungan minyak dan lemak yang cukup banyak di dalam dagingnya.


Teknik budidaya ikan patin sebenarnya relatif mudah, sehingga tidak perlu ragu jika berminat menekuni budidaya ikan ini. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa dan danau sebagai habitat asli ikan patin. 

Seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat, ikan patin mulai dibudidayakan di kolam,keramba maupun bak dari semen. Permintaan ikan patin yang terus meningkat memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang budidaya ikan patin ini. Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam, tetapi perlu budidaya ikan patin secara lebih intesnsif.

Model Budi Daya Ikan Patin
Peluang usaha Budidaya Ikan Patin dapat dilakukan dalam dua bidang kegiatan yaitu kegiatan pembenihan dan kegiatan pembesaran sebagai ikan konsumsi. Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu. Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan. 

Budidaya ikan patin sebagai pemenuhan bibit ini cukup memiliki prospek yang bagus karena permintaan bibit juga cukup besar. Budidaya ikan patin sebagai persediaan bibit ini memerlukan waktu yang relatif pendek sehingga perputaran modal bisa dipercepat. 

Budidaya ikan patin dalam kategori pembesaran biasanya dilakukan saat bibit ikan patin memiliki berat 8-12 gram/ekor, dan setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor. Sebagian petani ikan patin memanen setelah usia 3 sampai 4 bulan karena permintaan pasar ikan patin dengan bobot yang lebih rendah per ekornya. 

 Budi Daya Ikan patin sebagai bibit dan ikan konsumsi memiliki peluang usaha yang sama-sama menguntungkan, tergantung pilihan kita mana yang lebih memungkinkan.

Persyaratan Budidaya Ikan Patin
Budidaya ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut :
  1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
  2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  3. Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
  4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
  5. Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
  6. PH air berkisar antara: 6,5–7.
Teknik Budidaya Ikan Patin
A. Pembibitan Ikan Patin
Pembibitan Ikan Patin merupakan upaya untuk mendapatkan bibit dengan kualitas yang baik dan jumlah yang mencukupi permintaan. Cara Tradisional bibit ikan Patin diperoleh dengan menangkap dari habitat aslinya yaitu sungai, rawa, danau dan tempat-tempat lain. Untuk tujuan komersial bibit harus diupayakan semaksimal mungkin dengan pembibitan di kolam. Persiapan dan langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Memilih calon induk siap pijah.
Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus terlebih dahulu dengan pemeliharaan yang intensif. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang mengandung protein tinggi. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.
 
Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah
sebagai berikut :
a. Induk betina
1.      Umur tiga tahun.
2.      Ukuran 1,5–2 kg.
3.      Perut membesar ke arah anus.
4.      Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
5.      Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
6.      Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
7.      kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.
b. Induk jantan
1.      Umur dua tahun.
2.      Ukuran 1,5–2 kg.
3.      Kulit perut lembek dan tipis.
4.      Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
5.      Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.

2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,Biasanya ikan mas.
Hormon perangsang dibuat dengan menggunakan kelenjar hipofise ikan mas, kelenjar hipofise dapat ditemukan pada bagian otak ikan mas, berwarna putih dan cukup kecil. Ambil dengan hati-hati dengan pinset. Setelah diambil dimasukkan ke dalam tabung kecil dan ditumbuk sampai benar-benar halus dan lebut, selanjutnya dicampur dengan air murni (aquades) yang dapat dibeli di apotik.

3. Kawin suntik (induce breeding).
Setelah kelenjar hipofise dicampur dengan air murni sudah siap, ambil dengan jarum suntik dan disuntikkan pada punggung Ikan patin. Ikan patin siap dipijahkan. Metode kawin suntik diterapkan untuk merangsang induk patin betina mengeluarkan telur untuk selanjutnya dibuahi oleh Patin Jantan.

4. Penetasan telur.
Telur yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu sekitar 4 hari, selama menunggu telur menetas perlu dipantau kondisi air. Ganti air sebagian dengan air bersih dari sumur.

5. Perawatan larva.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium atau bak berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm, bisa dalam ukuran yang lain. Setiap akuarium atau bak diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.

6. Pendederan.
Benih Ikan patin dibesarkan pada kolam tebar atau bak dari semen, lebih bagus pada kolam lumpur karena mengandung banyak plankton dan fitoplankton sebagai pakan alami.

7. Pemanenan.
Benih ikan patin bisa dipanen sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
B. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi. Ikan Patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran, antara lain 200 gram sampai 1 kg. Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu. Pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.
Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:
 

1. Pemupukan
Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya.Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m 2.

2. Pemberian Pakan
Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek  kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah Pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.

3. Penanganan Hama Dan Penyakit
Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit.  Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.

4. Pemanenan Ikan Patin
Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budi daya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini. Harga Ikan Patin Per kilogram kurang lebih Rp 15.000-25.000,-

Demikian sebagai informasi, semoga dapat bermanfaat

Panglima Laot


Panglima Laot merupakan suatu institusi Adat yang mengatur tentang tata cara meupayang/penangkapan ikan di laut. Panglima Laot selain sebagai institusi juga sebagai seorang ketua lembaga itu sehingga orang menyebut mereka sebagai Panglima Laot.

Mutu Ikan Segar

Mutu atau Kualitas Bahan Baku (Ikan)
1.      Mutu Ikan Segar
Penanganan ikan setelah penangkapan atau pemanenan memegang peranan penting untuk memperoleh nilai jual ikan yang maksimal. Salah satu faktor yang menentukan nilai jual ikan dan hasil perikanan yang lain adalah tingkat kesegarannya. Semakin segar ikan sampai ke tangan pembeli maka harga jual ikan tersebut akan semakin mahal. Tingkat kesegaran ikan ini sangat terkait dengan cara penanganan ikan (Junianto, 2003).\

Ukuran Dan Bentuk Kapal

Kapal adalah sarana transpotasi air yang digunakan untuk mengangkut barang, hewan, manusia dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Selain itu kapal juga dapat digunakan sebagai alat pertahanan, rekreasi, laboratorium maupun kapal kerja. Sehingga dilihat dari muatan yang diangkut maka kita kenal berbagai tipe kapal seperti : general cargo ship, tanker ship, bulk carrier ship, container ship, ro-ro ship, passanger ship.

Dibawah ini terdapat beberapa contoh gambar General arrangement dari tipe-tipe kapal diatas.


1. General Cargo ship 


General Cargo ship adalah kapal yang digunakan untuk mengangkut barang berbagai macam - macam cargo dalam bentuk karungan, peti-petian, palet atau jenis lain. Kapal general cargo dilengkapi dengan sarana dan prasarana pemuatan dan pembongkaran. Akses ke dalam ruang muat dilengkapi dengan sistem buka tutup yang berada di deck yang disebut dengan hatches (lubang palka) yang dilengkapi dengan hatches cover.






2. Tanker ship 


Tanker shipadalah kapal yang mengankut muatan dalam bentuk cairan dalam jumlah yang besar. Jenis dari kapal tanker ini antara lain oil tanker, chemical tanker, liquid gas tanker.

Oil Tanker

Gambar chemical tanker 
Adalah sebuah kapal tanker yang didesain untuk memuat jenis muatan chemical





LPG / LNG tanker 


Liquid Petroleum Gas / Liquaid Natural Gas



3. Bulk Carrier 


Bulk Carrier adalah kapal yang mengankut muatan dalam bentuk curah atau biji-bijian. Muatan yang diangkut seperti ; batubara, biji besi, semen bentuk curah, gandum, kedelai, gula dan lain-lain. Pada umumnya sekali memuat satu jenis komoditi cargo. Kapal Bulk carrier hanya memiliki single deck saja. 
Dibawah ini terdapat gambar General arrangement dan penampang melintang dari ruang muat kapal bulk carrier ;


4. Kapal Container

Kapal Container adalah kapal yang memuat muatan yang sudah dimasukkan kedalam Container. Kapal container merupakan tipe kapal liner. 

5. Kapal Ro-ro ( Roll on – Roll off ) 


Kapal Ro-ro ( Roll on – Roll off ) adalah kapal yang di design sedemikian rupa sehungga proses pemuatan dan pembongkaran muatan melalui Ramps Door ( stern ramps atau bow ramps)



6. Kapal Passanger 

Kapal Passanger  adalah kapal yang di desaign untuk mengangkut penumpang. Namun juga dapat memuat cargo dalam jumlah yang sedikit.
Untuk mengenali ukuran  dan ragam  bentuk bentuk yang ada dikapal maka kita perlu mengetahui Istilah-istilah dan definisinya. Ukuran kapal kita dapat bedakan menjadi :
  1. Ukuran secara memanjang kapal
Contoh : LOA, LBP
  1. Ukuran secara melintang/melebar kapal
Contoh : Moulded Breadth, extreme breadth
  1. Ukuran secara vertical kapal
Contoh : Draft, freeboard, depth, air draft
  1. Ukuran berat kapal
Contoh : lightship, Displacement, load displacement, Deadweight
  1. Ukuran isi kapal
Contoh : GRT (Gross Tonnage), NRT 


Gambar dibawah menunjukkan ukuran secara memanjang, melintang dan vertical kapal serta ragam bentuk kapal.
Untuk itu sangat penting sekali memahami istilah-istilah baku yang lazim digunakan diatas kapal seperti :
a.     LOA (Length Over All)
Adalah panjang keseluruhan kapal secara membujur diukur dari titik paling depan pada linggi haluan (sterm) sampai titik paling belakang pada buritan kappa(stern) sejajar lunas kapal.
b.    LBP (Length Between Perpendiculars)
Adalah panjang membujur kapal yang diukur dari forward perpendiculars sampai dengan aft perpendicular diukur sepanjang garis muat pada musim Summer.
Aft perpendicular adalah garis kayalan tegak  yang terletak pada rudder stock atau poros daun kemudi. Forward perpendicular adalah garis kayalan tegak perpotongan antara linggi haluan kapal dengan garis muat musim Summer.

c.     LOWL (Length on the load water line)
Adalah Panjang sepanjang garis air yang diukur dari perpotongan antara linggi haluan dengan garis air sampai dengan ke titik potong antara garis air dengan linggi buritan
d.    Moulded Breath
Adalah lebar terbesar kapal diukur dari plat kulit kapal bagian dalam sebelah kiri sampai dengan plat kulit kapal bagian dalam sebelah kanan  sejajar lunas kapal
e.     Extreme Breath (beam)
Adalah lebar terbesar kapal diukur pada titik paling kiri pada bagian luar kulit kapal sebelah kiri sampai titik paling kanan pada bgian luar kulit kapal sebelah kanan sejajar lunas kapal
f.      Moulded depth
Adalah jarak tegak yang diukur dari lunas kapal(keel) sampai dengan geladak atas  (Upper deck/main deck) pada bagian tengah tengah kapal.
g.    Extreme depth
Adalah jarak tegak yang diukur dari titik paling bawah pada lunas kapal (keel) sampai dengan titik paling atas pada geladak atas (Upper deck/main deck) 
h.    Draught/Draft
Adalah  jarak tegak yang diukur dari titik paling bawah pada lunas kapal (keel) sampai garis air (water line)
Draft kapal pada bagian depan disebut dengan forward draft, draft kapal pada bagian belakang disebut dengan aft draft dan draft kapal pada bagian midship disebut dengan middle/midship draft.
Draft kapal pada saat kapalnya kosong disebut dengan light draft
Draft kapal pada saat kapal memuat maksimal yang diijinkan disebut dengan load draft
i.      Freeboard
Adalah jarak tegak yang diukur dari garis air (water line) sampai dengan garis deck (deck line)
j.      Air draft
Adalah jarak tegak yang diukur dari garis air sampai dengan titik yang tertinggi pada bagian kapal
k.     UKC (under keel clearance)
Adalah jarak tegak yang diukur dari lunas kapal sampai dengan dasar laut/dasar sungai
l.      Trim
      Adalah perbedaan antara draft depan dengan draft belakang
      Bilamana draft depan lebih besar dari draft belakang maka kapal trim by head
      Bilamana draft belakang lebih besar dari draft depan maka kapal trim by stern
     Bilamana draft depan sama dengan draft belakang maka kapal even keel
m.   Sheer
Adalah lengkungan deck secara membujur. Yang diukur dari tinggi main deck pada bagian tengah kapal dengan tinggi sebuah titik kusus pada main deck dibagian depan atau belakang kapal
n.    Camber
Adalah lengkungan deck secara melintang, yang diukur dari perbedaan tinggi deck pada tengah-tengah kapal dengan bagian deck sisi paling luar.
o.    Rise of floor
Adalah kenaikan plat kulit kapal bagian dasar pada bagian terluar dengan garis dasar pada lunas kapal diukur pada bagian terluar
p.    Tumblehome
Adalah lengkungan yang terbentuk oleh bagian kulit kapal yang terluar pada area upperdeck/maindeck
q.    Rake
Garis kemiringan yang terbetuk secara vertical maupun horisontal
r.     Center line
Adalah garis simetris kapal secara melintang atau garis tengah kapal secara melintang
s.     Base line
Adalah garis mendatar pada plat lunas kapal bagian luar pada bagian midship kapal
t.      Displacement
Adalah berat keseluruhan kapal yaitu berat kapal kosong ditambah dengan seluruh isinya.
Atau berat keseluruhan kapal yang setara dengan berat cairan yang dipindahkan oleh bagaian kapal yang terbenam didalam air
u.    Light Displacement/lightship
Adalah Berat kapal kosong, yaitu berat kapal yang terdiri dari badan kapal, mesin- mesin kapal, peralatan tetap kapal (tanpa muatan, tanpa bahan bakar ,tanpa air tawar, tanpa ballast dan lain-lain)
v.     Load displacement
Adalah Berat kapal secara keseluruhan pada saat kapal terbenam pada draft maksimum yang diijinkan.( yaitu merupakan Light displacement + muatan + air tawar + bahan bakar + perbekalan + awak kapal dan lain-lain)
            Load displacement = Light Displacement + DWT
w.     Deadweight (DWT)
Adalah Kemampuan kapal untuk dapat dimuati beban sampai draft maksimal yang diijinkan (seperti: muatan, air tawar, bahan bakar, perbekalan, minyak lumas, penumpang, begasi, awak kapal dan lainnya).
Kemampuan kapal untuk memuat muatan saja sampai dengan draft maksimal yang diijinkan disebut Cargo DWT.
x.     Gross Tonnage (GRT)
Adalah isi dari sebuah kapal dikurangi dengan isi sejumlah ruangan tertentu yang berfungsi sebagai ruangan untuk keselamatan kapal antara lain : double bottom,forepeak dan afterpeak tanks, galley, bridge, master’s office, dan lain-lain. 
y.     Net Tonnage (NRT)
Adalah isi kotor dikurangi dengan sejumlah ruangan yang tidak dapat dipakai untuk mengangkut muatan seperti : master and crew accommodation, chain locker, WC, chart room, engine room, radio station boatswain locker.

Tonnage adalah kemampuan sebuah kapal mengangkut muatan. Kegunaan tonnage untuk mengetahui besar kecilnya kapal, besar kecilnya daya angkut kapal dan juga untuk mengetahui biaya-biaya yang harus ditanggung oleh kapal 


Selain istilah yang lazim digunakan diatas kapal seperti diatas maka sangat penting memahami bagian-bagian kapal seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini : 
a.     Main deck/upper deck
b.    Forecastle
c.     Tween deck
d.    Lower deck / tank top
e.     Cargo hold (bagian bawah adalah lower hold dan bagian atas adalah upper hold)
f.     Peak tanks ( depan adalah fore peak tanks belakang after peak tanks )
g.    Chain locker
h.     Boatswain locker
i.      Bulkhead ( paling depan fore peak collision bulkhead dan paling belakang after peak collision bulkhead)
j.      Engine room
k.     Steering engine room (steering gear room)
l.      Double bottom
m.   Cofferdam
n.     Super structure