
Qn Forum
7 Sifat Penting Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin

Keajaiban Pikiran
Sahabatku...
Sesungguhnya manusia adalah salah satu makhluk Tuhan yang paling sempurna bila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Oleh karena itu sudah sepantasnya Tuhan menjadikan menusia sebagai khalifah diatas permukaan Bumi ini. Manusia dikatakan sebagai makhluk yang paling sempurna karena manusia telah diberi kelebihan oleh Tuhan YME berupa akal dan pikiran, sehingga dengan akal dan pikiran itulah manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang tidak benar....)
dan dengan kekuatan akal dan fikiran inilah manusia mencapai derajad yang paling tinggi di sisi Tuhannya (Allah).
dan dengan kekuatan akal dan fikiran inilah manusia mencapai derajad yang paling tinggi di sisi Tuhannya (Allah).
MENGENAL SEPINTAS IKAN CAKALANG
Biologi Ikan Cakalang
Menurut Saanin (1984), ikan cakalang diklasifikasikan sebagai berikut :
- Phylum : Chordata
- Kelas : Pisces
- Ordo : Perciformes
- Sub Ordo : Scombroidea
- Famili : Scombroidae
- Sub Famili : Thunninae
- Genus : Katsuwonus
- Species : Katsuwonus pelamis
Ikan cakalang memiliki tubuh yang membulat atau memanjang dan garis lateral. Ciri khas dari ikan cakalang memiliki 4-6 garis berwarna hitam yang memanjang di samping bagian tubuh. Ikan cakalang pada Umumnya mempunyai berat sekitar 0,5 – 11,5 kg serta panjang sekitar 30-80 cm.
Ikan cakalang mempunyai ciri-ciri khusus yaitu tubuhnya mempunyai bentuk menyerupai torpedo (fusiform), bulat dan memanjang, juga mempunyai gill rakers (tapis insang) sekitar 53-63 buah. Memiliki dua sirip punggung yang letaknya terpisah. Pada sirip punggung pertama terdapat 14-16 jari-jari keras, pada sirip punggung perut diikuti oleh 7-8 finlet. Terdapat sebuah rigi-rigi (keel) yang sangat kuat diantara dua rigi-rigi yang lebih kecil pada masing-masing sisi dan sirip ekor.
Matsumoto vide Sutrisno,2005 mengemukakan bahwa warna tubuh pada saat ikan masih hidup adalah biru baja (steel blue), tingled dengan lustrous violet di sepanjang permukaan punggungnya dan intersitsnya menyusut di sisi tubuh hingga pangkal sirip dada; sebagian dari dadanya, termasuk bagian abdomen berwarna putih hingga kuning muda; garis-garis vertikal evanescent muda nampak di bagian sisi tubuh pada saat baru tertangkap.
Warna abu-abu di sebelah bawah mandible bersatu dengan warna putih bagian tubuh di belakang pada bagian bawah setengah tubuh. Di setiap sisi tubuh, empat hingga enam garis melintang terlihat nyata di bawah gurat sisi di setiap sisi tubuh.
Kisaran suhu yang ideal untuk ikan cakalang berkisar antara 26 -32 derajat Celcius. Sedangkan suhu yang ideal untuk melakukan pemijahan berkisar antara 28 -29 derajat Celcius dengan salinitas sebesar 33‰.
Warna abu-abu di sebelah bawah mandible bersatu dengan warna putih bagian tubuh di belakang pada bagian bawah setengah tubuh. Di setiap sisi tubuh, empat hingga enam garis melintang terlihat nyata di bawah gurat sisi di setiap sisi tubuh.
Kisaran suhu yang ideal untuk ikan cakalang berkisar antara 26 -32 derajat Celcius. Sedangkan suhu yang ideal untuk melakukan pemijahan berkisar antara 28 -29 derajat Celcius dengan salinitas sebesar 33‰.
Ikan cakalang sangat menyenangi daerah dimana terjadi pertemuan arus atau air (convergence) yang umumnya terdapat pulau-pulau. Selain itu ikan cakalang juga menyukai perairan dimana terjadi pertemuan antara massa air panas dan dingin, penaikan air dan parameter hidrografi dimana terdapat pencampuran yang tidak tetap (biasanya di bawah lapisan homogen).
Penyebaran vertikal, dimulai dari permukaan sampai kedalaman 260 meter pada siang hari, sedangkan pada malam hari akan menuju ke permukaan (diurnal migration). Penelitian yang dilakukan oleh Woutuyzen et. Al., vide Sutrisno, 2005, menyatakan bahwa ikan cakalang matang gonad pada ukuran panjang cagak (fork length) sekitar 42 – 44 cm.
Penyebaran vertikal, dimulai dari permukaan sampai kedalaman 260 meter pada siang hari, sedangkan pada malam hari akan menuju ke permukaan (diurnal migration). Penelitian yang dilakukan oleh Woutuyzen et. Al., vide Sutrisno, 2005, menyatakan bahwa ikan cakalang matang gonad pada ukuran panjang cagak (fork length) sekitar 42 – 44 cm.
Daerah penangkapan ikan cakalang yaitu di sekitar selatan Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, lepas pantai Pulau Sumba (Nusa Tenggara Timur), Laut Banda, Samudera Hindia, Selat Makasar, perairan di Maluku, Sulawesi dan Papua.
Baca Juga ;
Baca Juga ;
- Klasifikasi Dan kandungan Ikan Tuna
- Klasifikasi Dan Morfologi Cumi cumi
- Ikan Tenggiri Raja atau King Mackarel
- Morfologi Dan Klasifikasi Ikan kerapu Macan
- Mengenal Ikan Cakalang
PROGRAM PELESTARIAN PLASMA NUTFAH IKAN-IKAN PERAIRAN UMUM
.
Luas perairan umum di Indonesia sekitar 55 juta Ha (Anonim 1995) yang meliputi danau, waduk, sungai, dan rawa dengan potensi pengembangan usaha budidaya sebesar 550,000 Ha (Rukyani 2001). Syandri & Agustedi (1996) membagi perairan umum berdasarkan wilayah menjadi 6 Kawasan yaitu : Kawasan budidaya, lindung, penangkapan, perhubungan, wisata dan kawasan bahaya.
Perairan umum adalah suatu genangan air yang relatif luas yang dimiliki dan dikuasai oleh negara serta dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Perairan umum meliputi danau, waduk, rawa, dan sungai. Pada umumnya perairan umum dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan transportasi, penangkapan ikan, dan sebagai sumber air untuk kehidupan rumah tangga, serta sebagai plasma nutfah perairan
KONSTRUKSI RUMPON
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa Rumpon yang dikenal sebagai tempat untuk menemtukan dan memastikan bagi ikan untuk tetap berkumpul ditempatnya, ini memiliki Konstruksi.
Adapun Konstruksi tersebut merupakan suatu model yang dapat ditentukan.
Komponen rumpon secara umum terdiri dari, ponton dan komponen bagian atas, tali rumpon, rantai bawah dan jangkar. Perhatikan skematik rumpan pada gambar 2.1
Adapun Konstruksi tersebut merupakan suatu model yang dapat ditentukan.
Komponen rumpon secara umum terdiri dari, ponton dan komponen bagian atas, tali rumpon, rantai bawah dan jangkar. Perhatikan skematik rumpan pada gambar 2.1
jangkar
Gunakanlah jangkar yang terbuat dari balok semen cor dengan berat sekitar 900 kg. Tebal dan lebar balok cor seoptimum mungkin untuk meningkatkan efek cengkeram dasar perairan. Jangkar yang berbentuk selin-der atau drum bekas oli yang diisi semen kurang baik, karena akan menggeser rumpon menjauh akibat efek cuaca dan kondisi laut.
gambar 2.1 Jangkar Rumpon
Rantai Bawah Rantai baja panjang 15 meter dengan diamter 19 milimeter digunakan untuk menghubungkan jangkar ke talii rumpon. Penyambungan menggunakan segel berukuran sesuai, seperti tampak pada Gamar 2.2.
gambar 2.3.komponen atas tali
Tali Rumpon
Tali rumpon terdiri dari dua bagian. Bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas diameter 19 mm 8 – 12 strand bahan Nylon. Bagian bawah tali PE diameter 22 milimeter 8 atau 12 strand. Bagian bawah yang mengapung (gambar 2.1 komponen lengkung) harus mempu mengapungkan tali bagian bawah dari dasar laut. Tujuannya adalah untuk mengurangi gesekan dasar laut terhadap tali. Sementara bagian bawah komponen atas terbuat dari wire
sehinggga akan membentuk lengung katenari (komponen lengkung). Tujuannya agar tali pelampung tidak mengambang dan untuk memperpendek atau memperpanjang. Panjang tali rumpon 25% dari kedalaman air. Panjjang ini cukup aman jika kedalaman laut lebih besar dari yang diperkirakan. Ponton tidak tertarik secara vertikal dan jangkar tidak terangkat ika terjadi cuaca buruk.
Gambar 2.4
Ponton Ponton (lihat gambar 2.3) dapat berbentuk kotak atai selinder, terbuat dari pelat besi dengan ketebalan 5 mm. Keliling 150 cm dan diameter 60 cm untuk memasang bendera tanda. Jika memungkinkan dipasangi lampu yang dapat menyala sendiri jika hari gelap dan radar reflector.. Ditengahnya dipasakkan pipa bulat. Bagian pipa atas sepanjang 80 cm dan bagian 105 cm berfungsi untuk mengikatkan rantai atas komponen atas tali rumpon.
Jadi Pada Prinsipnya
- Komponen rumpon secara umum terdiri dari, ponton dan komponen bagian atas, tali rumpon, rantai bawah dan jangkar.
- Komponen lengkung sebaiknuya membentuk lengkung catenary.
- Bagian bawah tali atas berfungsi menenggelamkan tali atas, dan bagian atas tali bawah untuk mengapungkan komponen bawah tali rumpon.
- Setiap sambungan menggunakan segel dan swivel.
Sumber Refernsi:
Kementerian Kelauan dan Perikanan
Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
Pusat Penyuluhan Perikanan Jakarta
Pusat Penyuluhan Perikanan Jakarta
Demikian semoga Bermanfaat
Baca Juga kelamjutannya:
Mengenal Rumpon
Konstruksi Rumpon
Pemasangan RumponJangan Lupa supaya pekerjaan lebih nyaman tetap tersenyum, Tunjukan Kreasimu
Budidaya Ikan patin
Berbagai
Jenis ikan perairan Air tawar memang lumayan banyak jumlahnya, dan
selama ini masyarakat kita banyak yang memiliki hoby dan hoby tersebut
juga menjadi salah satu bagian dari usaha mereka yang kiranya bisa
dijadikan peluang.
Saat sekarang Ikan Patin juga sudah dikenal dimana-mana khususnya di masyarakat Indonesia, dan sudah tersebar hingg sampai kepelosok di pedesaan, bahkan banyak yang menggemarinya.
Postingan kali ini sengaja saya sajikan sebagai bahan Informasi dan merupakan Teknologie yang dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan bagi siapa saja yang akan melakukan usaha budidaya khususnya ikan Patin.
Saat sekarang Ikan Patin juga sudah dikenal dimana-mana khususnya di masyarakat Indonesia, dan sudah tersebar hingg sampai kepelosok di pedesaan, bahkan banyak yang menggemarinya.
Postingan kali ini sengaja saya sajikan sebagai bahan Informasi dan merupakan Teknologie yang dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan bagi siapa saja yang akan melakukan usaha budidaya khususnya ikan Patin.
sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa Ikan patin ini
merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki peluang ekonomi untuk
dibudidayakan. Budidaya ikan Patin masih perlu diperluas lagi, karena
pemenuhan atas permintaan ikan patin masih sangat kurang.
Ikan patin seperti halnya ikan lele tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya keduanya tergolong dalam kelompok catfish. Ada yang menyebut ikan patin dengan Lele Bangkok.
Di beberapa daerah ikan patin memiliki nama yang berbeda-beda antara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin. Rasa daging ikan patin yang enak dan gurih konon memiliki rasa yang lebih dibandingkan Ikan Lele. Ikan patin memiliki kandungan minyak dan lemak yang cukup banyak di dalam dagingnya.
Ikan patin seperti halnya ikan lele tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya keduanya tergolong dalam kelompok catfish. Ada yang menyebut ikan patin dengan Lele Bangkok.
Di beberapa daerah ikan patin memiliki nama yang berbeda-beda antara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin. Rasa daging ikan patin yang enak dan gurih konon memiliki rasa yang lebih dibandingkan Ikan Lele. Ikan patin memiliki kandungan minyak dan lemak yang cukup banyak di dalam dagingnya.
Teknik
budidaya ikan patin sebenarnya relatif mudah, sehingga tidak perlu ragu
jika berminat menekuni budidaya ikan ini. Pada awalnya pemenuhan
kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa
dan danau sebagai habitat asli ikan patin.
Seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat, ikan patin mulai dibudidayakan di kolam,keramba maupun bak dari semen. Permintaan ikan patin yang terus meningkat memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang budidaya ikan patin ini. Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam, tetapi perlu budidaya ikan patin secara lebih intesnsif.
Seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat, ikan patin mulai dibudidayakan di kolam,keramba maupun bak dari semen. Permintaan ikan patin yang terus meningkat memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang budidaya ikan patin ini. Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam, tetapi perlu budidaya ikan patin secara lebih intesnsif.
Model Budi Daya Ikan Patin
Peluang
usaha Budidaya Ikan Patin dapat dilakukan dalam dua bidang kegiatan
yaitu kegiatan pembenihan dan kegiatan pembesaran sebagai ikan konsumsi.
Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada
ukuran tertentu. Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang
umumnya adalah benih selepas masa pendederan.
Budidaya ikan patin sebagai pemenuhan bibit ini cukup memiliki prospek yang bagus karena permintaan bibit juga cukup besar. Budidaya ikan patin sebagai persediaan bibit ini memerlukan waktu yang relatif pendek sehingga perputaran modal bisa dipercepat.
Budidaya ikan patin dalam kategori pembesaran biasanya dilakukan saat bibit ikan patin memiliki berat 8-12 gram/ekor, dan setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor. Sebagian petani ikan patin memanen setelah usia 3 sampai 4 bulan karena permintaan pasar ikan patin dengan bobot yang lebih rendah per ekornya.
Budi Daya Ikan patin sebagai bibit dan ikan konsumsi memiliki peluang usaha yang sama-sama menguntungkan, tergantung pilihan kita mana yang lebih memungkinkan.
Budidaya ikan patin sebagai pemenuhan bibit ini cukup memiliki prospek yang bagus karena permintaan bibit juga cukup besar. Budidaya ikan patin sebagai persediaan bibit ini memerlukan waktu yang relatif pendek sehingga perputaran modal bisa dipercepat.
Budidaya ikan patin dalam kategori pembesaran biasanya dilakukan saat bibit ikan patin memiliki berat 8-12 gram/ekor, dan setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor. Sebagian petani ikan patin memanen setelah usia 3 sampai 4 bulan karena permintaan pasar ikan patin dengan bobot yang lebih rendah per ekornya.
Budi Daya Ikan patin sebagai bibit dan ikan konsumsi memiliki peluang usaha yang sama-sama menguntungkan, tergantung pilihan kita mana yang lebih memungkinkan.
Persyaratan Budidaya Ikan Patin
Budidaya
ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang
optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut
:
- Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
- Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
- Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
- Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
- Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
- PH air berkisar antara: 6,5–7.
Teknik Budidaya Ikan Patin
A. Pembibitan Ikan Patin
Pembibitan
Ikan Patin merupakan upaya untuk mendapatkan bibit dengan kualitas yang
baik dan jumlah yang mencukupi permintaan. Cara Tradisional bibit ikan
Patin diperoleh dengan menangkap dari habitat aslinya yaitu sungai,
rawa, danau dan tempat-tempat lain. Untuk tujuan komersial bibit harus
diupayakan semaksimal mungkin dengan pembibitan di kolam. Persiapan dan
langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Memilih calon induk siap pijah.
Induk
patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus
terlebih dahulu dengan pemeliharaan yang intensif. Selama pemeliharaan,
induk ikan diberi makanan khusus yang mengandung protein tinggi. Selain
itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan
induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.
Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah
Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah
sebagai berikut :
a. Induk betina
1. Umur tiga tahun.
2. Ukuran 1,5–2 kg.
3. Perut membesar ke arah anus.
4. Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
5. Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
6. Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
7. kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.
b. Induk jantan
1. Umur dua tahun.
2. Ukuran 1,5–2 kg.
3. Kulit perut lembek dan tipis.
4. Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
5. Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,Biasanya ikan mas.
Hormon
perangsang dibuat dengan menggunakan kelenjar hipofise ikan mas,
kelenjar hipofise dapat ditemukan pada bagian otak ikan mas, berwarna
putih dan cukup kecil. Ambil dengan hati-hati dengan pinset. Setelah
diambil dimasukkan ke dalam tabung kecil dan ditumbuk sampai benar-benar
halus dan lebut, selanjutnya dicampur dengan air murni (aquades) yang
dapat dibeli di apotik.
3. Kawin suntik (induce breeding).
Setelah
kelenjar hipofise dicampur dengan air murni sudah siap, ambil dengan
jarum suntik dan disuntikkan pada punggung Ikan patin. Ikan patin siap
dipijahkan. Metode kawin suntik diterapkan untuk merangsang induk patin
betina mengeluarkan telur untuk selanjutnya dibuahi oleh Patin Jantan.
4. Penetasan telur.
Telur
yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu sekitar 4 hari, selama
menunggu telur menetas perlu dipantau kondisi air. Ganti air sebagian
dengan air bersih dari sumur.
5. Perawatan larva.
Benih
ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium atau bak
berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm, bisa dalam ukuran yang lain. Setiap
akuarium atau bak diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi.
Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator
ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih
dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air
digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana.
Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena
masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada
hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning
telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan
makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan
kutu air dan jentik nyamuk.
6. Pendederan.
Benih
Ikan patin dibesarkan pada kolam tebar atau bak dari semen, lebih bagus
pada kolam lumpur karena mengandung banyak plankton dan fitoplankton
sebagai pakan alami.
7. Pemanenan.
Benih ikan patin bisa dipanen sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
B. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan
Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi. Ikan Patin
dikonsumsi dalam berbagai ukuran, antara lain 200 gram sampai 1 kg. Masa
panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang lebih
senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu. Pada Usia 6
bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.
Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:
1. Pemupukan
Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:
1. Pemupukan
Pada
kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin
ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami
dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan
makanan alami sebanyak-banyaknya.Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk
kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m 2.
2. Pemberian Pakan
Faktor
yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia
makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi
daya ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan
frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari
(pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5%
dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah
setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat
diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil
dari ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah Pelet
dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong
emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang
diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga
menghemat biaya pemeliharaan.
3. Penanganan Hama Dan Penyakit
Salah
satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan
penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama
yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular
air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan
memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya
enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang
disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit
yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit
non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi
biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.
4. Pemanenan Ikan Patin
Pemanenan
adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski terlihat
sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan
tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budi
daya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena
cara panen yang salah. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung
akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan
dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan
didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu.
Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air
yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan Patin
dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu
diusahakann menjual dalam bentuk ini. Harga Ikan Patin Per kilogram
kurang lebih Rp 15.000-25.000,-
Demikian sebagai informasi, semoga dapat bermanfaat
terima kasih
Sumber
- Perikanan dan Kelautan
- Penyuluh Perikanan
Sumber
- Perikanan dan Kelautan
- Penyuluh Perikanan
Baca Juga
- Tips Dalam pemberian pakan Ikan
- Kandungan Nutrisi dan Manfaat ikan dori
- Mengenal Jenis Ikan patin Pasupati
- Teknik pembesaran Ikan Patin
- Ciri ciri Ikan Patin
- ekspor perdana ikan patin ke arab saudi
- Peluang usaha Budidaya ikan patin
- Budidaya ikan patin
- Fungsi pakan Dalam budidaya ikan
- Azola Pakan alternatif yang menguntungkan
Subscribe to:
Posts (Atom)