Qn Forum

Ask Your Questions in Related Category

Sistem Pemetaan Satelit Baru Bisa Selamatkan Terumbu Karang

Menurut Laporan yang disampaikan oleh kelompok organisasi lingkungan yang berjudul "Reefs at Risk Revisited" menyebutkan sistem pemetaan satelit yang baru bisa dimanfaatkan untuk mempelajari dunia terumbu karang.
Dunia terumbu karang makin terancam, sebagian besar disebabkan kegiatan manusia. Terancamnya terumbu karang ini dianggap sebagai akibat perubahan iklim yang mengancam organisme laut. Kelompok organisasi lingkungan menerbitkan sebuah laporan berjudul, "Reefs at Risk Revisited" mengenai hal itu. Laporan itu menyebutkan pemanfaatan sistem pemetaan satelit yang baru untuk mempelajari dunia terumbu karang.

Teknologi Penangkapan Ikan dengan Pancing Tegak



PenyuluhPerikanan Mmu. Pancing tegak atau disebut juga secara internasioanl dengan Vertivalk Line. Pancing jenis ini terdiri dari satu tali utama yang dibagian bawahnya dipasangi sejumlahh pancing. Pancing dipasang langsung pada tali utama atau menggunakan sistim pencabangan. Pancing dipasangi umpan segar maupun umpan buatan. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan umumnya adalah ikan-ikan pelagis dan demersal besar. Ikan pelagis besar yang tertangkap mulai dari ikan madidihang, cucut, lemadang, layaran, dan tuna mata besar. Ikan ikan demersal besar seperti kakap, kerapu, cucut dan pari.

Teknologi Pengolahan Ikan Cucut

Penyuluh Perikanan.Mmu."Ikan cucut (Elasmobranchii) termasuk kelompok ikan pelagis besar yang memiliki nilai ekonomis. Hampir semua bagian ikan cucut dapat diolah dan dimanfaatkan terutama siripnya yang bernilai ekonomis tinggi yaitu untuk bahan soup. 

Selain itu daging, tulang, kulit, hati, dan limbah (kepala dan isi perut) semuanya dapat diolah untuk dimanfaatkan. Ikan cucut biasa di olah menjadi berbagai produk olahan dengan berbagai tujuan seperti mendapatkan rasa yang enak, mengawetkan, meningkatkan nilai jual, meningkatkan kegunaan,memanfaatkan limbah ikan, dll. 

Pengolahan yang biasa dilakukan pada ikan meliputi beragam prinsip pengolahan seperti penggaraman, pengeringan, pengasapan, pembekuan, sterilisasi, dan fermentasi. Masyarakat umum mengenal berbagai pengolahan ikan seperti pemedaan, pemindangan, pengalangan, pembuatan ikan asin, pengasapan dan penepungan.

Pada beberapa proses pengolahan ikan, dihasilkan cairan hasil samping pengolahanyang mengandung minyak ikan. Cairan tersebut terdiri dari beberapa fraksi yaitu fraksi air, fraksi minyak, dan fraksi padatan tersuspensi yang sebagian besar terdiri atas protein. 

Pada beberapa industry pengolahan baik industry besar maupun industry rakyat fraksi minyak dari cairan hasil samping tersebut diambil dan dijual. 

Pembeli memanfatkan minyak hasil samping tersebut untuk beberapa keperluan seperti untuk pengolahan petis, pakan ternak dan industry kulit. Jika ikan yang diolah mengandung asam lemak ω-3, minyak hasil samping  pengolahan tersebut biasanya masih mengandung asam lemak ω-3 juga. Minyak

hasil samping pengolahan ikan yang telah banyak diteliti adalah minyak hasil samping penepungan dan pengalengan ikan. Namun, hasil samping pemindangan belum banyak dieksplorasi. 

Tingkat pemanfaatan dan pengembangan perikanan cucut di Indonesia belum dapat diketahui secara pasti, hal ini dikarenakan data dan informasi mengenai cucut masih sangat kurang baik mengenai biologi dan potensi maupun distribusi kelimpahannya. 

Hal ini dikarenakan penangkapan cucut di Indonesia umumnya masih merupakan penangkapan tradisional dan hasilnya masih sebagai hasil tangkapan sampingan (by catch) dari upaya penangkapan tuna sehingga pencatatan data penangkapan belum dilakukan dengan baik.