Qn Forum

Ask Your Questions in Related Category

Mengenal Media Penyuluhan Perikanan



Penyuluh Perikanan._Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya, bahwa Penyuluhan perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. 

Banjir Ikan Asing, Karantina Sibuk Mengawasi

TEMPO.CO.ID, Jakarta - Kementerian Perikanan dan Kelautan akan memperketat karantina ikan untuk menghambat aliran spesies asing di perairan Indonesia. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, fenomena invasi spesies asing atau Invasive Alien Species/ IAS mulai merusak ekosistem, habitat, dan keanekaragaman hayati asli Indonesia. "Dampaknya sangat buruk bagi ekosistem laut nasional," kata dia dalam seminar internasional mengenai ancaman ikan asing di kantornya, Rabu 17 April 2013.



Keunikan Ikan Batak Inilah Yang Membuat Kita Penasaran




Nama Ikan Batak belakangan ini sudah demikian pamor dikenal di berbagai daerah di Indonesia dan bahkan di Bogor sudah berhasil dibudidayakan dan menjadi komoditas ekslusif yang bernilai mahal, sementara di Tanah Batak tidak demikian perkembangannya. Jenis yang mana sebenarnya yang disebut Ikan Batak itu? Kalau ditanyakan pertanyaan ini kepada orang Batak mungkin saja jawabannya berbeda-beda karena orang Batak sendiri sudah banyak yang tidak tau dan bahkan tidak perduli dengan yang disebut Ikan Batak.

Kekurang tahuan itu ternyata mengakibatkan penamaan Ikan Batak secara umum di dunia ikan di Indonesia berbeda dengan Ikan Batak yang dimaksud oleh orang Batak kebanyakan. Dari kalangan yang banyak berkecimpung dibidang perikanan terutama ikan air tawar baik

dari instansi pemerintahan maupun perorangan dalam bentuk upaya pembibitan dan pembesaran mengenal Ikan Batak adalah dari genus ‘Tor’, sementara orang Batak sendiri kebanyakan mengenal Ikan Batak yang disebut ‘ihan’ adalah dari genus Neolissochilus yang memang ikan endemik di Tanah Batak yang sudah terancam punah dan masuk dalam Red List Status di IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) dengan kode Ref.57073 sejak tahun 1996.

Ikan Batak yang dikenal secara umum di dunia perikanan dari genus Tor, memang tampilannya mirip dengan ‘ihan’ genus Neolissochilus, dan memang berasal dari keturunan yang sama yaitu Family Cyprinidae. Kalau yang dimaksud adalah dari jenis genus Tor maka jenis ikan ini masih banyak dijumpai di berbagai habitat aslinya di Indonesia seperti di Tanah Batak (Sumatra Utara), Sumatra Barat, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dan mungkin masih banyak ditemukan di daerah lainnya. Jadi pada dasarnya jenis ikan ini belum menjadi ikan yang terancam punah.
  
Ikan Batak yang dimaksud (genus Tor) bagi orang Batak sendiri dikenal dengan nama dekke Jurung-jurung atau Ikan Jurung. Secara umum Ikan Jurung ini disebut sebagai Ikan Batak karena di Tanah Batak lebih lazim digunakan dalam suatu prosesi adat sebagai simbol kesuburan dengan harapan kepada keluarga yang diberikan penganan dari Ikan Jurung-jurung ini akan berketurunan banyak, baik laki-laki dan perempuan dan mendapat rejeki sebagaimana perilaku Ikan Jurung-jurung tersebut yang sifat hidupnya membaur beriring-iringan.

Ikan Batak Penyandang Mitos
Ikan Batak yang aslinya disebut sebagai Ihan dari genus Neolissochilus memang dimitoskan sebagai makanan para raja-raja dijaman dahulu. Disamping itu Ihan merupakan penganan sesembahan kepada Tuhan (upa-upa) yang diberikan kepada seseorang oleh Hula-hula atau hierarchi clan marga yang lebih tinggi (dalam falsafah kekerabatan Dalihan Natolu) dengan harapan pemberian makanan itu mendapat berkat dari Tuhan berupa kesehatan dan panjang umur, mendapat banyak keturunan, dam mudah rezeki di harta. Dalam prosesi adat perkawinan, penganan ini juga diberikan kepada pihak boru (hierarchi marga yang lebih rendah) sebagai balasan pemberian makanan yang enak berupa suguhan makanan (tudu-tudu sipanganon) yang bermakna sama mendapat berkat dari Tuhan.

Tatalaksana pemberian makanan ikan seperti ini masih berlangsung sampai sekarang namun sudah menuju degradasinya karena tidak ditemukan lagi jenis Ihan di Tanah Batak (punah). Sebagai pengganti maka jenis ikan Mahseer dari genus Tor (Dekke Jurung-jurung) merupakan pengganti penganan yang dimaksud. Ternyata jenis inipun mulai langka ditemukan di Tanah Batak dan digantikan menjadi ikan mas dari genus Cyprinus. Jenis ikan mas sebagai pengganti penganan adat tersebut adalah dari spesies Cyprinus carpio yang berwarna kuning kemerahan. Jenis ikan mas yang berwarna kuning kemerahan ini kurang diminati oleh masyarakat di Pulau Jawa sehingga masyarakat Batak yang berada di Jawa ini terpaksa menggunakan ikan mas berwarna hitam sehingga penganan tersebut kurang ceria tampilannya dan terlihat kusam warnanya.

sumber: Blog Penyuluhan Perikanan


Keunikan Ikan Sapu Sapu inilah Yang Membuat Takjub



Rupa ikan sapu-sapu, dilihat dari bawah
Yang istimewa dari ikan sapu-sapu adalah bahwa mereka menggunakan kendaraan untuk mengelilingi laut. Untuk itu, mereka biasanya menempel pada kapal atau ikan hiu. 


PENYEBAB KEMUNDURAN MUTU IKAN

KEMUNDURAN MUTU IKAN - Ikan adalah suatu bahan makanan yang sangat mudah membusuk (perishable food)sesaat setelah ikan tertangkap, ikan akan segera mati, dan akan mengalami perubahan-perubahan / kerusakan – kerusakan yang mengakibatkan pembusukan.

A.      Penyebab Ikan Membusuk
Istilah pembusukan meliputi 2 (dua) macam perubahan yang terjadi pada ikan yaitu :

>
Hilangnya secara perlahan-lahan ciri / karakter ikan segar yang diinginkan.

>
Timbulnya bau yang tidak diinginkan dan rupa maupun tekstur menjadi jelek / tidak menarik.
    Secara umum kerusakan – kerusakan ikan dapat digolongkan menjadi :


    Kerusakan biologis


    Kerusakan enzimatis
    :



    :
    disebabkan oleh bakteri, jamur, ragi dan serangga;



    disebabkan oleh adanya reaksi kimia (oksigen) misalnya ketengikan (rancidity) yang diakibatkan oleh oksidasi lemak;
     
    Kerusakan Fisik
    :
    disebabkan oleh kecerobohan dalam handling / processing, misalnya luka-luka memar pada ikan, patah, kering, dan sebagainya.
      Diantara kerusakan tersebut, penyebab utama pembusukan ikan, adalah enzim dan bakteri.
      Enzim
      :
      Suatu substansi organik yang terdapat didalam tubuh ikan yaitu didalam daging ikan dan isi perut, terutama pada alat-alat pencernaan. Pada waktu ikan masih hidup enzim berfungsi sebagai katalis-biologi yang membantu proses pencernaan makanan. Setelah ikan mati, enzim tersebut akan berbuat sebaliknya yaitu daging ikan yang dicerna.
      Bakteri
      :
      Merupakan jasad renik (mikroba) yang hanya dapat dilihat dengan microscope. Pada ikan, bakteri terdapat pada bagian kulit (lender), insang dan pada makanan didalam perutnya. Selama ikan masih hidup, bakteri tidak berpengaruh buruk terhadap ikan. Setelah ikan mati, maka bakteri segera meningkatkan aktifitasnya untuk perkembangan dan menyerang tubuh.

      B.      Tahap – Tahap Pembusukan
      Proses pembusukan ikan berjalan melalui berapa tahap :
      Hyperaemia
      Terlepasnya lender dari kelenjar-kelenjarnya didalam kulit, membentuk lapisan bening yang tebal disekeliling tubuh ikan.
      Rigor Mortis
      Mengejangnya tubuh ikan setelah mati (rigor = kaku; mortis = mati; rigor mortis keadaan kaku setelah mati). Hal ini disebabkan karena otot-otot yang berkontraksi akibat reaksi-reaksi kimia yang dipengaruhi oleh enzim.
      Autolysis
      Melemasnya kembali tubuh ikan setelah mengalami rigor. Daging menjadi lembek karena kegiatan enzim meningkat. Penguraian daging ikan oleh enzim menghasilkan bahan yang merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri. Bakteri sudah mulai merusak ikan dengan mengurangi protein daging.
      Bacterial Decomposition
      Pada tahapan ini bakteri telah terdapat dalam jumlah yang sangat banyak akibat perkembangbiakan yang sangat banyak terjadi fase-fase sebelaumnya. Aksi bakteri itu dimulai pada saat hamper bersamaan dengan tahap autolysis, kemudian berjalan sejajar. Bakteri merusak ikan lebih parah dari kerusakan yang diakibatkan oleh enzim.

      C.      Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Pembusukan Ikan 

      Dalam setiap operasi penangkapan, ikan yang tertangkap harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya, karena perlakuan ini merupakan langkah pertama yang sangat menentukan mutu ikan dalam proses berikutnya. Ikan yang ditangkap akan segera membusuk, kecepatan pembusukan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :

      a.       Cara penangkapan
      Ikan tertangkap dengan payang, pole and line, dan trawl akan lebih baik keadaannya bila dibandingkan dengan ditangkap dengan gill net, long line, dan sebagainya.

      b.      Reaksi ikan menghadapi kematian
      Ikan yang keras menghabiskan banyak tenaganya dalam menghadapi kematiannya, lebih cepat busuk daripada ikan yang mati dengan tenang atau cepat.
      c.       Jenis dan ukuran ikan
      Kecepatan pembusukan berbeda pada setiap jenis ikan, karena perbedaan komposisi kimianya; Ikan yang berukuran kecil cepat membusuk dari pada ikan yang berukuran besar.

      d.      Keadaan fisik sebelum ditangkap
      Ikan yang sangat kenyang akan makanan saat ditangkap, perut dan dinding perutnya segera diurai oleh enzim isi perut dan akan mengakibatkan perubahan warna; Ikan yang kondisi fisiknya lemah, misalnya ikan yang sakit, lapar atau habis bertelur, akan lebih cepat membusuk.

      e.      Keadaan cuaca
      Udara yang panas, suhu air tinggi, laut yang banyak gelombang, akan mempercepat proses pembusukan.

      f.        Cara penanganan dan penyimpanan
      Jika ikan dalam keadaan rigor diperlakukan dengan kasar, misalnya ditumpuk terlalu banyak, terlempar, dan sebagainya, proses pembusukannya akan berlangsung lebih cepat. Pembusukan dapat dicegah atau diperlambat jika ikan disiangi dan disimpan pada suhu yang cukup rendah

      D.      Prinsip Mencegah Pembusukan Ikan 

      Kita telah mengetahui bahwa pembusukan ikan terutama disebabkan oleh enzim dan bakteri. Oleh karena itu untuk mencegah pembusukan, akan sangat efektif bila kedua penyebab utama itu disingkirkan dar ikan, dibunuh, dan dicegah kedatangan penyebab lain yang berasal dari luar. Pembusukan itu sendiri bagaimana pun tidak dapat dicegah atau dihindari. Sampai saat ini manusia baru berhasil untuk memperlambat atau menunda proses pembusukan itu.

      E.        Usaha Mencegah Pembusukan Ikan

      Usaha terbaik yang dapat dilakukan untuk mempertahankan mutu ikan terhadap pembusukan adalah sebagai berikut :

      a.       Mengurangi sebanyak mungkin jumlah enzim dan bakteri pada tubuh ikan

      Bakteri terdapat pada bagian kulit dan terutama sekali pada insang dan isi perutnya sedangkan enzim pada daging dan sebagian besar pada perutnya. Jika setelah ditangkap dibuang isi perutnya dan insangnya serta kemudian dicuci bersih, dihilangkan lendir-lendirnya maka berarti sebagian besar bakteri dan enzim telah dibuang.

      b.      Membunuh sisa-sisa bakteri dan enzim atau sekurang-kurangnya menghambat kegiatannya

      Bakteri yang tertinggal pada ikan dapat diperangi dengan berbagai cara yang pada dasarnya dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori :
      ·         Penggunaan suhu rendah;
      ·         Penggunaan suhu tinggi;
      ·         Pengeringan (dehidrasi);
      ·         Penggunaan zat-zat anti septic;
      ·         Penyinaran atau irradiasi.

      Untuk dapat hidup lebih baik, bakteri memerlukan suhu tertentu, tergantung dari jenisnya. Ada tiga macam bakteri berdasarkan pertahanannya terhadap suhu seperti pada table berikut :

      Jenis Bakteri
      Suhu Minimum
      Suhu Optimum
      Suhu Maksimum
      Thermophylic
      25 – 45 ⁰ C
      50 – 55 ⁰ C
      60 – 80 ⁰ C
      Mesophylic
      5 – 25 ⁰ C
      25 – 37 ⁰ C
      43 ⁰ C
      Psychropylic
      0 ⁰ C
      14 – 20 ⁰ C
      30 ⁰ C

      Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan bakteri akan mati atau sekurang-kurangnya akan berhenti kegiatannya bila suhu ikan diturunkan sampai dibawah 0 ⁰ C atau dinaikan sampai diatas 100 ⁰ . Penggunaan suhu rendah kita lakukan dengan menggunakan es atau dengan cara pendinginan lainnya.

      Sedangkan suhu tinggi dipakai misalnya dalam pengalengan atau pemindangan. Ikan asin, ikan asap, ikan asam, dan sebagainya akan lebih awet jika disimpan pada suhu rendah.

      Air merupakan kebutuhan yang pokok bagi pertumbuhan bakteri. Bakteri selalu menyerap makanannya dalam bentuk larutan, dan untuk itu diperlukan air. Jadi dalam keadaan kering, bakteri tidak akan dapat makan sehingga akan mati. Atas dasar inilah maka ikan dapat diawetkan dengan mengurangi kadar airnya, yaitu dengan cara :
      ·         Pengeringan dengan udara (drying);
      ·         Penggunaan Garam (osmose);
      ·         Pemasakan (perebusan, pengukusan, dan pengetiman);
      ·         Pengeringan dengan pembekuan pada ruang hampa (vacuum freeze drying).

      Beberapa zat kimia seperti asam cuka, klor (kaporit), Aureonmycin, asam benzoate, natrium benzoate, dll, sangat efektif dipakai untuk membunuh kuman bakteri dan menghentikan enzim. Zat-zat tersebut dapat dipakai untuk mengawetkan ikan dalam batas-batas tertentu.
        
      Irradiasi adalah penyinaran ikan dengan sinar-sinar tertentu, misalnya sinar Cobalt-60 yang sangat efektif untuk mematikan bakteri dan menahan kerja enzim.

      c.       Melindungi ikan terhadap kontaminasi bakteri dari luar

      Pengawetan tidak akan banyak berarti jika ikan yang telah diawetkan tidak dilindungi dari penyebab kerusakan baru yang dating dari luar ikan. Kerusakan ini bermacam-macam pada ikan olahan dan hasil olahannya, antara lain :
      ·         Pembusukan akibat pencemaran bakteri dari air, pembungkus, dari ikan lain, dan sebagainya;
      ·         Oksidasi lemak yang menimbulkan bau tengik;
      ·         Kerusakan-kerusakan fisik karena serangga, jamur, kecerobohan dalam penanganan, dan sebagainya.
      Untuk melindungi ikan terhadap kerusakan-kerusakan ini kita harus menyelenggarakan sanitasi dan higienis yang baik dalam proses penanganan, melakukan pembungkusan / pengepakan yang baik, serta usaha-usaha proteksi yang lain.


      Metode dan Teknik Penyuluhan

      Diagram Metode Penyuluhan
      Metode Penyuluhan
       
      Metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncakan. Setiap orang “belajar” lebih banyak melalui cara yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam menangkap pesan yang diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar saja, atau melihat dan juga ada yang harus mempraktikkan dan kemudian mendistribusikannya.