Penumbuhan kelembagaan pelaku utama adalah proses inisiasi dan fasilitasi tumbuhnya suatu kerjasama yang bersumber dari kesadaran pelaku utama dengan cara bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan prinsif kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial ekonomi, keakraban, saling mempercayai, dan keserasian hubungan antara pelaku utama, sehingga dapat merupakan faktor pengikat untuk kelestarian kehidupan berkelompok, dimana setiap anggota kelompok dapat merasa memiliki dan menikmati manfaat sebesar-besarnya dari apa yang ada dalam kelompok.
Qn Forum
Tentang Penyuluhan
Renungkanlah, arti penyuluhan pertanian; dan sehubungan dengan ituapakah yang Anda ketahui tentang tujuan dan prinsip metoda penyuluhanpertanian?Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebihbaik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hiduplebih sejahtera ( better living ), dan bermasyarakat lebih baik (better community )serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment ).
Sistem Penyuluhan
Sistem penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan.
Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Core Map
Apa itu COREMAP?

Apa itu COREMAP?
COREMAP (Coral Reef Rehabilitation and Management Program),
atau Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang, adalah
program jangka panjang yang diprakarsai oleh Pemerintah Indonesia dengan
tujuan untuk melindungi, merehabilitasi, dan mengelola pemanfaatan
secara lestari terumbu karang serta ekosistem terkait di Indonesia, yang
pada gilirannya akan menunjang kesejahteraan masyarakat pesisir.
Mengerikan, Inilah akibat Pencemaran Radioaktif

Sahabat semua yang saya cintai, ..
Selamat datang dan salam sejahtera untuk semua....
Pada postingan sebelumnya Penyuluh Perikanan telah membuat postingan dengan judul Akibat Pencemaran Air oleh limbah yg mengandung Zat Kimia an organik, dan sebelum itu juga sudah dijelaskan mengenai Akibat Pencemaran air yang disebabkan oleh Bahan oeganik.
Dan untuk postingan pada kesempatan ini Penyuluh juga mau berbagi lagi sekedar untuk Sharing dan menambah wawasan untuk kita semua, siapa tahu ada manfaatnya.
Selamat datang dan salam sejahtera untuk semua....
Pada postingan sebelumnya Penyuluh Perikanan telah membuat postingan dengan judul Akibat Pencemaran Air oleh limbah yg mengandung Zat Kimia an organik, dan sebelum itu juga sudah dijelaskan mengenai Akibat Pencemaran air yang disebabkan oleh Bahan oeganik.
Dan untuk postingan pada kesempatan ini Penyuluh juga mau berbagi lagi sekedar untuk Sharing dan menambah wawasan untuk kita semua, siapa tahu ada manfaatnya.
Mantap, Baru Tahu Akan Hari Air Sedunia
Air dan kehidupan memang tidak bisa dipisahkan, karena tanpa air kehidupan tidak akan ada. Lihat saja sendiri, betapa Planet Bumi yang kita tempati hingga sekarang ini, sebenarnya penuh air.
Bumi kita yang bulat Permukaan ini pada dasarnya 71% merupakan air, makanya ketika kita melihat bumi dari luar angkasa, bumi terlihat berwana biru. 96% air di bumi ini bersifat asin sebagai air laut, sedangkan sisanya sekitar 4% yang bersifat tawar. Kurang dari 3% berwujud salju dan es, sedangkan 1% lainnya sebagai besar air tanah itu yg umumnya digunakan untuk mandi dll, dan sisanya kurang dari 0,1% sebagai air permukaan (sungai dan danau), yg berada di biosfer dan atmosfer (sumber Wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Air).
Bumi kita yang bulat Permukaan ini pada dasarnya 71% merupakan air, makanya ketika kita melihat bumi dari luar angkasa, bumi terlihat berwana biru. 96% air di bumi ini bersifat asin sebagai air laut, sedangkan sisanya sekitar 4% yang bersifat tawar. Kurang dari 3% berwujud salju dan es, sedangkan 1% lainnya sebagai besar air tanah itu yg umumnya digunakan untuk mandi dll, dan sisanya kurang dari 0,1% sebagai air permukaan (sungai dan danau), yg berada di biosfer dan atmosfer (sumber Wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Air).
Mantap, Nelayan Terima Dana Hibah
PALU-Nelayan di Sulawesi Tengah pada 2013 mendapat kucuran dana hibah Rp15,4 miliar dari Kementerian Klelautan dan Perikanan untuk membiayai program nasional, peningkatan kehidupan nelayan (PKN) melalui proyek Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP).
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng Hasanuddin Atjo mengemukakan di Palu Kamis, dana itu akan disalurkan kepada 154 kelompok usaha bersama (KUB) nelayan masing-masing senilai Rp100 juta.
Illegal Fishing
Sumber info: KKP
Kegiatan perikanan tangkap dunia terus mengalami peningkatan sangat pesat. Akibatnya, gejala overfishing di beberapa bagian perairan dunia mulai terlihat. Fenomena ini juga diikuti dengan meningkatnya praktek Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing yang mengancam kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya. Kondisi ini mendorong negara-negara anggota Food and Agriculture Organization (FAO) merumuskan acuan yang dapat diterapkan oleh negara-negara di dunia tentang
25 dinas kelautan dan Perikanan Siap Menjadi minapolitan

Minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan dengan prinsip-prinsip, integrasi, efisiensi, kualitas, dan akselerasi.
Oleh karena itu. sebagai program lima tahun kedepan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membangun kawasan minapolitan (kawasan produksi kelautan dan perikanan yang terintegrasi) di 28 kabupaten sebagai pilot project untuk meningkatkan produksi perikanan di Indonesia."Pada tahap awal akan dibangun di 28 kabupaten, dan nanti apabila proyek itu berhasil, pembangunannya akan diperluas ke daerah-daerah lainnya di seluruh Indonesia." kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad pada Seminar "Membangun Minapolitan Berbasis Masyarakat" di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), di Bogor, kemarin.
Kabar Gembira Buat Nelayan Dan Pembudi daya Ikan
SURABAYA, Jaringnews.com - Program sertifikasi akan memberi multiplier effect terhadap peningkatan produksi. Perbankan nasional tidak memilah-milah jenis perikanan budidaya terkait dengan akses pembiayaan melalui sertifikasi Hak Atas Tanah (HAT). Sebaliknya komoditas perikanan budidaya disesuaikan jenis usaha budidaya, sehingga ada penetapan ceiling atau plafon kredit. Misalkan untuk budidaya udang, ceiling-nya ditentukan Rp 500 juta per petak kolam (tambak) ukuran 1 – 2 hektar.
Kredit untuk budidaya, selain dari pihak perbankan, pemerintah pusat juga menyediakan fasilitas KUR (kredit usaha rakyat). Selain itu, fasilitas lainnya yaitu Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE). Nilai KUR mencapai Rp 20 – 30 juta per orang.
Siapkan Bantuan Solar Untuk Nelayan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kementerian terkait untuk mencukupi kebutuhan nelayan khususnya bahan bakar. SBY juga minta dilakukan pengerukan alur sungai menuju laut untuk kemudahan transportasi bagi para nelayan.
"Pak Wamen PU, tolong dikeruk, Pertamina siapkan SPBN untuk solarnya," kata Presiden saat meninjau Desa Nelayan di Desa Nelayan Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, seperti dikutip dari Antara, Selasa (16/2).
Tega, Bantuan Nelayan di Potong 40 juta
SEMARANG, KOMPAS.com - Nasib nelayan tradisional di Jawa Tengah, juga umumnya daerah pesisir Indonesia makin miskin setelah mereka ternyata tidak dapat mengakses bantuan program nelayan dari pemerintah.
"Para nelayan tradisional tidak bisa mengakses program pemerintah karena mereka kalah dengan kelompok-kelompok bentukan nelayan instans bentuk oknum-oknum dinas kelautan maupun oknum anggota legisatif," kata aktivis nelayan dari Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Abdul Halim, pada diskusi nelayan makin marginal di Semarang, Jawa Tengah, Senin (29/4/2013).
Potensi Perikanan dan Kelautan Indonesia Masih Besar
IMQ, Jakarta — Sebagai negara maritim, Indonesia belum mampu mendayagunakan sumber daya laut secara optimal dan tantangan yang datang dari kelautan bukan hanya tantangan terhadap pemerintah, tetapi harus dihadapi oleh dunia usaha.
“Indonesia harus lebih memanfaatkan potensi sektor kelautan yang ada, jangan biarkan nilai potensi yang mencapai Rp20 triliun hilang begitu saja,” kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Perikanan dan Kelautan, Yugi Prayanto di Jakarta, Selasa (15/1).
“Indonesia harus lebih memanfaatkan potensi sektor kelautan yang ada, jangan biarkan nilai potensi yang mencapai Rp20 triliun hilang begitu saja,” kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Perikanan dan Kelautan, Yugi Prayanto di Jakarta, Selasa (15/1).
Amazing, Alat Canggih Deteksi Produktivitas Gurame
Super gurami
Gambar ini hanya untuk hiburan saja mas
Gambar ini hanya untuk hiburan saja mas
Belum lama ini telah ditemukan sebuah Inovasi Teknologi baru untuk ikan Gurami berupa Deteksi produktifitas Gurami melalui suara. Inovasi seperti ini baru ditemukam oleh Tim mahasiswa Departemen ilmu dan teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan ilmu kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam hal budidaya Ikan Gurami. Inovasi Teknologi yang ditemukannya Yakni teknologi untuk mengetahui tingkat produktivitas ikan gurame hanya berdasarkan suara yang dihasilkan. Hal ini dinilai jauh lebih praktis dibandingkan cara lama, yakni membedah gonad ikan untuk diteliti melalui mikroskop.
Salah satu anggota tim, I Gede Mahendra Wijaya menjelaskan, penelitian itu dilakukan dengan menggunakan metode Bioakustik, yakni metode yang biasa digunakan untuk melihat pola dan karakter suara mamalia laut secara umum. Dan dalam penelitian ini ia berserta anggota tim lainnya, Dhaniyanto Mayrendra Rasyid, dan I Made Teguh Wirayudha mengkaitkan metode ini dengan produktivitas pada ikan gurame. Menurut dia, hal ini baru yang pertama kalinya dilakukan di Indonesia. Sementara itu, untuk melakukan perekaman suara I Gede Mahardika dan tim menggunakan alat bantu hydrophone.
Penelitian ini didasarkan pemikiran bahwa perlunya satu metode yang mampu dikembangkan untuk mengetahui mutu indukan ikan gurame yang efektif dan efisien tanpa menyentuh ikan itu sendiri. Sebab, katanya, saat ini penyeleksian indukan ikan umumnya dengan cara membedah ikan untuk menganalisis tingkat kematangan gonad (TKG). Hal tersebut dinilai kurang efektif, selain dapat melukai ikan juga memakan waktu yang lama.
“Metode yang kami lakukan hanya dengan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh ikan dalam beberapa tahap. Kemudian, suara yang sudah terekam dianalisis untuk mendapatkan karakteristiknya (frekuensi dan intensitas suara). Karakteristik suara dari masing-masing indukan ikan tersebut kemudian dibandingkan dengan jumlah telur yang dihasilkannya,” paparnya.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan ikan yang memiliki produktivitas tinggi memiliki rentang frekuensi dan intensitas yang lebih sempit, yaitu 2.952 Hz dan rentang intensitas 19 dB, dibandingkan dengan ikan yang memiliki produktivitas yang lebih rendah dengan rentang frekuensi maupun intensitas yang lebih lebar yaitu 5.062 hz dan rentang intensitas 30 dB. Saat ini, katanya, penelitian tersebut masih terus dilanjutkan untuk mendapatkan data yang lebih maksimal.
“Teknologi ini diharapkan mampu memberi solusi bagi pembudidaya ikan gurame agar dapat dengan cepat dan mudah melakukan penyortiran indukan gurame yang unggul tanpa harus menyakiti induk ikan. Dengan sortiran tepat indukan yang produktif dapat membantu peningkatan petani dalam budi daya ikan gurame,” katanya.
Demikian postingan ini disajikan sebagai informasi atau infomedia ini semoga ada manfaaynya
Sumber: ANTARA
Industrialisasi Perikanan Harus Atasi Dulu Masalah Mendasar
Tajuk.co, BOGOR — Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkap Ikan (KAPI) Kementerian Kelautan dan Perikanan telah membuat pemetaan karakteristik habitat, dimana penetapan daerah penangkapan ikan (fishing ground) harus dibedakan dari daerah aktivitas ikan lainnya.
Aktivitas yang dimaksud yakni spawning ground (tempat beranak), nursery ground (daerah pengasuhan), feeding ground (daerah mencari pakan). Namun para peneliti kerap menemukan aktivitas penangkapan ikan yang tak kenal aturan.
Mengenal Media Penyuluhan Perikanan
Penyuluh Perikanan._Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya, bahwa Penyuluhan perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Banjir Ikan Asing, Karantina Sibuk Mengawasi
TEMPO.CO.ID, Jakarta - Kementerian Perikanan dan Kelautan akan memperketat karantina ikan untuk menghambat aliran spesies asing di perairan Indonesia. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, fenomena invasi spesies asing atau Invasive Alien Species/ IAS mulai merusak ekosistem, habitat, dan keanekaragaman hayati asli Indonesia. "Dampaknya sangat buruk bagi ekosistem laut nasional," kata dia dalam seminar internasional mengenai ancaman ikan asing di kantornya, Rabu 17 April 2013.
Keunikan Ikan Batak Inilah Yang Membuat Kita Penasaran

Kekurang tahuan itu ternyata mengakibatkan penamaan Ikan Batak secara umum di dunia ikan di Indonesia berbeda dengan Ikan Batak yang dimaksud oleh orang Batak kebanyakan. Dari kalangan yang banyak berkecimpung dibidang perikanan terutama ikan air tawar baik
dari instansi pemerintahan maupun perorangan dalam bentuk upaya pembibitan dan pembesaran mengenal Ikan Batak adalah dari genus ‘Tor’, sementara orang Batak sendiri kebanyakan mengenal Ikan Batak yang disebut ‘ihan’ adalah dari genus Neolissochilus yang memang ikan endemik di Tanah Batak yang sudah terancam punah dan masuk dalam Red List Status di IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) dengan kode Ref.57073 sejak tahun 1996.
Ikan Batak yang dikenal secara umum di dunia perikanan dari genus Tor, memang tampilannya mirip dengan ‘ihan’ genus Neolissochilus, dan memang berasal dari keturunan yang sama yaitu Family Cyprinidae. Kalau yang dimaksud adalah dari jenis genus Tor maka jenis ikan ini masih banyak dijumpai di berbagai habitat aslinya di Indonesia seperti di Tanah Batak (Sumatra Utara), Sumatra Barat, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dan mungkin masih banyak ditemukan di daerah lainnya. Jadi pada dasarnya jenis ikan ini belum menjadi ikan yang terancam punah.

Ikan Batak Penyandang Mitos
Ikan Batak yang aslinya disebut sebagai Ihan dari genus Neolissochilus memang dimitoskan sebagai makanan para raja-raja dijaman dahulu. Disamping itu Ihan merupakan penganan sesembahan kepada Tuhan (upa-upa) yang diberikan kepada seseorang oleh Hula-hula atau hierarchi clan marga yang lebih tinggi (dalam falsafah kekerabatan Dalihan Natolu) dengan harapan pemberian makanan itu mendapat berkat dari Tuhan berupa kesehatan dan panjang umur, mendapat banyak keturunan, dam mudah rezeki di harta. Dalam prosesi adat perkawinan, penganan ini juga diberikan kepada pihak boru (hierarchi marga yang lebih rendah) sebagai balasan pemberian makanan yang enak berupa suguhan makanan (tudu-tudu sipanganon) yang bermakna sama mendapat berkat dari Tuhan.
Tatalaksana pemberian makanan ikan seperti ini masih berlangsung sampai sekarang namun sudah menuju degradasinya karena tidak ditemukan lagi jenis Ihan di Tanah Batak (punah). Sebagai pengganti maka jenis ikan Mahseer dari genus Tor (Dekke Jurung-jurung) merupakan pengganti penganan yang dimaksud. Ternyata jenis inipun mulai langka ditemukan di Tanah Batak dan digantikan menjadi ikan mas dari genus Cyprinus. Jenis ikan mas sebagai pengganti penganan adat tersebut adalah dari spesies Cyprinus carpio yang berwarna kuning kemerahan. Jenis ikan mas yang berwarna kuning kemerahan ini kurang diminati oleh masyarakat di Pulau Jawa sehingga masyarakat Batak yang berada di Jawa ini terpaksa menggunakan ikan mas berwarna hitam sehingga penganan tersebut kurang ceria tampilannya dan terlihat kusam warnanya.
sumber: Blog Penyuluhan Perikanan
PENYEBAB KEMUNDURAN MUTU IKAN
KEMUNDURAN MUTU IKAN - Ikan adalah suatu bahan makanan yang sangat mudah membusuk (perishable food)sesaat setelah ikan tertangkap, ikan akan segera mati, dan akan mengalami perubahan-perubahan / kerusakan – kerusakan yang mengakibatkan pembusukan.
A. Penyebab Ikan Membusuk
Istilah pembusukan meliputi 2 (dua) macam perubahan yang terjadi pada ikan yaitu :
>
|
Hilangnya secara perlahan-lahan ciri / karakter ikan segar yang diinginkan.
| |
>
|
Timbulnya bau yang tidak diinginkan dan rupa maupun tekstur menjadi jelek / tidak menarik.
|
Secara umum kerusakan – kerusakan ikan dapat digolongkan menjadi :
Kerusakan biologis
Kerusakan enzimatis |
:
: |
disebabkan oleh bakteri, jamur, ragi dan serangga;
disebabkan oleh adanya reaksi kimia (oksigen) misalnya ketengikan (rancidity) yang diakibatkan oleh oksidasi lemak; |
Kerusakan Fisik
|
:
|
disebabkan oleh kecerobohan dalam handling / processing, misalnya luka-luka memar pada ikan, patah, kering, dan sebagainya.
|
Diantara kerusakan tersebut, penyebab utama pembusukan ikan, adalah enzim dan bakteri.
Enzim
|
:
|
Suatu substansi organik yang terdapat didalam tubuh ikan yaitu didalam daging ikan dan isi perut, terutama pada alat-alat pencernaan. Pada waktu ikan masih hidup enzim berfungsi sebagai katalis-biologi yang membantu proses pencernaan makanan. Setelah ikan mati, enzim tersebut akan berbuat sebaliknya yaitu daging ikan yang dicerna.
|
Bakteri
|
:
|
Merupakan jasad renik (mikroba) yang hanya dapat dilihat dengan microscope. Pada ikan, bakteri terdapat pada bagian kulit (lender), insang dan pada makanan didalam perutnya. Selama ikan masih hidup, bakteri tidak berpengaruh buruk terhadap ikan. Setelah ikan mati, maka bakteri segera meningkatkan aktifitasnya untuk perkembangan dan menyerang tubuh.
|
B. Tahap – Tahap Pembusukan
Proses pembusukan ikan berjalan melalui berapa tahap :
Hyperaemia
|
→
|
Terlepasnya lender dari kelenjar-kelenjarnya didalam kulit, membentuk lapisan bening yang tebal disekeliling tubuh ikan.
|
Rigor Mortis
|
→
|
Mengejangnya tubuh ikan setelah mati (rigor = kaku; mortis = mati; rigor mortis keadaan kaku setelah mati). Hal ini disebabkan karena otot-otot yang berkontraksi akibat reaksi-reaksi kimia yang dipengaruhi oleh enzim.
|
Autolysis
|
→
|
Melemasnya kembali tubuh ikan setelah mengalami rigor. Daging menjadi lembek karena kegiatan enzim meningkat. Penguraian daging ikan oleh enzim menghasilkan bahan yang merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri. Bakteri sudah mulai merusak ikan dengan mengurangi protein daging.
|
Bacterial Decomposition
|
→
|
Pada tahapan ini bakteri telah terdapat dalam jumlah yang sangat banyak akibat perkembangbiakan yang sangat banyak terjadi fase-fase sebelaumnya. Aksi bakteri itu dimulai pada saat hamper bersamaan dengan tahap autolysis, kemudian berjalan sejajar. Bakteri merusak ikan lebih parah dari kerusakan yang diakibatkan oleh enzim.
|
C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Pembusukan Ikan
Dalam setiap operasi penangkapan, ikan yang tertangkap harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya, karena perlakuan ini merupakan langkah pertama yang sangat menentukan mutu ikan dalam proses berikutnya. Ikan yang ditangkap akan segera membusuk, kecepatan pembusukan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
Dalam setiap operasi penangkapan, ikan yang tertangkap harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya, karena perlakuan ini merupakan langkah pertama yang sangat menentukan mutu ikan dalam proses berikutnya. Ikan yang ditangkap akan segera membusuk, kecepatan pembusukan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
a. Cara penangkapan
Ikan tertangkap dengan payang, pole and line, dan trawl akan lebih baik keadaannya bila dibandingkan dengan ditangkap dengan gill net, long line, dan sebagainya.
b. Reaksi ikan menghadapi kematian
Ikan yang keras menghabiskan banyak tenaganya dalam menghadapi kematiannya, lebih cepat busuk daripada ikan yang mati dengan tenang atau cepat.
c. Jenis dan ukuran ikan
Kecepatan pembusukan berbeda pada setiap jenis ikan, karena perbedaan komposisi kimianya; Ikan yang berukuran kecil cepat membusuk dari pada ikan yang berukuran besar.
d. Keadaan fisik sebelum ditangkap
Ikan yang sangat kenyang akan makanan saat ditangkap, perut dan dinding perutnya segera diurai oleh enzim isi perut dan akan mengakibatkan perubahan warna; Ikan yang kondisi fisiknya lemah, misalnya ikan yang sakit, lapar atau habis bertelur, akan lebih cepat membusuk.
e. Keadaan cuaca
Udara yang panas, suhu air tinggi, laut yang banyak gelombang, akan mempercepat proses pembusukan.
f. Cara penanganan dan penyimpanan
Jika ikan dalam keadaan rigor diperlakukan dengan kasar, misalnya ditumpuk terlalu banyak, terlempar, dan sebagainya, proses pembusukannya akan berlangsung lebih cepat. Pembusukan dapat dicegah atau diperlambat jika ikan disiangi dan disimpan pada suhu yang cukup rendah
D. Prinsip Mencegah Pembusukan Ikan
Kita telah mengetahui bahwa pembusukan ikan terutama disebabkan oleh enzim dan bakteri. Oleh karena itu untuk mencegah pembusukan, akan sangat efektif bila kedua penyebab utama itu disingkirkan dar ikan, dibunuh, dan dicegah kedatangan penyebab lain yang berasal dari luar. Pembusukan itu sendiri bagaimana pun tidak dapat dicegah atau dihindari. Sampai saat ini manusia baru berhasil untuk memperlambat atau menunda proses pembusukan itu.
Kita telah mengetahui bahwa pembusukan ikan terutama disebabkan oleh enzim dan bakteri. Oleh karena itu untuk mencegah pembusukan, akan sangat efektif bila kedua penyebab utama itu disingkirkan dar ikan, dibunuh, dan dicegah kedatangan penyebab lain yang berasal dari luar. Pembusukan itu sendiri bagaimana pun tidak dapat dicegah atau dihindari. Sampai saat ini manusia baru berhasil untuk memperlambat atau menunda proses pembusukan itu.
E. Usaha Mencegah Pembusukan Ikan
Usaha terbaik yang dapat dilakukan untuk mempertahankan mutu ikan terhadap pembusukan adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi sebanyak mungkin jumlah enzim dan bakteri pada tubuh ikan
Bakteri terdapat pada bagian kulit dan terutama sekali pada insang dan isi perutnya sedangkan enzim pada daging dan sebagian besar pada perutnya. Jika setelah ditangkap dibuang isi perutnya dan insangnya serta kemudian dicuci bersih, dihilangkan lendir-lendirnya maka berarti sebagian besar bakteri dan enzim telah dibuang.
Bakteri terdapat pada bagian kulit dan terutama sekali pada insang dan isi perutnya sedangkan enzim pada daging dan sebagian besar pada perutnya. Jika setelah ditangkap dibuang isi perutnya dan insangnya serta kemudian dicuci bersih, dihilangkan lendir-lendirnya maka berarti sebagian besar bakteri dan enzim telah dibuang.
b. Membunuh sisa-sisa bakteri dan enzim atau sekurang-kurangnya menghambat kegiatannya
Bakteri yang tertinggal pada ikan dapat diperangi dengan berbagai cara yang pada dasarnya dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori :
Bakteri yang tertinggal pada ikan dapat diperangi dengan berbagai cara yang pada dasarnya dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori :
· Penggunaan suhu rendah;
· Penggunaan suhu tinggi;
· Pengeringan (dehidrasi);
· Penggunaan zat-zat anti septic;
· Penyinaran atau irradiasi.
Untuk dapat hidup lebih baik, bakteri memerlukan suhu tertentu, tergantung dari jenisnya. Ada tiga macam bakteri berdasarkan pertahanannya terhadap suhu seperti pada table berikut :
Untuk dapat hidup lebih baik, bakteri memerlukan suhu tertentu, tergantung dari jenisnya. Ada tiga macam bakteri berdasarkan pertahanannya terhadap suhu seperti pada table berikut :
Jenis Bakteri
|
Suhu Minimum
|
Suhu Optimum
|
Suhu Maksimum
|
Thermophylic
|
25 – 45 ⁰ C
|
50 – 55 ⁰ C
|
60 – 80 ⁰ C
|
Mesophylic
|
5 – 25 ⁰ C
|
25 – 37 ⁰ C
|
43 ⁰ C
|
Psychropylic
|
0 ⁰ C
|
14 – 20 ⁰ C
|
30 ⁰ C
|
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan bakteri akan mati atau sekurang-kurangnya akan berhenti kegiatannya bila suhu ikan diturunkan sampai dibawah 0 ⁰ C atau dinaikan sampai diatas 100 ⁰ . Penggunaan suhu rendah kita lakukan dengan menggunakan es atau dengan cara pendinginan lainnya.
Sedangkan suhu tinggi dipakai misalnya dalam pengalengan atau pemindangan. Ikan asin, ikan asap, ikan asam, dan sebagainya akan lebih awet jika disimpan pada suhu rendah.
Air merupakan kebutuhan yang pokok bagi pertumbuhan bakteri. Bakteri selalu menyerap makanannya dalam bentuk larutan, dan untuk itu diperlukan air. Jadi dalam keadaan kering, bakteri tidak akan dapat makan sehingga akan mati. Atas dasar inilah maka ikan dapat diawetkan dengan mengurangi kadar airnya, yaitu dengan cara :
· Pengeringan dengan udara (drying);
· Penggunaan Garam (osmose);
· Pemasakan (perebusan, pengukusan, dan pengetiman);
· Pengeringan dengan pembekuan pada ruang hampa (vacuum freeze drying).
Beberapa zat kimia seperti asam cuka, klor (kaporit), Aureonmycin, asam benzoate, natrium benzoate, dll, sangat efektif dipakai untuk membunuh kuman bakteri dan menghentikan enzim. Zat-zat tersebut dapat dipakai untuk mengawetkan ikan dalam batas-batas tertentu.
Irradiasi adalah penyinaran ikan dengan sinar-sinar tertentu, misalnya sinar Cobalt-60 yang sangat efektif untuk mematikan bakteri dan menahan kerja enzim.
Beberapa zat kimia seperti asam cuka, klor (kaporit), Aureonmycin, asam benzoate, natrium benzoate, dll, sangat efektif dipakai untuk membunuh kuman bakteri dan menghentikan enzim. Zat-zat tersebut dapat dipakai untuk mengawetkan ikan dalam batas-batas tertentu.
Irradiasi adalah penyinaran ikan dengan sinar-sinar tertentu, misalnya sinar Cobalt-60 yang sangat efektif untuk mematikan bakteri dan menahan kerja enzim.
c. Melindungi ikan terhadap kontaminasi bakteri dari luar
Pengawetan tidak akan banyak berarti jika ikan yang telah diawetkan tidak dilindungi dari penyebab kerusakan baru yang dating dari luar ikan. Kerusakan ini bermacam-macam pada ikan olahan dan hasil olahannya, antara lain :
Pengawetan tidak akan banyak berarti jika ikan yang telah diawetkan tidak dilindungi dari penyebab kerusakan baru yang dating dari luar ikan. Kerusakan ini bermacam-macam pada ikan olahan dan hasil olahannya, antara lain :
· Pembusukan akibat pencemaran bakteri dari air, pembungkus, dari ikan lain, dan sebagainya;
· Oksidasi lemak yang menimbulkan bau tengik;
· Kerusakan-kerusakan fisik karena serangga, jamur, kecerobohan dalam penanganan, dan sebagainya.
Untuk melindungi ikan terhadap kerusakan-kerusakan ini kita harus menyelenggarakan sanitasi dan higienis yang baik dalam proses penanganan, melakukan pembungkusan / pengepakan yang baik, serta usaha-usaha proteksi yang lain.
Untuk melindungi ikan terhadap kerusakan-kerusakan ini kita harus menyelenggarakan sanitasi dan higienis yang baik dalam proses penanganan, melakukan pembungkusan / pengepakan yang baik, serta usaha-usaha proteksi yang lain.
Subscribe to:
Posts (Atom)